Pengetahuan dan Sikap Karyawan Terhadap Keamanan Pangan Tempat Makan di Lingkungan Perkantoran DKI Jakarta

Abstract

Keamanan pangan merupakan salah satu aspek penting dalam perilaku konsumsi khususnya bagi para karyawan di kantor. Kurangnya pengetahuan dan juga kepedulian akan hal ini dapat membahayakan kesehatan konsumen dan dapat juga menjadi salah satu penyebab keracunan pangan. Para karyawan kantor yang umumnya memiliki tingkat edukasi dan penghasilan tinggi terkadang tidak semuanya menyadari kondisi keamanan pangan tempat makan di sekitar kantor mereka. Alasan keterbatasan pilihan menu, pilihan tempat makan, maupun waktu makan siang membuat karyawan kantor sembarang dalam memilih menu makan siang ataupun jajanan, yang dapat berakibat karyawan menjadi sakit akibat keracunan pangan, seperti diare dan hepatitis A. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menggambarkan tingkat pengetahuan dan sikap para karyawan terhadap keamanan pangan tempat makan di lingkungan perkantoran, (2) menentukan korelasi signifikansi hubungan antara karakteristik profil responden terhadap pengetahuan dan sikap karyawan terhadap keamanan pangan di tempat makan, (3) menentukan preferensi tempat makan siang karyawan di lingkungan perkantoran, (4) menentukan penilaian efektivitas media informasi sebagai sumber informasi keamanan pangan dan efektivitas peran pemerintah dalam pengawasan keamanan pangan di tempat makan serta edukasi keamanan pangan. Penelitian ini menggunakan metode pengisian kuesioner daring (online) terhadap 405 responden. Penentuan responden ditentukan secara purposive, dengan faktor inklusi adalah karyawan yang bekerja di wilayah provinsi DKI Jakarta. Analisis korelasi antar variabel menggunakan korelasi Spearman dan analisis lanjutan dengan analisis komponen utama. Karakteristik profil karyawan seperti usia, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan keamanan pangan dan sikap keamanan pangan di tempat makan. Mayoritas responden karyawan kantor (n=405) memiliki tingkat pengetahuan dan sikap keamanan pangan yang baik. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan tingkat pengetahuan keamanan pangan karyawan berkorelasi dengan tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan karyawan. Hasil uji korelasi Spearman juga menunjukkan faktor usia, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan berkorelasi terhadap sikap keamanan pangan di tempat makan. Karyawan kantor sebagian besar memilih kantin untuk tempat makan di kantor dan sebagian memilih warung makan serta restoran. Faktor rasa dan kualitas pangan menjadi pilihan utama mayoritas karyawan dalam memilih tempat makan diikuti oleh kebersihan tempat makan, harga dan kebersihan penjaja. Hasil analisis komponen utama (Principal Component Analysis/PCA) menunjukkan tingkat pengetahuan dan sikap keamanan pangan mempengaruhi alasan utama para karyawan dalam memilih tempat makan, frekuensi makan para karyawan di warung makan dan pedagang kaki lima. Media informasi yang dinilai cukup efektif untuk menyebarkan informasi mengenai keamanan pangan menurut karyawan antara lain adalah media sosial. Penyebaran informasi tentang keamanan pangan melalui media sosial perlu dioptimalkan pemerintah agar dapat memberikan informasi yang benar dan terpercaya. Masih perlunya ditingkatkan lagi untuk program pengawasan dari pemerintah terhadap keamanan pangan di tempat makan, dalam hal ini adalah peran dinas kesehatan kabupaten/kota. Peran pengawasan pemerintah ini juga perlu dukungan dari pengelola atau manajemen gedung bila tempat makan berada di dalam area perkantoran maupun dari karyawan kantor sebagai konsumen Kata kunci : keamanan pangan, pengetahuan keamanan pangan, sikap keamanan pangan, konsumen, karyawan

Food safety is an important aspect of consumption behavior, especially for employees in their office. Lack of food safety knowledge and awareness can endanger the health of consumers. The employees who generally have a high level of education and net income are sometimes not aware of the food safety conditions of the food stalls on their offices. The limited choices for lunch menu, choices of place to eat, and lunch time makes employees sometimes not concern for choose the lunch menu, which can result becoming sick due to food poisoning, such as diarrhea and hepatitis A. This study aims to (1) described the level of food safety knowledge and attitudes of employees, (2) determined the correlation and significances of the relationship between the characteristics of the respondent's profiles on food safety knowledge and food safety attitudes, (3) determined the preferences of employees' for lunch in the office, (4) determined the assessment of the effectiveness of media information for food safety education and the effectiveness of the government's role in supervising food safety at food stalls. This study used an online questionnaire method for 405 respondents. The respondents were determined purposively, with the inclusion factor being employees who work in the DKI Jakarta. Correlation analysis between the variables used Spearman correlation and continued with principal component analysis (PCA). Characteristic profiles of employees such as age, education level and income level were affected the level of food safety knowledge and attitudes. Most of office employee respondents (n = 405) have a good level of food safety knowledge and attitude. The results of the Spearman correlation test show that the level of food safety knowledge was correlated with the level of education and income level of employees. The Spearman correlation test results also showed that age, education level and income level are correlated with food safety attitudes. Most of the office employees choose the canteen as a place to eat in the office and the others choose food stalls and restaurants. Taste and food quality factors were the main choices for the most of employees in choosing a place to eat, followed by cleanliness of the place to eat, price and cleanliness of the vendors. The results of the principal component analysis (PCA) showed that the level of food safety knowledge and attitudes affected the main reasons employees for choose a place to eat, the frequency of dine in at food stalls and street vendors. Media information considered effective enough for spreading the information of food safety according to employees include was social media. The government needs to optimize the spreader of information about food safety through social media in order to provide correct and reliable information. There is still need improvement in the government's monitoring program on food safety in food stalls. This government supervisory role also needs support from the building management if the restaurant was in an office area or from office employees as consumers. Keyword: food safety, food safety knowledge, food safety attitudes, consumers, employee