Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105751
Title: Sustainability of Horticulture towards Agricultural Era 4.0 in Lembang Sub-district, West Bandung Regency
Other Titles: Keberlanjutan Hortikultura menuju Era Pertanian 4.0 di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat
Authors: Barus, Baba
Pravitasari, Andrea Emma
Stanny, Yuri Ardhya
Issue Date: 2021
Publisher: IPB University
Abstract: Lembang Sub-district is one of areas in West Java Province that develop horticultural cultivation. However, the sustainability of horticulture in Lembang Sub-district seems to be threatened by the expansion of Bandung Metropolitan Area (BMA). Agricultural land conversion due to the expanding urban area has endangered the future of horticultural agribusiness. Hence, this research aims to identify (1) the types and distribution of horticulture, (2) the land capability and land conformity, (3) the sustainability status of horticulture, and (4) the recommendation for sustainable horticultural development in Lembang Sub-district. Questionnaire and in-depth interviews were performed to collect information of current farming systems from on-farm to off-farm as well as the use of internet to support the agribusiness. Additionally, Maxar high-resolution as the satellite imagery in Google Earth 2019, Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) imagery, map of soil physics and spatial plan, statistics of demography were gathered. Several methods were employed, including visual interpretation of Maxar satellite imagery, overlay, and table matching using ArcGIS, and Rapid Appraisal Rice Farming (RAP-FARM) using Multidimensional Scaling (MDS) analysis. The assessment was carried out on various dimensions which are the pillars of sustainable development, namely: ecological, social, economic, institutional, and technological dimensions. It seems that vegetables were predominately grown in Lembang covering 3,033.22 ha. Four land capability classes were found in Lembang Sub-district, namely: class III, class IV, class VI, and class VII with the respective total areas: 1,834.95 ha, 1,636.72 ha, 3,627.94 ha, and 498.39 ha. This study explained four categories of land conformity, namely: conformed (266.92 ha), conditionally conformed (2,624.85 ha), potentially conformed (549.93 ha), and unconformed (182.99 ha). In multidimensional, sustainability indexes of horticulture in class III and IV (KKL3 and KKL4) were 56.42 and 54.47. Both are classified as quite sustainable. While the sustainability index for horticulture in land capability class VI (KKL6) was 43.56 and classified as less sustainable. In the era of agriculture 4.0, horticulture should be integrated with the Internet of Things (IoT), so it can survive amid the rapid urban expansion. Digital marketing or online-based sales is typical for 4.0 era. Farmers should be trained to adapt with the era. Four recommendations being constructed based on spatial planning, land capability and its sustainability were advised to improve horticultural development. Recommendation-I, II, III, IV are ordered to meet the criteria. Recommendation-1 (156.96 ha) is very appropriate for development because it is conformed to the spatial planning, has a good land capability class, and sustainable status. Meanwhile, recommendation II, III, and IV have great potential to be developed but more attention to their limitations should be given.
Kecamatan Lembang merupakan salah satu pusat hortikultura di Indonesia khususnya di Provinsi Jawa Barat. Keberlanjutan pertanian hortikultura di Kecamatan Lembang saat ini tampaknya menjadi perhatian khusus, karena pemekaran perkotaan di Bandung Metropolitan Area (BMA). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) jenis dan sebaran hortikultura, (2) kemampuan lahan dan kesesuaian lahan, (3) status keberlanjutan hortikultura, dan (4) area rekomendasi untuk pengembangan hortikultura berkelanjutan di Kecamatan Lembang. Kuesioner dan wawancara mendalam dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang sistem pertanian saat ini dari on-farm hingga off-farm serta penggunaan internet untuk mendukung agribisnis. Selain itu, Maxar resolusi tinggi sebagai citra satelit di Google Earth 2019, citra Shuttle Radar Topography Mission (SRTM), peta karakteristik tanah dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan data statistik demografi dikumpulkan untuk pengolahan data penelitian. Beberapa metode yang digunakan, antara lain: interpretasi visual citra satelit, overlay, dan pencocokan tabel menggunakan ArcGIS, dan Rapid Appraisal Rice Farming (RAPFARM) menggunakan analisis Multidimensional Scaling (MDS). Kajian dilakukan pada berbagai dimensi yang menjadi pilar pembangunan berkelanjutan, yaitu: dimensi ekologi, sosial, ekonomi, kelembagaan, dan teknologi. Hasil menunjukkan bahwa sayuran merupakan tipe hortikultura yang paling banyak dibudidayakan di Kecamatan Lembang dengan total luasan 3,033.22 ha. Terdapat empat kelas kemampuan lahan di Kecamatan Lembang, yaitu: kelas III, kelas IV, kelas VI, dan kelas VII dengan luas masing-masing: 1.834,95 ha, 1.636,72 ha, 3.627,94 ha, dan 498,39 ha. Adapun untuk keselarasan lahan, dalam penelitian ini dijelaskan dalam empat kategori, yaitu: sesuai (266,92 ha), sesuai bersyarat (2.624,85 ha), berpotensi sesuai (549,93 ha), dan tidak sesuai (182,99 ha). Secara multidimensi, indeks keberlanjutan hortikultura di kelas III dan IV (KKL3 dan KKL4) masing-masing adalah 56,42 dan 54,47. Keduanya tergolong cukup berkelanjutan. Sedangkan indeks keberlanjutan hortikultura di kelas kemampuan lahan VI (KKL6) adalah 43,56 dan tergolong kurang berlanjut. Di era pertanian 4.0, hortikultura sebaiknya terintegrasi dengan karakter Internet of Things (IoT), sehingga mampu bertahan di tengah pesatnya ekspansi perkotaan. Pemasaran digital atau penjualan berbasis online adalah salah satu ciri untuk era pertanian 4.0. Oleh karena itu, sebaiknya diadakan pelatihan untuk petani agar mampu beradaptasi dengan era pertanian saat ini. Empat rekomendasi berdasarkan rencana tata ruang wilayah, kemampuan lahan dan keberlanjutannya disusun untuk area pengembangan hortikultura. Rekomendasi I, II, III, IV, diurutkan untuk memenuhi kriteria. Rekomendasi-I (156,96 ha) sangat sesuai untuk pembangunan karena sesuai dengan RTRW, memiliki kelas kemampuan lahan yang baik, dan status berkelanjutan. Sementara untuk rekomendasi II, III, dan IV memiliki potensi besar untuk dikembangkan namun harus lebih memperhatikan faktor pembatasnya.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105751
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover, Lembar Pengesahan, Prakata, Daftar Isi.pdf
  Restricted Access
Cover3.2 MBAdobe PDFView/Open
A156170131_Yuri Ardhya Stanny.pdf
  Restricted Access
Fullteks10.02 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran2.92 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.