Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106825
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorIrawan, Tony-
dc.contributor.advisorIndrawan, Dikky-
dc.contributor.authorSucika Pratama, Ray Agung-
dc.date.accessioned2021-05-24T01:28:36Z-
dc.date.available2021-05-24T01:28:36Z-
dc.date.issued2021-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106825-
dc.description.abstractSejak tahun 2014 pemerintah memiliki fokus dalam pembangunan infrastruktur yang tertuang dalam sembilan program prioritas pembangunan nasional (Nawacita) dan RPJMN tahun 2015-2019. Upaya ini terealisasi melalui kebijakan penambahan anggaran infrastruktur sejak tahun 2015. Tercapainya pembangunan infrastruktur tentunya melibatkan peran penting industri jasa konstruksi yang memiliki posisi strategis dalam sistem ekonomi nasional. Namun di lain sisi, laba perusahaan di sub sektor building construction justru mengalami penurunan, khususnya swasta. Hal ini dinilai dapat memperlambat pemerataan ekonomi nasional. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi kinerja keuangan perusahaan sub sektor building construction milik swasta di Indonesia pada periode sebelum dan setelah sektor infrastruktur menjadi fokus pembangunan; (2) mengidentifikasi kinerja keuangan perusahaan sub sektor building construction milik BUMN di Indonesia pada periode sebelum dan setelah sektor infrastruktur menjadi fokus pembangunan; (3) mengetahui pengaruh prioritas pembangunan pemerintah pada sektor infrastruktur terhadap profitabilitas perusahaan sub sektor building construction. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan sub sektor building construction milik BUMN dan swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode yang diamati yaitu periode sebelum sektor infrastruktur menjadi fokus pembangunan (2011-2014) dan setelah sektor infrastruktur menjadi fokus pembangunan (2015-2019). Metode yang digunakan yaitu berupa analisis komparatif dengan paired sample t-test digunakan untuk komparasi kinerja keuangan antara periode sebelum dan setelah sektor infrastruktur menjadi fokus pembangunan. Sedangkan analisis regresi data panel digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan sub sektor building construction. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada return on asset (ROA) dan total assets turnover (TATO) antara periode sebelum dan setelah infrastruktur menjadi fokus pembangunan. Terdapat fenomena dimana setelah infrastruktur menjadi prioritas pembangunan, perusahaan building construction swasta mengalami penurunan profitabilitas. Setelah infrastruktur menjadi prioritas pembangunan, perusahaan BUMN juga mengalami penurunan profitabilitas, namun tidak sedrastis perusahaan swasta. Pada perusahaan BUMN perbedaan signifikan terjadi pada debt to equity ratio (DER) dan total assets turnover (TATO). Hasil data panel menunjukkan bahwa anggaran infrastruktur berdampak negatif terhadap profitabilitas perusahaan sub sektor building construction periode 2011-2019. Peningkatan anggaran dan proyek infrastruktur menyebabkan perusahaan sub sektor building construction untuk mendapatkan sumber pendanaan dari pihak ketiga, yang menimbulkan besarnya beban pinjaman. Penelitian ini memiliki implikasi penting kepada perusahaan dan pemerintah. Dalam jangka pendek, perusahaan sub sektor building construction dapat: (a) melakukan antisipasi risiko pembayaran melalui pemilihan klien, memastikan materi isi kontrak yang aman; (b) melakukan negosiasi “slow-down” pelaksanaan pembangunan proyek; (c) mengurangi jumlah hutang; (d) pengelolaan komposisi porsi hutang; (e) optimalisasi penggunaan modal kerja dalam menghasilkan pendapatan; dan (f) optimalisasi penggunaan aset dalam menghasilkan keuntungan. Untuk jangka menengah, perusahaan dapat melakukan investasi dalam bentuk deposito, saham, obligasi dan reksadana untuk mengurangi risiko inflasi. Sedangkan dalam jangka panjang, perusahaan dapat lebih selektif dalam pemilihan portfolio proyek, baik dari jangka waktu, kebutuhan biaya, dan kualitas proyek. Perusahaan juga dapat meningkatkan pendapatan dari kegiatan operasional selain jasa konstruksi, seperti EPC (Engineering, Procurement and Construction) yang dapat menghasilkan recurring income. Pemerintah dapat menyesuaikan kebijakan terkait proses pelelangan proyek infrastruktur dan mempertajam strategi pendanaan infrastruktur.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKinerja Keuangan Sub Sektor Building Construction Sebelum dan Setelah Prioritas Infrastrukturid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkeuanganid
dc.subject.keywordkinerjaid
dc.subject.keywordkonstruksiid
dc.subject.keywordprofitabilitasid
dc.subject.keywordROAid
dc.subject.keywordconstructionid
dc.subject.keywordfinancialid
dc.subject.keywordperformanceid
dc.subject.keywordprofitabilityid
dc.subject.keywordROAid
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover,Lembar Pernyataan,Abstrak,Lembar Pengesahan,Prakata, dan Daftar Isi.pdf
  Restricted Access
Cover638.92 kBAdobe PDFView/Open
K15190050_RAY AGUNG SUCIKA PRATAMA.pdf
  Restricted Access
Fullteks1.48 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran392.9 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.