Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104204
Title: Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kejadian Rabies pada Anjing: Studi Kasus Kontrol di Kabupaten 50 Kota
Authors: Sudarnika, Etih
Sudarwanto, Mirnawati B
Fadillah, Mardi
Issue Date: 2020
Publisher: IPB University
Abstract: Rabies di Indonesia masih merupakan penyakit hewan penting dan termasuk ke dalam Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) karena berdampak terhadap sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang termasuk ke dalam lima besar kasus rabies di Indonesia. Salah satu daerah yang berada di Provinsi Sumatera Barat dengan kasus rabies yang cukup tinggi dan penyumbang kasus rabies terbanyak adalah Kabupaten 50 Kota. Tingginya kasus rabies tidak terlepas dari kesenangan masyarakat memelihara anjing untuk berburu babi hutan, aktivitas lalu lintas anjing yang tidak terkontrol dan aktivitas perdagangan anjing yang dilakukan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang berasosiasi terhadap kasus rabies pada anjing di Kabupaten 50 Kota. Penelitian ini menggunakan desain matched case-control study 1:3 dan dianalisis menggunakan uji khi-kuadrat (χ2) dan Conditional Multiple Logistic Regression yang dilakukan terhadap 96 responden yang terdiri dari 24 responden kasus dan 72 responden kontrol. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur. Hasil analisis multivariabel menggunakan Conditional Multiple Logistic Regression menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor risiko yang memengaruhi kejadian rabies pada anjing di Kabupaten 50 Kota, yaitu memelihara anjing dengan cara dibiarkan bebas liar (OR=5.62, CI=1.28-24.60), status vaksinasi rabies (OR=11.00, CI=2.03-59.77), dan kegiatan penyuluhan (OR=5.50, CI=1.04- 29.05). Upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi kejadian rabies adalah melakukan tindakan yang konkrit serta regulasi hukum yang jelas dari pemerintah mengenai kebiasaan masyarakat memelihara anjing yang dibiarkan bebas liar. Anjing bertuan mapun tanpa bertuan diwajibkan untuk vaksinasi rabies. Peningkatan dan Perbaikan mengenai Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang dilakukan oleh pemerintah maupun instansi terkait juga perlu dilakukan sehingga masyarakat mengikuti kegiatan-kegiatan yang mampu mencegah dan mengendalikan penyakit rabies berkembang di lingkungan masyarakat. Penekanan lebih lanjut juga diperlukan pada program penyuluhan rabies untuk masyarakat yang berfokus pada tanggung jawab kepemilikan anjing serta prosedur operasional standar mengenai pengendalian rabies dari pemerintah yang sangat penting untuk mengurangi infeksi rabies di 50 Kabupaten Kota.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104204
Appears in Collections:MT - Veterinary Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2020mfa.pdf
  Restricted Access
16.34 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.