Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/107099
Title: Peranan Pemimpin Lokal dalam Difusi Ternak Kelinci Unggul di Desa Kutayasa Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah
Authors: Jahi, Amri
A.K Simanjuntak
Riyanto, Sutisna
Issue Date: 1984
Publisher: IPB University
Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menentukan siapa pemimpin-pemimpm masyarakat Desa Kutayasa yang mempengaruhi proses difusi ternak kelinci unggul disana. (2) mengidentifikasikan karakteristik pemimpin-pemimpin masyarakat desa Kutayasa, (3) menentukan persepsi pemimpin-pemimpin masyarakat desa Kutayasa tentang ternak kelinci unggul (4) menentukan peranan pemimpin-pemimpin masyarakat desa Kutayasa dalam difusi ternak kelinci unggul, dan (5) menentkan tingkat pelibatan pemimpin-pemimpin masyarakat desa Kutayasa dalam penyusunan dan pengembangan program pendifusian ternak kelinci ungg)ll yang tengah berlangsung disana. Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah suatu survey yang bersifat deskriptif korelasional dengan variabel pengaruhnya karakteristik pemimpin-pemimpin masyarakat desa Kutayasa, persepsi mereka tentang ternak kelinci unggul, perilaku komunikasi mereka, dan tingkat partisipasi sosial mereka, serta variabel terpengaruhnya peranan mereka dalam difusi ternak kelinci unggul. Pengumpulan data dilakukan selama satu bulan mulai tanggal 20 Agustus 1984 sampai tanggal 20 September 1984 dengan menggunakan kuesioner. Empat puluh tujuh orang pemimpin masyarakat desa Kutayasa diambil secara sensus sebagai responden dalam penelitian ini, yang terdiri dari 28 orang pemimpin formal dan 19 orang pemimpin tidak formal yang ditentukan dengan penyelusuran sosiometris. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi karakteristik pemimpin-pemimpin masyarakat desa Kutayasa, perilaku komunikasi mereka, tingkat partisipasi sosial, persepsi mereka tentang ternak kelinci unggul, serta peranan mereka dalam difusi ternak kelinci unggul. Karakteristik pemimpin masyarakat desa Kutayasa yang diukur ialah: (1) umur, (2) jenis kelamin, (3) tingkat pendidikan, (4) mata pencaharian utama, (5) tingkat pendapatan, (6) pemilikan ternak kelinci unggul, dan (7) pengalaman beternak kelinci. Data lain yang dikumpulkan ialah perilaku komunikasi pemimpin masyarakat desa Kutayasa dan tingkat partisipasi sosial mereka. Persepsi pemimpin masyarakat tentang ternak kelinci unggul diukur dengan menggunakan lima indikator yang meliputi: (1) keuntungan relatif kelinci unggul, (2) kompatabilitas kelinci unggul, (3) kompleksitas kelinci unggul, (4) trialabilitas kelinci unggul, dan (5) observabilitas kelinci unggul. Peranan pemimpin masyarakat dalam difusi ternak kelinci unggul diukur dengan melihat tingkat peranan mereka dalam lima bentuk kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan di fusi ternak kelinci unggul di desa Kutayasa. Kelima bentuk peranan tersebut ialah: (1) legitimasi, (2) difusi, (3) pengorganisasian dan perencanaan, (4) pelaksanaan, dan (5) monitoring/evaluasi. Analisa statistik yang digunakan dalam penelitian ini ialah prosedur korelasi Spearman, prosedur korelasi Kendall, dan prosedur korelasi Pearson. Dari penelaahan data yang dilakukan diketahui bahwa karakteristik pemimpin. masyarakat desa Kutayasa yang dominan ialah: (1) umur muda, (2) laki-laki, (3) pendidikan sekolah dasar, (4) bertani, (5) pendapatan, rendah, (6) memiliki/beternak kelinci unggul, dan (7) pengalaman beternak kelinci lima bulan. Jenjang persepsi pemimpin. masyarakat ten tang kelima ciri inovasi yang digunakan untuk mengukur persepsi mereka tentang ternak kelinci unggul berturut-turut dari paling tinggi sampai paling rendah ialah: (1) observabilitas kelinci unggul, (2) keuntungan relatif kelinci unggul, (3) kompatabilitas kelinci unggul, (4) trialabilitas kelinci unggul, dan (5) kompleksitas kelinci unggul. Seluruh pemimpin masyarakat setuju bahwa kelinci unggul menguntungkan, sesuai dengan tata-nilai mereka, mudah dicoba dalam skala kecil, mudah dilihat hasilnya, dan mudah belajar menternakkannya ataupun mengelola peternakannya. Pemimpin masyarakat tidak formal menilai lebih tinggi kelima ciri inovasi tersebut dibandingkan pemimpin masyarakat formal. Jenjang peranan pemimpin masyarakat dalam kelima bentuk peranan yang ada berturut-turut dari yang paling tinggi sampai paling rendah ialah: (1) legitimasi, (2) fusi, (3) monitoring evaluasi, (4) pelaksanaan, dan (5) perencanaan. Secara keseluruhan tingkat peranan pemimpin masyarakat dalam difusi ternak kelinci unggul ialah moderat. Pemimpin masyarakat tidak formal memperlihatkan tingkat peranan yang lebih tinggi dibandingkan pemimpin syarakat formal. Karakteristik pemimpin masyarakat desa Kutayasa yang mempunyai hubungan dengan peranan mereka dalam difusi kelinci unggul ialah: (1) tingkat pendapatan, (2) pemilikan ternak kelinci unggul, (3) tingkat pendidikan, (4) mata pencaharian utama. Persepsi responden tentang ternak kelinci unggul menunjukkan. derajat hubungan yang rendah dengan peranan mereka dalam difusi ternak kelinci unggul. Derajat hubungan. demikian juga ditunjukkan oleh hubungan antara perilaku komunikasi pemimpin masyarakat dan peranan mereka dalam difusi ternak kelinci unggul, serta hubungan tingkat partisipasi sosial pemimpin masyarakat dengan peranan, mereka dalam difusi ternak kelinci unggul.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/107099
Appears in Collections:UT - Animal Production Science and Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover2.69 MBAdobe PDFView/Open
Fullteks.pdf
  Restricted Access
Fullteks48.26 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran5.24 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.