Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104328
Title: Analisis Resapan Air di Hulu DAS Cisadane Kabupaten dan Kota Bogor Provinsi Jawa Barat
Authors: Murtilaksono, Kukuh
Suria
Mahera, Sugih
Issue Date: 2020
Publisher: IPB University
Abstract: Lahan kritis merupakan dampak dari degradasi lahan yang secara umum disebabkan oleh laju jumlah penduduk dan perubahan penggunaan lahan. Peningkatan luas lahan kritis menyebabkan semakin tingginya frekuensi banjir di musim penghujan, kekeringan di musim kemarau, longsor, dan pencemaran air yang dapat merugikan masyarakat dan merusak lingkungan. Lahan kritis di Sub DAS Cisadane Hulu pada tahun 2012 adalah seluas 1251.95 ha (2.91%) dan meningkat menjadi 8296.36 ha (18.79%) pada tahun 2014. Lahan terdegradasi di hulu DAS Cisadane berpotensi menyebabkan permasalahan dalam sistem hidrologinya, khususnya pada aliran permukaan dan resapan air. Penelitian ini dilakukan untuk memetakan dan menganalisis lahan kritis di DAS Cisadane bagian hulu berdasarkan parameter modifikasi Peraturan Direktur Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan Nomor P.4/V-SET/2013; mengkaji keterkaitan tingkat resapan air terhadap kekritisan lahan di DAS Cisadane bagian hulu; dan menyusun skenario terbaik tutupan lahan di DAS Cisadane bagian hulu untuk meningkatkan resapan air. Pemetaan dan analisis lahan kritis pada penelitian ini dilakukan dengan teknik tumpang tindih peta. Analisis ketebalan aliran permukaan pada lahan kritis yang sudah dipetakan dilakukan dengan metode SCS-CN, kemudian hidrografnya dipisahkan dengan metode straight-line, dan resapan air diprediksi dengan metode neraca air Thornwaite-Mather. Skenario tutupan lahan disimulasikan dengan 6 skenario pada penelitian ini. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kondisi lahan DAS Cisadane bagian hulu seluruhnya tergolong kritis. Lahan di hulu DAS Cisadane masuk ke dalam kelas potensial kritis (5.61%), agak kritis (56.87%), kritis (24.76%), dan sangat kritis (12.75%). Hubungan lahan kritis dan dan aliran permukaan cenderung menunjukkan semakin kritis kondisi dari suatu lahan, maka semakin besar aliran permukaan yang terjadi dan semakin kecil jumlah air yang meresap ke dalam lahan tersebut. Sejalan dengan itu, banyaknya air hujan yang menjadi aliran permukaan dan tidak menjadi resapan air sangat tergantung dengan tutupan lahan, Kelompok Hidrologi Tanah (KHT), tortuosity dan jenis tanah yang mendominasi pada lahan tersebut. Tingkat resapan air di DAS Cisadane bagian hulu masuk ke dalam kelas sedang, yaitu sebesar 33.15% (DTA Cisadane Hulu) dan 31.72% (DTA Cianteun). Skenario tutupan lahan yang paling baik dalam menyerapkan air ke dalam tanah adalah penerapan penggunaan lahan sesuai RTRW Provinsi Jawa Barat tahun 2018-2023. Skenario ini memiliki persentase resapan air yang tinggi, sudah mencakup keseluruhan sektor yang berkepentingan, dan dapat segera diaplikasikan karena sudah mengakomodir kawasan lindung dan budidaya. Penerapan skenario RTRW Provinsi Jawa Barat 2018-2023 dapat menaikkan resapan air hingga 39.75% (sangat tinggi) di DTA Cisadane Hulu dan 45.67% (sangat tinggi) di DTA Cianteun.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104328
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2020sma.pdf
  Restricted Access
31.33 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.