Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106709
Title: Peran Curah Hujan Dalam Penurunan Kejadian Dan Luas Kebakaran Hutan Di Taman Hutan Raya Raden Soerjo, Jawa Timur
Other Titles: The role of rainfall reduces and estimated forest fire in Tahura Raden Soerjo
Authors: Saharjo, Bambang Hero
Putra, Erianto Indra
Asyrowi, Hamam
Issue Date: 30-Mar-2021
Publisher: IPB University
Abstract: Taman Hutan Raya (Tahura) merupakan salah satu kawasan pelestarian alam (KPA) yang berfungsi sebagai pengawetan baik flora dan atau fauna. Tahura selain berfungsi sebagai pengawetan juga digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya dan pariwisata. Terdapat 22 Tahura di Indonesia dan yang terletak di Jawa Timur adalah Tahura Raden Soerjo (Tahura R. Soerjo). Kehadiran Tahura R. Soerjo berperan tidak hanya sebagai pengawetan flora dan fauna di dalamnya akan tetapi Tahura sebagai kawasan penyangga dan sumber air bersih untuk wilayah sekitarnya. Manfaat yang didapat dari kawasan Tahura tidak diiringi dengan adanya tindakan pencegahan kebakaran hutan. Kebakaran hutan di Tahura menjadi faktor gangguan hutan yang terjadi hampir setiap tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi luas kebakaran yang terjadi di tahun 2015 dan untuk mengetahui hubungan titik panas (hotspot) dan curah hujan. Hasil dari penelitian ini adalah sebaran titik panas (hotspot) ditemukan pada kawasan tahura mulai tahun 2011-2015. Penelitian ini dilaksanakan di Tahura R. Soerjo pada bulan Agustus 2019-Januari 2020. Data titik panas (hotspot) adalah informasi peningkatan suhu pada areal tertentu yang dideteksi oleh sensor MODIS atau VIIRS. Metode estimasi luas kebakaran secara visual adalah metode yang digunakan untuk menghitung luas area terbakar dengan menggabungkan data vektor menjadi sebuah poligon, Sedangkan metode dijital adalah metode estimasi luas kebakaran yang didasarkan penghitungan data raster yang berasal dari citra Lansat 8 OLI dengan memanfaatkan citra NBR pada kanal 5 dan kanal 7. Analisis hubungan curah hujan dan titik panas (hotspot) menggunakan regresi dengan menggunakan bantuan perangkat lunak R studio. Hasil penelitian ini menunjukan jumlah titik panas (hotspot) tertinggi ditemukan pada tahun 2015 dengan jumlah 68 titik dan terendah pada tahun 2013 dimana hanya ditemukan satu titik. Sebaran titik panas (hotspot) hanya muncul pada kawasan administratif Kab. Jombang, Kab. Mojokerto, Kab. Pasuruan, Kab. Malang dan Kota Batu, sedangkan di Kab. Kediri tidak ditemukan titik panas (hotspot). Estimasi luas kebakaran yang diperoleh dari masing-masing penghitungan baik dari perhitungan metode visual dan dijital yaitu 1502,781 ha dan 1266 ha. Hubungan curah hujan dan titik panas (hotspot) berkorelasi negatif yang berarti jika terjadi kenaikan satu nilai curah hujan maka akan terjadi penurunan sebesar satu titik panas (hotspot). Hasil korelasi negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat curah hujan, semakin rendah jumlah titik panas (hotspot). Model linier dari hubungan keduanya dapat digambarkan dengan y = 174.436 – 6.117x dengan nilai R2 9% dan P-value 0.0169.
Description: Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat, jika terdapat kesalahan penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Karya tulis ilmiah ini dipersembahkan untuk IPB University sebagai syarat memperoleh gelar magister dan secara pribadi saya persembahkan karya tulis ini kepada kolega, kerabat dan seluruh orang yang berkontribusi dalam penulisan karya ilmiah ini.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106709
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover_Hamam Asyrowi_E451170148.pdf
  Restricted Access
Cover1.02 MBAdobe PDFView/Open
Hamam Asyrowi_E451170148.pdf
  Restricted Access
Fullteks9.45 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran_Hamam Asyrowi_E451170148.pdf
  Restricted Access
Lampiran591.12 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.