Pengaruh Penerapan Geoisolator Terhadap Efisiensi Teknis dan Nilai Ekonomi Usaha Garam Rakyat di Pulau Madura

Abstract

Garis pantai terpanjang nomor dua di dunia tidak berkorelasi dengan produksi garam, karena ada syarat yang harus dipenuhi yaitu cuaca dan iklim yang sesuai, tingkat penguapan tinggi, kecepatan angin dan suhu udara. Intensitas penyinaran matahari penuh, tingkat kelembaban udara rendah, tingkat curah hujan rendah dan musim kemarau panjang yang kering dan air laut mengandung kadar garam tinggi, tidak tercampur aliran air dari muara sungai yang tawar. Impor garam dilakukan karena garam industri memerlukan kandungan NaCl di atas 95 persen, garam evaporasi air laut yang diproduksi di India, China, Australia dan Mexico mencapai 99-99,8 persen. Sedangkan garam produksi Indonesia belum memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Hal ini disebabkan oleh kandungan NaCl dari garam yang dihasilkan oleh petambak garam rakyat di bawah 90 persen. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi sekaligus kualitas garam hasil evaporasi air laut adalah teknologi geoisolator. Geoisolator merupakan lembaran polimer yang elastis dan kuat, yang memiliki kelebihan yaitu tahan terhadap sinar ultraviolet dan bahan kimia. Fungsi geoisolator untuk mencegah susutnya air laut di kolam kristalisasi, mempercepat proses pengkristalan, dan garam yang dihasilkan lebih putih dan bersih. Penerapan geoisolator pada proses produksi garam dapat membantu petambak untuk meningkatkan produksi dan kualitas garamnya. Namun pada kenyataannya baru 50 persen petambak garam mengadopsi teknologi tersebut. Rendahnya produksi garam yang terjadi selain disebabkan oleh panjang musim kemarau, diduga terjadi karena penggunaan faktor-faktor produksi yang belum efisien. Harga garam di tingkat petambak sangat fluktuatif, hal ini berpengaruh pada pendapatan yang diperoleh petambak. Dan pada akhirnya akan mempengaruhi tinggi atau rendahnya nilai ekonomi penerapan geoisolator pada usaha garam rakyat di Pulau Madura. Berdasarkan kondisi tersebut perlu dilaksanakan kajian tentang Pengaruh Penerapan Geoisolator Terhadap Efisiensi Teknis dan Nilai Ekonomi Usaha Garam Rakyat di Pulau Madura. Adapun tujuan penelitian ini adalah 1) Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keputusan petambak garam dalam menerapkan geoisolator pada usaha garam rakyat di Pulau Madura, 2) Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi produksi, inefisiensi teknis dan tingkat efisiensi teknis pada usaha garam rakyat yang menerapkan geoisolator dan tradisional di Pulau Madura, 3) Menganalisis nilai ekonomi penerapan geoisolator pada usaha garam rakyat di Pulau Madura. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data cross section dengan sampel sebanyak 190 petambak yang terdiri dari 131 petambak geoisolator dan 59 petambak tradisional. Faktor-faktor yang memengaruhi keputusan petambak garam menerapkan geoisolator dengan regresi logistik. Analisis faktor-faktor yang memengaruhi produksi, inefisiensi teknis dan tingkat efisiensi teknis dianalisis secara simultan dengan Stochastic Frontier Analysis 1 Langkah. Analisis nilai ekonomi penerapan geoisolator pada usaha garam rakyat di Pulau Madura dilakukan dengan memasukkan hasil/ outcome yang diperoleh dari analisis Propensity Score Matching. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan penerapan geoisolator adalah jumlah anggota keluarga berpengaruh negatif terhadap keputusan penerapan geoisolator, sedangkan faktor dummy keanggotaan kelompok, dummy partisipasi penyuluhan dan luas tambak memiliki pengaruh positif. Faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi garam adalah tenaga kerja, volume air, dan nilai prediksi peluang adopsi yang berpengaruh positif. Inefisiensi teknis pada petambak garam dipengaruhi secara signifikan positif oleh dummy bozem dan yang memengaruhi secara negatif adalah pendapatan usaha garam. Nilai efisiensi teknis rata-rata petambak garam geoisolator sebesar 93,10 persen dan petambak tradisional sebesar 77,22 persen. Petambak geoisolator dan petambak tradisional masing-masing 0,76 persen dan 25,42 persen belum efisien. Penerapan geoisolator berdampak pada peningkatan produktivitas, harga jual, pendapatan, biaya tetap, dan penggunaan tenaga kerja, tetapi mengurangi biaya variabel usaha garam. Jika dibandingkan terhadap PDRB sektor pertanian Pulau Madura maka nilai ekonomi usaha garam rakyat adalah 1,69 persen, dan jika dibandingkan dengan PDRB seluruh sektor maka nilai ekonomi usaha garam yang menerapkan geoisolator adalah 0,57 persen. Sedangkan tambahan nilai ekonomi penerapan usaha garam jika dibandingkan terhadap PDRB sektor pertanian Pulau Madura adalah 0,22 persen, dan jika dibandingkan dengan PDRB seluruh sektor adalah 0,08 persen. Penyuluhan penting untuk dilaksanakan karena dapat memperbaiki pengetahuan, sikap dan ketrampilan petambak dalam menerapkan geoisolator. Materi penyuluhan lebih diarahkan pada pentingnya geoisolator, manfaat dan penerapan teknologinya sehingga meyakinkan petambak bahwa geoisolator itu mudah diterapkan dan menguntungkan. Petambak disarankan menjadi anggota aktif dalam kelompok sehingga dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk peningkatan produksi, karena kegiatan penyuluhan lebih mudah dilakukan pada kelompok dan penguatan kelompok juga perlu dilakukan sehingga kelompok petambak ini bisa lebih berfungsi dan bermanfaat bagi anggotanya. Perlunya berbagi sumberdaya dengan pembuatan saluran yang berfungsi sebagai penampung air muda sehingga bozem dapat dialihkan untuk kolam kristalisasi agar usaha garam lebih efisien. Penerapan geoisolator sampai ke petambak garam dalam bentuk "paket kebijakan", tidak hanya berupa adopsi material geoisolator, melainkan yang lebih utama adalah kebijakan bagi hasil, kebijakan harga, kebijakan permodalan (kredit), dan kebijakan mutu. Peningkatan alokasi anggaran riset diharapkan dapat mengembangkan teknologi yang dapat meningkatkan produksi dan kualitas garam, mudah diterapkan dan tidak padat modal.

The second-longest coastline in the world does not correlate with salt production. Some conditions must be met to produce it, namely suitable weather and climate, high levels of evaporation, wind speed, air temperature, the intensity of full sun exposure, the low levels of humidity and rainfall, a long dry season, and seawater contains high salinity, not mixed with water flows from fresh river estuaries. The import of salt is carried out because industrial salt requires a NaCl content of above 95 percent, evaporated salt for seawater produced in India, China, Australia, and Mexico reaches 99-99.8 percent. Meanwhile, the salt produced by Indonesia has not met the Indonesian National Standard (SNI). This is because the NaCl content of salt produced by smallholder salt farmers is below 90 percent. One of the technologies that can be used to increase the production and quality of salt is geoisolator technology. Geoisolators are elastic and strong polymer sheets, which have the advantage of being resistant to ultraviolet rays and chemicals. The geoisolator's functions are to prevent the shrinkage of seawater in the crystallization pond, accelerate the crystallization process, and the resulting salt is whiter and cleaner. The application of geoisolators to the salt production process can help farmers to improve their salt production and quality. However, in reality, only 50 percent of salt farmers have adopted this technology. The low salt production is not only caused by long drought but also is assured to have occurred due to inefficient use of production factors. The price of salt at the farmer level is very fluctuating, which affects the income earned by farmers. And in the end, it will affect the high or low economic value of the geoisolators application in the community-based saltworks business on Madura Island. The data used in this research is cross-section data with a sample of 190 farmers consisting of 131 geoisolator farmers and 59 traditional farmers. Factors that influence the decision of salt farmers to apply geoisolators to logistics. Analysis of the factors that affect production, technical assessment, and technical level are analyzed simultaneously with the 1-Step Frontier Stochastic Analysis. The economic value analysis of the geoisolators application in the community-based saltworks business on Madura Island was executed by entering the results obtained from the Propensity Score Matching Analysis. The results showed that the factors that influenced the decision making of geoisolators application were the number of family members that had a negative effect on the decision to apply the geoisolators, while the dummy factors for group membership, the dummy for extension participation, and the size of the ponds had a positive effect. Production factors, that have positive effects and influenced salt production, are labor, water volume, and the predicted probability score of adoption. Salt farmers' technical inefficiency was significantly and positively influenced by the dummy bozem. What negatively affects technical inefficiency is the saltworks business revenue. The average technical efficiency value for geoisolator and traditional salt farmers is respectively 93.10 percent and 77.22 percent. Geoisolator and traditional salt farmers are not efficient, respectively 0.76 percent and 25.42 percent. The geoisolators application has an impact on increasing productivity, selling prices, income, fixed costs, and the amount of labor used, but reduces the variable costs of the salt business. The economic value of the community-based saltworks business, if compared to the GRDP of the agricultural sector, is 1.69 percent, and if compared to all sectors is 0.57 percent. Whereas the additional economic value of the geoisolator application in the saltworks business, if compared to the GRDP of the agricultural sector, is 0.22 percent, and if compared to all sectors is 0.08 percent. The extension is prominent to implement because it can improve salt farmers' knowledge, attitudes, and skills in applying geoisolators. The extension material is more concentrated on the importance of geoisolators, the benefits and application of the technology to convince farmers that geoisolators are easy to apply and profitable. Salt farmers are informed to be active members of the group until they gain the information needed to increase production because extension activities are simpler to do in a group. A strengthening group also needs to be done so that the farmer group can be more functional and useful for its members. It is necessary to share resources by constructing a channel that functions as a reservoir for young water till the bozem can be diverted to a crystallization pond to make the saltworks business more efficient. The geoisolator application to salt farmers is in the form of "the policy packages", not only in the form of geoisolator materials adoption, but more importantly, policies for production sharing, pricing policies, capital (credit) policies, and quality policies. The increase in research budget allocation is expected to develop technology that can increase salt production and quality, is easy to apply, and is not capital intensive.