Skenario Perbandingan Kondisi Eksisting dan Potensi Wilayah Rencana Pemekaran Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat

Abstract

Berdasarkan tingkat perkembangan dan karakteristik wilayahnya, Kabupaten Sukabumi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu Sukabumi bagian Utara dan Sukabumi bagian Selatan, dengan luas wilayah mencapai 416.404 ha, Sukabumi menjadi Kabupaten terluas se-Jawa dan Bali. Hal tersebut dijadikan alasan kurang optimalnya kinerja pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, sehingga muncul rencana pemekaran wilayah di Kabupaten Sukabumi menjadi 3 Daerah Otonomi Baru (DOB), yaitu Kabupaten Sukabumi Utara, Sukabumi Induk, dan Pajampangan, serta rencana pemekaran 2 DOB yaitu Kabupaten Sukabumi Utara, dan Kabupaten Sukabumi Induk. Kabupaten Sukabumi memiliki lahan pertanian yang luas dengan berbagai komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan. Dengan demikian, seharusnya sektor pertanian di Kabupaten Sukabumi dapat digunakan sebagai penggerak ekonomi daerah sehingga dapat menciptakan pertumbuhan dan mengurangi ketimpangan wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis tingkat perkembangan wilayah dan ketimpangan pembangunan pada wilayah rencana pemekaran; (2) mengidentifikasi potensi dan komoditas unggulan pertanian di wilayah rencana pemekaran berdasarkan keunggulan komparatif dan kompetitif; (3) menganalisis luas lahan tersedia untuk pertanian; serta (4) membandingkan potensi wilayah rencana pemekaran Kabupaten Sukabumi. Tingkat perkembangan wilayah dan ketimpangan pembangunan pada penelitian ini dianalisis dengan metode skalogram dan Indeks Theil Entropy. Analisis potensi dan komoditas unggulan pertanian dilakukan dengan metode Location Quotient (LQ) dan Shift Share Analysis (SSA). Analisis luas lahan tersedia untuk pertanian dilakukan dengan meng-overlay-kan peta penggunaan lahan dan peta pola ruang RTRW Kabupaten Sukabumi. Sementara itu, perbandingan potensi wilayah rencana pemekaran Kabupaten Sukabumi diuraikan secara tabulasi-deskriptif berdasarkan output dari analisis pada ketiga tujuan sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kondisi eksisting dan potensi wilayah (termasuk pertanian) yang signifikan baik pemekaran 3 DOB maupun 2 DOB, khususnya antara wilayah bagian Utara dan Selatan. Pengembangan wilayah untuk rencana pemekaran 3 DOB, wilayah rencana pemekaran Kabupaten Sukabumi Utara dan Kabupaten Sukabumi Induk lebih pada pengembangan sektor non pertanian, sedangkan untuk wilayah rencana pemekaran Kabupaten Pajampangan lebih pada pengembangan sektor pertanian. Sementara itu, untuk pemekaran 2 DOB wilayah rencana pemekaran Kabupaten Sukabumi Utara tetap pada pengembangan sektor non pertanian, sedangkan untuk wilayah rencana pemekaran Kabupaten Sukabumi Induk dapat mengembangkan sektor non pertanian dan sektor pertanian sekaligus.

Based on development and regional characteristics, Sukabumi can be divided into two parts, namely the northern of Sukabumi and the southern of Sukabumi, Sukabumi Regency is the largest regency in Java and Bali (414.404 ha). This (larges area) is used as the reason for the government's less than optimal performance in improving the welfare of the community. There are options for regional proliferation plans, into 3 New Autonomous Regions (DOB), namely North Sukabumi, Sukabumi Induk, and Pajampangan Regencies, and plans for 2 New Autonomous Regions, namely North Sukabumi Regency, and Sukabumi Induk Regency. Sukabumi Regency has extensive agricultural land with various agricultural commodities that have the potential to be developed. Thus, the agricultural sector in Sukabumi Regency can be used as driving for the regional economy, to create growth and reduce regional inequality. This study aims to: (1) analyze the level of regional development and development inequality in the proliferation plan areas; (2) identify potential and superior agricultural commodities in the proliferation plan areas based on comparative and competitive advantages; (3) analyze the area of land available for agriculture; and (4) comparison the potential area of the planned proliferation of Sukabumi Regency. The level of regional development and development inequality in this study were analyzed using the Schalogram method and Theil Entropy Index. Analysis of the potential and prymary agricultural commodities was carried out using the Location Quotient (LQ) and Shift Share Analysis (SSA) methods. Analysis of the available land was identified by overlaying the land use map and the spatial pattern map of the RTRW Sukabumi Regency. Meanwhile, the comparison of the potentials of the planned areas for the proliferation of Sukabumi Regency is described in a descriptive-tabulation based on the output of the analysis of the three previous objectives. The results showed that there were significant differences in existing conditions and regional potential (including agriculture), both 3 DOB and 2 DOB proliferation, especially between the northern and southern regions. The regional development for the 3 DOB proliferation plan, the planned area for the proliferation of North Sukabumi Regency, and Sukabumi Induk Regency is more on the development of the non-agricultural sector, while for the area the planned proliferation of Pajampangan Regency is more on developing the agricultural sector. Meanwhile, for the proliferation of 2 DOB the planned area for proliferation of North Sukabumi Regency is still in the development of the non- agricultural sector, while for the planned area for proliferation of Sukabumi Induk Regency, it can develop the non-agricultural sector and the agricultural sector at the same time.