Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106135
Title: Analisis Daya Saing Lada Indonesia di Pasar Internasional
Authors: Daryanto, Arief
Sahara, Sahara
Purba, Christine Amorita
Issue Date: 2021
Publisher: IPB University
Abstract: Indonesia merupakan salah satu negara produsen lada terbesar dunia dan sebagian besar produksi lada Indonesia diekspor ke luar negeri. Terlepas dari keunggulan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia yakni sebagai negara dengan luas areal tanam lada terbesar kedua, kini persaingan antar negara tidak dapat diukur hanya dari jumlah ekspor yang dimiliki saja. Adanya sinergitas antar negara dalam menghasilkan suatu produk yang bernilai ekonomis tinggi menjadi bukti integrasi perdagangan antar negara. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk (i) menganalisis keunggulan komparatif lada Indonesia dibandingkan dengan negara Vietnam, Brazil, India, dan Malaysia; (ii) menganalisis keunggulan kompetitif lada Indonesia; dan (iii) menganalisis rantai nilai lada Indonesia. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan 4 responden yakni petani lada, broker, eksportir lada, dan International Pepper Community. Sedangkan data sekunder diperoleh dari International Pepper Community (IPC), Badan Pusat Statistik (BPS), Direktorat Jenderal Perkebunan (DITJENBUN), Kementerian Perdagangan, United Nation Comtrade (UN Comtrade), dan Trade Map. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis deskriptif. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui keunggulan komparatif lada Indonesia dengan menggunakan perhitungan Indeks Revealed Comparative Advantage (RCA) dan analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui keunggulan kompetitif serta rantai nilai lada Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima negara pesaing yakni Vietnam, Indonesia, Brazil, India, dan Malaysia memiliki indeks RCA yang lebih besar (>) 1. Indeks RCA terbesar diduduki oleh Vietnam lalu Indonesia, Brazil, India, dan Malaysia. Indeks RCA ini menunjukkan bahwa setiap negara eksportir lada terbesar ini memiliki keunggulan komparatif terhadap lada. Namun hasil analisis RCA kelima negara pesaing tidak dapat menjadi gambaran utuh kemampuan lada Indonesia bersaing di pasar internasional karena masih terdapat faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap daya saing lada, Hasil analisis empat atribut dalam Teori Berlian Porter untuk menyusun keunggulan kompetitif lada Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan pada kondisi faktor sumber daya alam. Iklim tropis Indonesia dengan curah hujan rata-rata tinggi sepanjang tahun menjadikan Indonesia kawasan penting bagi tanaman rempah-rempah. Namun, dominansi perkebunan rakyat yang besar ini sangat berpengaruh terhadap fluktuasi luas areal penanaman lada di Indonesia. Terkait rantai nilai lada Indonesia partisipasi Indonesia kian menurun dalam rantai nilai global. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti kebergantungan ekspor Indonesia pada bahan mentah yang sangat besar, biaya transportasi tinggi, dan rumitnya peraturan yang berlaku. Rantai nilai lada Indonesia menunjukkan bahwa pada sisi input fokus utama pemerintah tahun 2020 diawali dengan membangun logistik benih perkebunan yakni membangun Nursery dan Kebun Sumber Benih (KSB) modern di kawasan/cluster pengembangan perkebunan serta membagikan benih perkebunan produktivitas tinggi dibagi gratis kepada petani/perkebunan rakyat. Di sisi produksi kegiatan pengelolaan tanaman lada masih utamanya dilakukan secara tradisional dan turun-temurun. Pengelolaan hama dan penyakit tanaman lada dapat dilakukan dengan menerapkan teknik budidaya sesuai anjuran, menanam Arachis pintoi sebagai tanaman penutup tanah, dan pengendalian secara hayati yang dipadu dengan kimiawi. Untuk menjaga kestabilan harga lada Indonesia juga memerlukan langkah strategis dari para stakeholder untuk memaksimalkan nilai komoditas lada. Salah satu upaya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam mengembalikan kejayaan lada yakni dengan meresmikan bursa pasar fisik lada bersama Kantor Pemasaran Bersama (KPB). Dalam bidang permodalan beberapa upaya yang ditempuh untuk menunjang permodalan perkebunan lada yakni Proyek Kemitraan Terpadu (PKT) dan Sistem Resi Gudang (SRG).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106135
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover,Lembar Pernyataan,Abstrak,Lembar Pengesahan,Prakata, dan Daftar Isi.pdfCover970.79 kBAdobe PDFView/Open
K15190006_Christine Amorita Purba.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.24 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran425.35 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.