Korelasi Tinggi Muka Air dengan Hotspot sebagai Indikator Kebakaran Lahan Gambut di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat

Abstract

Kubu Raya merupakan salah satu Kabupaten di Kalimantan Barat yang sering terjadi kebakaran hutan dan lahan setiap musim kemarau karena didominasi lahan gambut yang rentan terbakar. Parameter kunci dalam pengelolaan gambut yaitu tinggi muka air (TMA). Penurunan TMA menyebabkan kelembaban gambut menurun sehingga menjadi kering dan mudah terbakar saat bulan kemarau. Penelitian ini bertujuan menganalisis korelasi hotspot dengan curah hujan, hotspot dengan TMA, dan curah hujan dengan TMA. Penelitian ini menggunakan data curah hujan harian dari BMKG, data hotspot dari MODIS LAPAN, serta data TMA dari Badan Restorasi Gambut. Analisis data melalui uji korelasi bivariate menggunakan SPSS. Hasil penelitian ditemukan 564 hotspot di Kabupaten Kubu Raya periode Februari 2019 hingga Februari 2020. Uji menunjukkan curah hujan dengan hotspot tidak memiliki korelasi namun memiliki arah korelasi negatif, bahwa penurunan curah hujan diikuti kenaikan hotspot. Uji korelasi curah hujan dengan TMA memiliki korelasi rendah dengan arah positif, bahwa kenaikan curah hujan diikuti kenaikan TMA. Sementara itu tidak ditemukan korelasi antara TMA dengan hotspot Kecamatan Sungai Ambawang dan Sungai Raya.

Kubu Raya is one of the regencies in West Kalimantan that often occurs forest and land fires every dry season because it is dominated by peatlands that are vulnerable to burning. A key parameter in peat management is water level (TMA). The decrease in TMA causes peat moisture to decrease so that it becomes dry and flammable during the dry month. This study aims to analyze the correlation of hotspots with rainfall, hotspots with TMA, and precipitation with TMA. This study used daily rainfall data from BMKG, hotspot data from MODIS LAPAN, as well as TMA data from peat restoration agency. Data analysis through bivariate correlation test using SPSS. The results of the study found 564 hotspots in Kubu Raya Regency in the period February 2019 to February 2020. Tests showed rainfall with hotspots had no correlation but had a negative correlation direction, that decreased rainfall followed by a rise in hotspots. The rainfall correlation test with TMA has a low correlation with the positive direction, that the increase in rainfall followed by the increase in TMA. Meanwhile, there was no correlation between TMA and hotspots in Sungai Ambawang and Sungai Raya subdistricts.