Keanekaragaman Spesies, Distribusi, dan Tingkat Serangan Tikus pada Perkebunan Kelapa Sawit di Sulawesi Barat dan Tengah.

Abstract

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peran penting dalam perekonomian Indonesia. Indonesia merupakan produsen dan eksportir kelapa sawit terbesar di dunia dengan produksi dari tahun 2014 - 2019 rata -rata mencapai 36,5 juta ton dan nilai ekspornya mampu menyuplai 55,78 % konsumsi global. Produksi minyak sawit sangat tergantung pada produksi tandan buah segar (TBS). Salah satu faktor pembatas produksi adalah serangan tikus yang mampu menurunkan produksi hingga 5 – 10 % dari total produksi. Tikus merupakan satwa liar yang menjadi hama penting bagi manusia, baik di lingkungan pertanian dan permukiman. Tikus dapat merusak tanaman pada berbagai stadia pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies tikus yang berada di perkebunan kelapa sawit, memperoleh intensitas dan luas serangan hama tikus, melihat distribusi dan estimasi populasi tikus, melihat hubungan antara tingkat serangan dan populasi tikus serta mengetahui informasi mengenai pengendalian tikus di lapangan. Penelitian dilaksanakan di Perkebunan Kelapa Sawit di Desa Mertasari, Kecamatan Pedongga, Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat dan Desa Towiora, Kecamatan Rio Pakava, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Uji preferensi makan tikus dilakukan untuk mengetahui jumlah konsumsi tikus harian dan tingkat kematangan buah sawit yang disukai oleh tikus yang terdiri dari buah mentah, setengah matang, dan buah matang yang diberikan 10% dari bobot tikusnya. Setiap blok lahan OC dan OH digunakan tiga blok yaitu diamati tanaman menghasilkan (TM), kemudian dihitung luas serangan dan keparahan serangan tikus, tikus yang terperangkap kemudian diidentifikasi spesiesnya dan dilakukan estimasi populasi tikus dari setiap blok. Setelah itu dihitung kehilangan hasil panen dalam CPO/ha/tahun, kemudian dilakukan wawancara dengan pengelola perkebunan untuk mengetahui informasi tentang cara pengendalian tikus di lapangan. Uji preferensi makan dilakukan dengan metode rancangan acak kelompok dengan 3 perlakuan diulang sebanyak 8 kali (ulangan). Uji lanjut dengan beda nyata jujur (Tukey) dengan taraf α = 5% menggunakan program SAS versi 9.3. Hasil perhitungan intensitas serangan tikus dianalisis deskriptif. Untuk membandingkan populasi tikus di kedua afdeling, rasio jenis kelamin, bobot tubuh, dan spesies tikus dianalisis menggunakan uji Mann Whitney, kemudian hubungan antara kerusakan dan populasi tikus dianalisis dengan regresi linier menggunakan Program Minitab 18. Tikus lebih menyukai buah matang dibandingkan buah mentah dan setengah matang. Buah matang mempunyai aroma yang khas, sehingga tikus tertarik mendatangi pakan tersebut. Terdapat empat spesies tikus yang terdapat di perkebunan kelapa sawit yaitu Rattus tiomanicus, R. tanezumi, Rattus sp, dan Maxomys hellwaldii, tetapi hanya dua yang menjadi spesies dominan yaitu R. tiomanicus dan R. tanezumi. Terdapat perbedaan sangat signifikan spesies R. tiomanicus dibandingkan dengan R. tanezumi. Populasi tikus terendah yaitu 12 ekor/ha dengan intensitas serangan 4.90 % dan populasi tertinggi 116 ekor/ha dengan intensitas serangan 15.00%. Seekor tikus dapat mengkonsumsi buah sawit rata-rata 8.03 g/hari yang menyebabkan kehilangan CPO 733 g/ekor/tahun. Pengelolaan tikus di perkebunan dilakukan pengendalian budidaya dengan memangkas pelepah kelapa sawit secara berkala, pengendalian mekanis dengan menggunakan perangkap tikus, pengendalian biologi dengan menggunakan burung serak (Tyto rosenbergii), dan pengendalian menggunakan biorodentisida berbahan aktif protozoa Sarcocystis singaporensis.

Oil palm is one of the plantation commodities that has an important role in the Indonesian economy. Indonesia is the largest producer and exporter of palm oil in the world, with production from 2014-2019 averaging 36.5 million tonnes, and its export value can supply 55.78% of global consumption. Palm oil production is highly dependent on the production of fresh fruit bunches (FFB). One of the limiting factors of production is the rats' attack, which can reduce production by 5 - 10%. Rats are wild animals that are important pests for humans, both in agriculture, plantations, and settlements. Rats can damage crops at various stages of plant growth. This study aims to determine the species of rats in oil palm plantations, to obtain the intensity and extent of rat pest attacks, to see the distribution and estimation of rat populations, to see the relationship between the level of attack and the rat population, and to find out information about rat control in the field. The research was conducted in oil palm plantations in Mertasari Village, Pedongga Subdistrict, Pasangkayu District, West Sulawesi Province and Towiora Village, Rio Pakava Subdistrict, Donggala District, Central Sulawesi Province. Consumption preference test was carried out to determine the amount of daily rat consumption and the level of oil palm fruit maturity preferred by the rats consisting of raw, under-ripe, and ripe fruit, which were given 10% of the weight the rat. Each block of land OC and OH used three blocks, namely observed plant yield, then calculated the area of attack and the severity of rats' attack, trapped rat then identified their species and calculated the estimated population of rats from each block. After that, the yield loss in CPO/ha /year was calculated, then interviews were conducted with plantation managers to find out information on how to control rats in the field. The eating preference test was carried out using a randomized block design method with three treatments and repeated eight times. Further tests with honest significant differences (Tukey Test) with a level of α = 5% using SAS Program version 9.3. The results of the calculation of the intensity of the rat attack were analyzed descriptively. To compare the rat population in the two groups, the ratio of sex, body weight, and rat species were analyzed using the Mann Whitney Test. The relationship between damage and the rat population was analyzed by linear regression using the Minitab 18 Program. This study showed that rats preferred ripe fruit to raw fruit, and half-ripe had a distinctive aroma so that the rats were attracted to the feed. There are four types of rat species found in oil palm plantations: R. tiomanicus, R. tanezumi, Rattus sp, and Maxomys hellwaldii, but only two are the dominant species, namely R. tiomanicus and R. tanezumi. There is a very significant difference between R. tiomanicus species and R. tanezumi. The lowest rat population was 12 heads/ha with 4.90% of attack intensity, and the highest population was 116 heads/ha with 15.00% of an attack intensity. An individual rat can consume an average of 8.03 g/day, which causes a loss of CPO 733 g/head/year. Management of rats in plantations is carried out by cultivation control by periodically trimming oil palm fronds, mechanical control using rat’s trap, biological control using barn owl (Tyto rosenbergii), and control using biorodenticide with the protozoa Sarcocystis singaporensis as an active ingredient