Pembangunan Industri Maritim untuk Mendukung Kebijakan Kelautan Indonesia dan Pemenuhan Kebutuhan Alutsista TNI AL

Abstract

AZIZ IKHSAN BACHTIAR. Pembangunan Industri Maritim untuk Mendukung Kebijakan Kelautan Indonesia dan Pemenuhan Kebutuhan Alutsista TNI AL. Dibimbing oleh MARIMIN, LUKY ADRIANTO, dan ROMIE OKTAVIANUS BURA. Industri perkapalan termasuk ke dalam program prioritas untuk industri maritim dan konektivitas laut yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025. Kebutuhan kapal niaga dan kapal perang di Indonesia sangat tinggi mengingat tren kebijakan kemanan dunia menuju pada basis industri. Kapal niaga memiliki fungsi yang penting yaitu sebagai transportasi perdagangan dan penangkapan ikan. Selain itu, kapal perang digunakan untuk penegakan kedaulatan dan penegakan hukum serta fungsi diplomasi TNI AL. Kebutuhan alutsista dalam negeri yang meningkat juga perlu dipenuhi oleh negara guna meningkatkan pembangunan nasional maupun pertahanan dan keamanan nasional. Akan tetapi, industri dalam negeri belum mampu untuk memenuhi secara menyeluruh kebutuhan tersebut. Hal ini juga bertolak belakang dengan industri maritim khususnya perkapalan yang semakin dikuasai negara-negara maju yang terus bergerak cepat dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun pasar internasional. Melihat kondisi industri perkapalan dalam negeri, maka diperlukan adanya suatu alih teknologi sebagai upaya percepatan dalam pembangunan industri perkapalan. Selain itu klaster industri juga perlu diperhatikan oleh pemerintah sehingga akan berdampak pada daya saing industri perkapalan dalam negeri. Dengan demikian, pemerintah akan dapat menentukan strategi apa saja yang dapat dilakukan guna membangun industri perkapalan dalam negeri. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap daya saing industri perkapalan, (2) Mengatahui pengaruh faktor klaster dan alih teknologi terhadap daya saing industri perkapalan, (3) Menganalisis bentuk model kelembagaan untuk meningkatkan daya saing industri perkapalan, serta (4) Merumuskan strategi pembangunan industri perkapalan dengan meningkatkan daya saing dalam rangka mendukung kebijakan kelautan dan pemenuhan kebutuhan alutsista TNI. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (mixed method). Jenis data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner yang di tujukan ke key person ( untuk metode SEM), khususnya pejabat/praktisi dalam Lembaga pertahanan dan para peneliti/pengambil kebijakan khususnya yang berkaitan dengan pembangunan industri perkapalan untuk mendukung kebijakan kelautan Indonesia dan pemenuhan kebutuhan Alutsisa TNI AL. Kuesioner diberikan kepada industri galangan kapal BUMN dan swasta, pengguna dalam hal ini TNI AL Mabes TNI , Kementerian Pertahanan, Kementerian perindustrian dan juga kepada lembaga penelitian seperti BPPT (Badan Pengkajian Pembangunan Teknologi), Lembaga Hydrodinamika Indonesia (LHI) dan universitas. Data sekunder diambil dari data pasar, data industri maritim, dan data publikasi lainnya. Untuk metode Interpretative Structural Modelling (ISM) dan Analytical Network Proccess (ANP) dilaksanakan Forum Group Discussion (FGD) dengan nara sumber dari Perguruan tinggi ITS dan LHI , TNI AL dan Industri galangan kapal (BUMN dan Swasta).

Hasil analisis SEM menunjukan bahwa Cluster Industri (CI) berpengaruh signifikan terhadap Daya Saing Industri dengan pengaruh langsung(direct effect) sebesar 0,86 dengan nilai t-value 9,50 > t-tabel (1,64) Indikator variabel Cluster Industri (CI) yang besar pengaruhnya terhadap Daya Saing Industri (DYS) adalah Industri Pendukung (IDP) sebesar 0,84 dengan t-values 11,43, sedangkan Pemasok (PMK) tidak berpengaruh signifikan terhadap daya saing industri. Selain itu, CI juga memiliki pengaruh langsung terhadap Alih Teknologi (AT) sebesar 0,29 dengan t-value 2,98. Sementara itu, pengaruh Alih Teknologi (AT) terhadap Daya Saing Industri (DYS) sebesar 0.11 dengan t-value 1,71 signfikan pada alpha 10% (t-tabel 1,64). Cluster Industri (CI) berpengaruh tidak langsung dan signifikan terhadap Daya Saing Industri (DYS) melalui alih teknologi (AT). Hal ini menunjukkan bahwa proses transfer teknologi dan klaster industri berpengaruh terhadap kemampuan industri perkapalan untuk tumbuh dan berkembang di persaingan pasar domestik dan pasar global. Faktor yang berpengaruh terhadap Daya Saing industri perkapalan adalah Faktor Kondisi (FTP) pada sarana dan prasarana industri perkapalan dan kemampuan disain kapal. Kemudian Deman Kondisi (DMK) pada tingkat kepuasan penggunaan kapal buatan dalam negeri dan kualitas kapal produksi dalam negeri. Strategi Struktur dan Perusahaan Pesaing (STP) pada kemampuan innovasi industri perkapalan dalam negeri dan manajemen perusahaan. Industri Pendukung dan yang Berkorelasi (IDK) pada supply yang cepat , biaya yang efisien dan kerjasama pengembangan teknologi. Hasil analisis ISM, menghasilkan sub elemen kunci, yaitu (1) Kemenhan dan Kementerian BUMN merupakan stakeholders yang terlibat, (2) Mabes TNI AL merupakan stakeholders yang terdampak, (3) Program yang dibutuhkan oleh industri berupa dukungan regulasi dan program jangka panjang, (4) Kendala utama yang dihadapi diantaranya adalah Konsistensi kebijakan dan kontinuitas, (5) Perubahan yang dimungkinkan dan akan menentukan perubahan lainnya diantaranya adalah High quality product dan Kemampuan inovasi, serta (6) Riset dan development adalah aktivitas yang paling dibutuhkan oleh industri maritim. Berdasarkan hasil analisis menggunakan ANP maka strategi yang akan diterapkan terdiri dari tujuh cluster yaitu industri pendukung, industri inti, rekayasa spesifikasi dan desain, study kelayakan, penelitan dan pengembangan, faktor kondisi, dan pemerintah. Berdasarkan Industri Pendukung prioritas utamanya adalah Share Technology Development (IP3). Pada cluster industri inti prioritas utamanya adalah Technological Capabilities (II4). Rekayasa spesifikasi dan desain memiliki prioritas utama yaitu Idea (SD1). Pada cluster Studi Kelayakan, prioritas utamanya adalah Technological Readiness (SK4). Cluster Penelitian dan pengembangan, strategi yang menjadi prioritasnya adalah aspek Technological Innovation (PP3). Pada cluster Faktor Kondisi, aspek Human resources (FK1) menjadi prioritas utama dalam melakukan strategi peningkatan daya saing. Cluster Pemerintah yang menjadi prioritas utamanya adalah Program Jangka Panjang (PE2). Pada cluster study kelayakan responden memiliki kesepakatan yang tinggi, sedangkan pada cluster yang lainnya responden menunjukkan kesepakatan relatif rendah.

AZIZ IKHSAN BACHTIAR. Sipbuilding Industry Development would Support Indonesian Ocean Policy and Fulfillment The Indonesian Armed Forces Defense Equipment Needs. Supervised by MARIMIN, LUKY ADRIANTO, and ROMIE OKTAVIANUS BURA. The shipbuilding industry is included in the priority programs for the maritime industry and marine connectivity that is listed in the National Long- Term Development Plan 2005-2025. The need for commercial ships and warships in Indonesia is very high because it is affected by the trend of world security policy towards an industrial base. Commercial ships have important functions, namely as trade transportation and fishing. In addition, the warships are used for the enforcement of sovereignty and law enforcement as well as the TNI AL diplomatic functions. The need for increased domestic defense equipment must also be filled by the state in order to enhance national development as well as national defense and security. However, the domestic industry has not been able to fill these overall needs. In addition, national shipyard capacity is still limited to 50,000 GT. This also contradicts the maritime industry, especially shipping which is increasingly controlled by developed countries that continue to move quickly and innovatively in meeting domestic and international market needs. Seeing the conditions of the domestic martime industry, it is necessary to have a technology transfer as an accelerating effort in the development of the maritime industry. In addition, the overall condition of the industry or can be seen as a cluster also needs to be considered by the government so that it will have an impact on the competitiveness of the domestic maritime industry. Thus, the government will be able to determine what efforts can be made to build a domestic maritime industry. Based on this description, this study aims to (1) Determine what factors influence the competitiveness of the maritime industry, (2) Know the influence of cluster and technology transfer factors on the competitiveness of the shipping industry, (3) Analyze the shape of institutional models and transfer program activities technology in order to increase the competitiveness of the maritime industry, and (4) Formulate a strategy for the development of the shipping industry by increasing competitiveness in order to support maritime policy and fulfill the needs of the TNI AL defense equipment. This study uses a mixed method. The types of data used are primary and secondary data. Primary data is collected through a questionnaire aimed at key persons (for the SEM method), especially officials / practitioners in defense institutions and researchers / policy makers, especially those related to the development of the shipping industry to support Indonesian maritime policies and fulfill the needs of Indonesian Navy Alutsisa. The questionnaire was given to state-owned and private shipbuilding industries, users in this case TNI AL TNI Headquarters, Ministry of Defense, Ministry of Industry and also to research institutions such as BPPT (Agency for the Study of Technology Development), Indonesian Hydrodynamics Institute (LHI) and universities. Secondary data is taken from market data, maritime industry data, and other publication data. For the Interpretative Structural Modeling (ISM) and Analytical Network Process (ANP) method, a Group Discussion Forum (FGD) was held with resource persons

from ITS and LHI Universities, the Indonesian Navy and the shipbuilding industry (BUMN and private). The results of the analysis show that the Industry Cluster (CI) has a significant effect on Industrial Competitiveness with a direct effect of 0,86 with a t-value of 9,50> t-table (1,64) Indicators of the Industrial Cluster variable (CI) have a big influence on Competitiveness Industry (DYS) is a Supporting Industry (IDP) of 0.,84 with a t-value of 11,43, while suppliers (PMK) have no significant effect on industrial competitiveness. In addition, CI also has a direct effect on Technology Transfer (AT) of 0,29 with a t-value of 2,98. Meanwhile, the effect of Technology Transfer (AT) on Industrial Competitiveness (DYS) is 0,11 with a significant t-value of 1,71 at 10% alpha (t-table 1,64). Industry Clusters (CI) have an indirect and significant effect on Industrial Competitiveness (DYS) through technology transfer (AT). This shows that the technology transfer process and industrial clusters affect the ability of the maritime industry to grow and develop in the competitive domestic market and global market. The factors that influence the competitiveness of the maritime industry are the Condition Factor (FTP) on the facilities and infrastructure of the shipping industry and the ability of ship design. Then Deman Condition (DMK) on the satisfaction level of using domestically-made vessels and the quality of domestically-produced vessels. Competitive Company and Structural Strategy (STP) on the innovation ability of the domestic shipping industry and company management. Supporting Industry and Correlated (IDK) on fast supply, efficient cost and technology development cooperation. ISM analysis results says that key of sub elements, namely are (1) Ministry of Defense and the Ministry of SOEs are stakeholders involved, (2) Headquarters of the Navy (TNI AL) is affected stakeholders, (3) Programs that needed by industry in the form of regulatory support and long-term programs, ( 4) The main constraints faced include policy consistency and continuity, (5) Desired changes that will determine other changes including High quality products and innovation capabilities, and (6) Research and development are activities that are most needed by the industry maritime. Based on the results of the analysis using ANP, the strategy to be implemented consists of seven clusters, namely supporting industries, core industries, engineering specifications and design, feasibility studies, research and development, condition factors, and government. Based on Supporting Industries the first priority is Share Technology Development (IP3). In the core industrial clusters the main priority is Technological Capabilities (II4). Engineering specifications and design have top priority namely Idea (SD1). In the Feasibility Study cluster, the first priority is Technological Readiness (SK4). Cluster Research and development, the priority strategy is the aspect of Technological Innovation (PP3). In the Condition Factor cluster, aspects of Human resources (FK1) become the main priority in implementing strategies to improve competitiveness. The Government Cluster which is the main priority is the Long Term Program (PE2). In the cluster study the feasibility, the respondents had a high agreement, while in the other clusters are show a relatively low agreement from the respondents.