Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106313
Title: Strategi Peningkatan Pemanfaatan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kuala Tuha, Kabupaten Nagan Raya-Aceh
Authors: Lubis, Ernani
Mustaruddin, Mustaruddin
Dianita, Cici
Issue Date: 2021
Publisher: IPB University
Abstract: Pelabuhan perikanan merupakan basis kegiatan perikanan (Murdiyanto 2004; Yuspardianto 2006; Yuspardianto 2013) yang memiliki hubungan erat dengan keberhasilan penangkapan ikan (Nugraheni et al. 2013). Hal ini karena pelabuhan perikanan berfungsi sebagai tempat untuk melakukan kegiatan persiapan penangkapan ikan (Lubis 2007) seperti perbekalan melaut hingga kegiatan-kegiatan pasca operasi penangkapan yang meliputi pendaratan, pengangkutan, pengolahan dan pemasaran ikan (Lubis 2012; Lubis dan Mardiana 2011). Salah satu indikator keberhasilan pembangunan pelabuhan perikanan ditandai dengan tingginya aktivitas di suatu pelabuhan (Lubis 2007) seperti tingginya aktivitas pendaratan ikan, pengolahan ikan, dan pemasaran (Rosalia et al. 2018; Rahmawati et al. 2008). Rendahnya aktivitas di suatu pelabuhan perikanan menjadi permasalahan utama yang perlu diatasi (Hutabarat et al. 2011; Irianita 2013). Berdasarkan berita yang dimuat oleh Serambi TV pada bulan Oktober 2019 bahwa dengan tidak berfungsinya PPI Kuala Tuha sebagaimana mestinya mengakibatkan PPI Kuala Tuha dialihfungsikan oleh penduduk atau masyarakat setempat menjadi tempat penjemuran ikan asin dikarenakan minimnya aktivitas oleh nelayan. Aktivitas utama di PPI Kuala Tuha sama halnya dengan di pelabuhan perikanan lainnya yaitu pengisian perbekalan, pendaratan, pengolahan dan pemasaran ikan. Namun aktivitas yang ada di PPI Kuala Tuha masih tergolong minim atau rendah. Kapal nelayan umumnya tidak mendaratkan ikan di PPI Kuala Tuha melainkan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ujong Baroh yang berjarak sekitar 4 km melalui jalur laut dengan waktu tempuh 30 menit sampai 1 jam dari PPI Kuala Tuha. Hal tersebut disebabkan adanya keterbatasan fasilitas yang menjadi salah satu penyebab rendahnya aktivitas PPI Kuala Tuha (Putri et al. 2017). Faktor penyebab kapal tidak mendaratkan ikan di pelabuhan dikarenakan kondisi kolam pelabuhan di PPI Kuala Tuha mengalami pendangkalan sehingga kapal berukuran ≥ 5 GT tidak bisa merapat ke dermaga pada saat kondisi air surut. Berdasarkan survey awal aktivitas pelelangan belum terlaksana di PPI Kuala Tuha karena ikan hasil tangkapannya sedikit dan kapal yang ada di PPI Kuala Tuha masih berukuran kecil yaitu < 10 GT, sehingga nelayan membongkar ikan hasil tangkapannya langsung di dermaga dan menjualnya langsung kepada pedagang pengumpul. Fasilitas yang tidak berfungsi lainnya yaitu pabrik es dan tangki air, sehingga nelayan harus membeli es di luar pelabuhan karena kondisi pabrik es rusak, dan kondisi air di PPI keruh sehingga tidak bisa digunakan. Nelayan juga melakukan pengisian perbekalan dengan membawa sendiri dari rumahnya atau dibeli di luar PPI seperti air, es dan BBM. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai strategi dalam peningkatan pemanfaatan PPI Kuala Tuha. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi aktivitas dan jenis-jenis fasilitas serta kondisinya yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kuala Tuha; 2) Menilai tingkat pemanfaatan fasilitas di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kuala Tuha; dan 3) Merumuskan strategi peningkatan aktivitas Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kuala Tuha. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2020, di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kuala Tuha-Nagan Raya. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu studi kasus, sedangkan metode pengumpulan data adalah melalui observasi langsung, wawancara dan dokumentasi photo. Metode penentuan jumlah responden dilakukan secara purposive sampling (Novianti et al. 2018) dimana jumlah responden ditentukan setelah sebagian besar responden memberikan jawaban yang homogen dan memahami materi kuesioner yaitu tentang aktivitas dan fasilitas di PPI Kuala Tuha. Metode analisis data secara kualitatif, kuantitatif, SWOT dan AHP. Berdasarkan hasil penelitian, jenis alat tangkap yang paling banyak dan sering digunakan oleh nelayan di PPI Kuala Tuha adalah jaring insang, pukat kantong dan rawai. Sementara terdapat enam spesies ikan yang dominan tertangkap oleh nelayan yaitu ikan teri, kembung, lemuru, kakap merah, peperek dan udang rebon. Beberapa jenis aktivitas yang dilakukan oleh nelayan di PPI Kuala Tuha seperti pada umumnya yaitu pendaratan ikan, pemasaran dan pengolahan ikan ikan hasil tangkapan. Kondisi fasilitas yang ada baik itu fasilitas pokok, penunjang dan fungsional sangat kurang memadai (panjang dermaga pelabuhan yang terbatas, kolam pelabuhan yang selalu mengalami pendangkalan, tidak tersedianya tangki air bersih, tidak tersedianya pabrik es dan juga bahan bakar minyak, sehingga nelayan harus membelinya di luar pelabuhan. Hasil perhitungan tingkat pemanfaatan terhadap fasilitas yang ada yaitu dermaga adalah 55%, kolam pelabuhan 23%, tangki air, pabrik es dan bahan bakar minyak tidak disediakan oleh pihak pelabuhan. Berdasarkan hasil analisis SWOT dirumuskan beberapa strategi alternatif dalam meningkatkan pemanfaatan PPI Kuala Tuha diantaranya 1) Mengembangkan fasilitas operasi penangkapan, pendaratan dan pemasaran ikan (SO1), 2) Meningkatkan pelayanan fasilitas yang ada yaitu dermaga, kolam pelabuhan, TPI, pabrik es dan penampung air dalam merespon trend permintaan ikan yang semakin meningkat (SO2), 3) Melakukan pengerukan kolam pelabuhan agar dapat memperlancar bertambatnya kapal dan pendaratan ikan hasil tangkapannya di PPI Kuala Tuha (WO1), 4) Meningkatkan dan menyediakan pelayanan kebutuhan melaut bagi nelayan sehingga dapat memenuhi trend permintaan ikan yang semakin meningkat (WO2), 5) Mendirikan koperasi yang membantu permodalan nelayan yang melakukan aktivitas di pelabuhan (ST1), 6) Meningkatkan kerjasama antara PEMDA-Kabupaten Nagan Raya dan Provinsi Aceh dalam pengembangan fasilitas PPI dan intensitas pendaratan ikan (ST2), 7). Meningkatkan pelayanan sehingga mengundang investor untuk menanamkan modalnya di PPI Kuala Tuha (WT1), dan 8). Meningkatkan fasilitas khususnya perbekalan melaut sehingga dapat membantu nelayan dan pedagang memasarkan ikan hasil tangkapannya keluar daerah (WT2). Sementara hasil analisis AHP diperoleh prioritas strategi yaitu melakukan pengerukan dan pembangunan pemecah gelombang (breakwater) agar dapat memperlancar pendaratan ikan hasil tangkapannya di PPI Kuala Tuha (WO1).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106313
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
C451180011_CICI DIANITA.pdf
  Restricted Access
6.67 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.