Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105127
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAlikodra, Hadi Sukadi-
dc.contributor.advisorKusmana, Cecep-
dc.contributor.advisorSetiawan, Yudi-
dc.contributor.authorNugraha, Dian-
dc.date.accessioned2021-01-05T03:34:21Z-
dc.date.available2021-01-05T03:34:21Z-
dc.date.issued2020-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105127-
dc.description.abstractKabupaten Kuningan, Jawa Barat memiliki potensi wilayah untuk dikembangkan sebagai ekowisata terutama di bagian barat wilayah Kuningan, yaitu Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dan daerah penyangganya. Rata-rata pertumbuhan wisatawan ke Kabupaten Kuningan adalah sebesar 14% untuk kurun waktu tahun 2008 sampai 2018 (Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Kuningan 2019). Namun demikian, sebagian daerah penyangga TNGC masuk ke dalam kawasan rawan bencana baik rawan letusan gunung api, tanah longsor, gerakan tanah, serta kebakaran hutan dan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun strategi pengembangan ekowisata dengan menggunakan pendekatan kerawanan bencana. Tujuan tersebut dicapai melalui tiga tahapan, yaitu (1) menganalisis kesesuaian lahan lokasi ekowisata berbasis kerawanan bencana; (2) menganalisis penawaran ekowisata; dan (3) menganalisis preferensi dan karakteristik wisatawan terhadap pengembangan ekowisata berbasis kerawanan bencana. Pengumpulan data dilaksanakan melalui pengisian kuesioner dan wawancara mendalam kepada para pihak terkait yang dilengkapi dengan peta, laporan-laporan kegiatan yang terkait dengan penelitian. Penyusunan strategi pengembangan ekowisata dilaksanakan menggunakan dua analisis, yaitu analisis kesesuaian lahan dan analisis penawaran dan permintaan. Analisis kesesuaian lahan dilaksanakan menggunakan dua parameter utama, yaitu fisik lingkungan dan kerawanan bencana. Parameter utama fisik lingkungan terdiri atas tiga parameter, yaitu kemiringan lereng, ketinggian, dan arah lereng. Parameter utama kerawanan bencana terdiri atas empat parameter, yaitu kebakaran hutan dan lahan, gerakan tanah, longsor, dan letusan gunung berapi. Pembobotan terhadap setiap parameter dilakukan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Peta kesesuaian disusun berdasarkan kombinasi linear dari setiap nilai kesesuaian seluruh parameter. Analisis penawaran dilaksanakan melalui analisis deskriptif terhadap potensi wisata yang dimiliki daerah penyangga TNGC. Analisis permintaan dilaksanakan melalui analisis deskriptif, analisis cluster, dan analisis komponen utama. Perancangan strategi pengembangan ekowisata dilaksanakan melalui penyusunan matriks SWOT seperti yang dikembangkan oleh Weihrich (1982) dengan empat strategi atau kombinasi logika, yaitu : (1) Strategi SO; (2) Strategi WO; (3) Strategi ST; dan (4) Strategi WT. Setelah dilakukan pembobotan terhadap alternatif strategi maka diketahui urutan prioritas alternatif strategi. Alternatif strategi dengan nilai tertinggi menjadi prioritas pertama dalam pengembangan ekowisata di daerah penyangga TNGC Kabupaten Kuningan. Analisis peta kerawanan bencana diketahui bahwa di daerah penyangga TNGC luas rawan bencana untuk kebakaran hutan dan lahan adalah 4157 ha, gerakan tanah adalah 2261 ha, longsor adalah 33 ha, dan letusan gunung berapi adalah 3585 ha. Kejadian kebakaran hutan dan lahan hampir setiap tahun terjadi di dalam kawasan TNGC dengan luas terdampak berkisar 15 ha sampai dengan 1256,76 ha untuk kurun waktu 2009 sampai 2018. Kejadian longsor terjadi setiap iii tahun dalam kurun waktu 2013 sampai 2018. Kejadian bencana gerakan tanah dan letusan gunung berapi tidak ada kejadian sama sekali untuk kurun waktu 2013 sampai 2018. Hasil analisis peta kesesuaian diketahui bahwa kelas kesesuaian lahan terdistribusi ke dalam kelas Sangat sesuai (S1) seluas 865 ha (3,26%), Sesuai seluas 4969 ha (18,70%), Sesuai marjinal 10.039 ha (37,78%), dan Tidak sesuai 10.698 ha (40,26%). Terlihat bahwa lokasi penelitian di dominasi oleh kelas Tidak sesuai dan Sesuai marjinal. Hal tersebut berimplikasi terhadap pengembangan ekowisata yang harus benar-benar memperhatikan penerapan program mitigasi dan penanganan bencana. Penerapan program mitigasi dan penanganan bencana yang tepat diharapkan dapat memperbaiki kondisi kelas kesesuaian di lokasi penelitian sehingga benar-benar sesuai untuk pengembangan ekowisata. Hasil analisis penawaran menunjukkan jika di lokasi penelitian terdapat 54 objek wisata yang terbagi menjadi dua, yaitu di dalam kawasan TNGC sebanyak 41 objek wisata dan di daerah penyangga TNGC terdapat 13 objek wisata. Fasilitas penginapan dan hotel terpusat di Kecamatan Cilimus dengan 59 fasilitas, sedangkan Kecamatan Kramatmulya dan Jalaksana dua fasilitas, Cigugur satu fasilitas, dan tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Darma, Mandirancan, dan Pasawahan, tidak memiliki fasilitas ini. Fasilitas rumah makan, toko dan pasar dimiliki oleh semua kecamatan sedangkan untuk fasilitas kesehatan seluruh kecamatan telah memiliki fasilitas yang memadai. Hasil analisis permintaan memperlihatkan jika sebagian besar wisatawan (97%) mendasarkan motivasi untuk melakukan perjalan wisata dikaitkan dengan keindahan alam. Hanya 29% wisatawan yang mendasarkan perjalanan wisatanya kepada flora dan fauna dan 26% wisatawan lainnya mendasarkan perjalanan wisatanya kepada budaya masyarakat. Hasil analisis cluster menunjukkan bahwa kelompok terbanyak untuk wisatawan aktual adalah kelompok wisatawan muda yang telah melakukan kunjungan secara berulang dengan tujuan utama menikmati keindahan alam. Kelompok terbanyak untuk wisatawan potensial adalah kelompok wisatawan dari orang tua yang memiliki alokasi dana untuk wisata yang besar namun alokasi untuk sumbangan konservasi yang terbatas. Hasil penyusunan strategi pengembangan ekowisata didapatkan delapan strategi pengembangan ekowisata berbasis kerawanan bencana. Adapun tiga strategi dengan nilai bobot tertinggi adalah (1) Menyusun rencana pengembangan ekowisata yang merujuk pada analisis kesesuaian lahan (2) Melakukan diversifikasi dan memperkuat merek produk ekowisata daerah penyangga TNGC, dan (3) Menetapkan kode etik pengembangan ekowisata.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcNatural Resource and Environmental Managementid
dc.titleStrategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Kerawanan Bencana di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordfisik lingkunganid
dc.subject.keywordkesesuaian lahanid
dc.subject.keywordpenawaranid
dc.subject.keywordpermintaanid
dc.subject.keywordTNGCid
Appears in Collections:DT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File SizeFormat 
2020dnu.pdf
  Restricted Access
44.8 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.