Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104176
Title: Kajian Ekofisiologi Kandungan Flavonoid Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.).
Authors: Melati, Maya
Aziz, Sandra Arifin
Rafi, Mohamad
Raisawati, Tatik
Issue Date: 2020
Publisher: IPB University
Abstract: Permasalahan dalam pengembangan produk yang berasal dari tempuyung (Sonchus arvensis L.) adalah tidak terjaminnya pasokan bahan baku dan mutu, karena selama ini sebagian besar tempuyung diambil dari alam dan jarang sekali dari hasil budidaya. Oleh karena itu diperlukan upaya budidaya dengan menggunakan bahan tanaman unggul dan cara budidaya yang tepat untuk mendapatkan produktivitas dan kualitas yang tinggi. Penelitian ini terdiri atas dua aspek, yaitu (1) mempelajari karakter tanaman dan flavonoid daun tempuyung dari berbagai aksesi dan (2) mempelajari produksi dan karakter flavonoid tempuyung dengan perbedaan teknik budidaya. Kedua aspek tersebut dikaji dalam empat subjudul penelitian: (1) evaluasi karakter agro-fisiologi dan analisis kekerabatan 10 aksesi tempuyung (Sonchus arvensis L.) di lingkungan in-situ, (2) evaluasi pertumbuhan dan kualitas 10 aksesi tempuyung pada penanaman secara ex-situ, (3) profil flavonoid tiga aksesi terpilih dengan perlakuan cara panen dengan budidaya organik, dan (4) profil flavonoid tiga aksesi terpilih dengan perlakuan cara panen dengan budidaya konvensional. Tujuan penelitian adalah 1) mendapatkan karakter pertumbuhan tanaman dan hubungan kekerabatan 10 aksesi tempuyung di lingkungan in-situ, 2) mendapatkan karakter pertumbuhan, kadar flavonoid total, produksi dan aktivitas antioksidan 10 aksesi tempuyung di lingkungan ex-situ, serta mendapatkan tiga aksesi terbaik dengan kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan yang tinggi, 3) mendapatkan informasi tentang profil flavonoid, produksi flavonoid total dan aktivitas antioksidan aksesi Banjararum, Lembang dan Tawangmangu dengan perbedaan cara panen pada budidaya organik dan konvensional. Percobaan pertama dilaksanakan dengan metode eksplorasi pada tiga provinsi yaitu Jawa Barat (Bogor dan Lembang), Jawa Tengah (Sukoharjo) dan Jawa Timur (Malang), pada bulan Oktober 2015 sampai Februari 2016. Hasil percobaan 1 menunjukkan keragaman karakter agronomi dan fisiologi, serta perbedaan kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan dengan kisaran berturut-turut 0.51–0.85 mg SK.g-1 dan 825.90–224.92 μg.L-1. Percobaan kedua dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juli 2016 di kebun Percobaan Organik IPB di Cikarawang, Darmaga, Bogor. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) satu faktor (10 aksesi tempuyung dari percobaan 1) dengan tiga ulangan. Hasil percobaan 2 menunjukkan bahwa budidaya ex-situ dapat meningkatkan kadar flavonoid total 8 aksesi (Dramaga, Cibadak, Lembang, Matesih, Sekipan, Tawangmangu, Batu dan Banjararum) dengan peningkatan berturut-turut 26, 8, 2, 7, 20, 4, 12 dan 42% dibandingkan in-situ. Budidaya juga meningkatkan aktivitas antioksidan aksesi Dramaga, Lembang, Matesih, Tawangmangu, Batu, Banjararum dan Sumbersekar berturut-turut dengan peningkatan 43, 159, 1, 7, 5 dan 7%. Kadar flavonoid total tertinggi dimiliki oleh aksesi Banjararum, Tawangmangu dan Lembang. Aktivitas antioksidan yang tinggi dimiliki oleh aksesi Sumbersekar, Banjararum dan Tawangmangu. Produksi flavonoid total tertinggi dimiliki oleh Banjararum, Lembang dan Tawangmangu. Percobaan ketiga (budidaya organik) dan keempat (budidaya konvensional) dilakukan di lapangan pada bulan Februari sampai Juli 2017 di kebun percobaan organik dan konvensional di Cikarawang, Darmaga, Bogor. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan dua faktor yaitu cara panen daun bawah dan daun atas (panen bertahap dan panen serempak) dan aksesi (Lembang, Tawangmangu, dan Banjararum) dengan tiga ulangan. Analisis di laboratorium dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 – Agusutus 2018. Hasil percobaan ketiga (budidaya organik) menunjukkan bahwa: 1) cara panen serempak menghasilkan produksi daun, produksi flavonoid total dan produktivitas daun bawah yang lebih tinggi dibandingkan panen bertahap. Namun produktivitas daun atas tidak berbeda nyata antara panen bertahap dan serempak; 2) aksesi Tawangmangu menghasilkan produksi daun bawah dan daun atas, dan produktivitas daun atas yang lebih tinggi dibandingkan aksesi Lembang dan Tawangmangu. Produksi flavonoid total tidak berbeda antara Tawangmangu dan Lembang; 3) aksesi Tawangmangu yang dipanen bertahap menghasilkan antioksidan yang tinggi pada daun bawah, sedangkan yang dipanen serempak menghasilkan kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan daun atas tertinggi. Hasil percobaan keempat (budidaya konvensional) menunjukkan bahwa: 1) pengaruh interaksi nyata pada Aksesi Tawangmangu yang dipanen serempak menghasilkan produktivitas daun bawah dan daun total, dan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan yang dipanen bertahap; 2) aksesi Banjararum yang dipanen bertahap menghasilkan kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dipanen serempak; 3) aksesi Lembang dan Banjararum menghasilkan produksi flavonoid total yang tinggi. Hasil identifikasi profil flavonoid (dengan senyawa taget) daun tempuyung pada percobaan 3 dan 4 menunjukkan adanya senyawa rutin, mirisetin, luteolin, kuersetin, kaemferol dan apigenin. Kaemferol menunjukkan kadar tertinggi di antara keenam jenis flavonoid pada daun bawah dan daun atas pada budidaya organik, sedangkan pada budidaya konvensional kaemferol menunjukkan kadar tertinggi pada daun bawah dan rutin pada daun atas.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104176
Appears in Collections:DT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2000tra.pdf
  Restricted Access
53.59 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.