Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104874
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Setiawan, Sonni | - |
dc.contributor.advisor | Hidayat, Rahmat | - |
dc.contributor.author | Jumanissaba, Aldiatama | - |
dc.date.accessioned | 2020-12-27T01:43:21Z | - |
dc.date.available | 2020-12-27T01:43:21Z | - |
dc.date.issued | 2020 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104874 | - |
dc.description.abstract | QBO memiliki hubungan yang kuat dengan MJO di wilayah tropis selama musim dingin di belahan bumi utara (BBU). Frekuensi dan jumlah hari MJO lebih tinggi ketika fase timuran QBO (QBOE) dibanding fase baratannya (QBOW). Meskipun, QBO dan MJO terhubung erat, tetapi dampak QBO terhadap curah hujan belum diketahui. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dampak fase – fase QBO terhadap curah hujan saat MJO aktif di Indonesia. Fase QBO ditentukan menggunakan anomali kecepatan angin zonal 50 hPa sedangkan fase MJO ditentukan menggunakan real-time multivariate index (RMMI ). Curah hujan dari TRMMv7 digunakan untuk menganalisis dampak QBO terhadap curah hujan MJO. Total kolom uap air, suhu 100 hPa, dan angin vertikal digunakan untuk menganalisis hubungan QBO-MJO terhadap variabilitas curah hujan. Untuk mengisolasi sinyal MJO, digunakan band-pass filter. Aktivitas konveksi MJO yang dianalisis menggunakan outgoing longwave radiation (OLR) menunjukkan amplitudo lebih besar saat QBOE dibanding QBOW. Sejalan dengan hal tersebut, anomali curah hujan harian meningkat (menurun) hingga 3,3 mm/hari (1,8 mm/hari) dan adanya propagasi ke timur yang lebih (kurang) jelas saat QBOE (QBOW). Selain itu, saat QBOE (QBOW) perubahan peluang curah hujan ekstrem meningkat (menurun) hingga 100% (70%) dan tersebar lebih tinggi (rendah) selama fase basah MJO. Suhu tropopause lebih dingin (hangat), distribusi luas (sempit) dari total kolom uap air, dan vertikal adveksi ke atas (ke bawah) teramati terjadi saat QBOE (QBOW). Pengamatan tersebut mengarah pada adanya konveksi skala besar yang lebih kuat (lemah) dan peningkatan (penurunan) intensitas curah hujan dan peluang curah hujan ekstrem. | id |
dc.language.iso | id | id |
dc.publisher | IPB University | id |
dc.subject.ddc | Geophysics and Meteorology | id |
dc.title | Dampak QBO terhadap Curah Hujan yang Dipengaruhi oleh MJO di Indonesia. | id |
dc.type | Undergraduate Thesis | id |
dc.subject.keyword | curah hujan | id |
dc.subject.keyword | fase baratan QBO | id |
dc.subject.keyword | fase timuran QBO | id |
dc.subject.keyword | Indonesia | id |
dc.subject.keyword | MJO. | id |
Appears in Collections: | UT - Geophysics and Meteorology |
Files in This Item:
File | Size | Format | |
---|---|---|---|
G20aju.pdf Restricted Access | 15.09 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.