Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103533
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorPurwono-
dc.contributor.advisorYahya, Sudirman-
dc.contributor.authorWibisana, Dharend Lingga-
dc.date.accessioned2020-08-10T06:31:08Z-
dc.date.available2020-08-10T06:31:08Z-
dc.date.issued2020-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103533-
dc.description.abstractKebutuhan gula nasional per tahun sebesar 5.7 juta ton berupa 3.2 juta ton gula kristal rafinasi (GKR) untuk industri dan 2.5 juta ton gula kristal putih (GKP) untuk konsumsi. Produksi gula tebu tahun 2018 sebesar 2.17 juta ton lebih rendah dibandingkan dengan produksi gula tebu tahun 2016 sebesar 2.2 juta ton. Hal ini terjadi karena pertanaman tebu di Indonesia bergeser dari lahan sawah ke lahan sub optimal berupa lahan kering. Lahan kering memiliki kendala berupa kapasitas tukar kation (KTK) dan kadar C-organik rendah. Pengaruh keterbatasan kondisi lingkungan menunjukkan perbedaan keragaan tanaman tebu. Solusi dalam menghadapi permasalahan tersebut dengan dilakukan pemupukan yang tepat waktu dan penggunaan varietas unggul. Kualitas tanah pada lahan kering belum mampu diperbaiki dengan aplikasi pupuk anorganik, sehingga perlu dilakukan penanganan tambahan dalam meningkatkan kualitas tanah. Penambahan bahan organik merupakan salah satu cara untuk memperbaiki sifat tanah pada lahan kering. Blotong merupakan hasil endapan nira yang dilakukan pada saat proses penggilingan tebu. Bahan organik memperbaiki kapasitas menahan air, KTK, ketersediaan hara dan struktur tanah. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari peranan kompos blotong pada tanggap pertumbuhan dan hasil dua varietas terhadap pupuk anorganik pada lahan kering. Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan milik PT Kebun Tebu Mas, Mantup, Lamongan, Jawa Timur. Percobaan disusun dengan rancangan petakpetak terpisah (split-split plot design). Perlakuan yang digunakan terdiri dari tiga faktor yaitu dua varietas, tiga taraf kompos blotong dan empat dosis pupuk anorganik yang tersusun berturut-turut sebagai petak utama, anak petak dan anakanak petak. Varietas yang digunakan adalah PS 881 dan PS 862, pupuk kompos blotong terdiri dari tiga taraf yaitu 0, 5 dan 10 ton per hektar dan empat dosis pupuk anorganik (persen dosis rekomendasi) yaitu 25%, 50%, 75% dan 100%. Hasil menunjukkan pertumbuhan dan hasil varietas PS 862 lebih baik daripada PS 881 pada keragaan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah batang, panjang ruas dan hasil tebu. Varietas PS 881 memberikan tanggap lebih baik daripada varietas PS 862 pada peubah keragaan jumlah ruas dan panjang batang pada aplikasi kompos blotong. Dosis optimum pupuk anorganik didapatkan sebesar 75.93% untuk menghasilkan diameter batang varietas PS 881 dan 76.76% untuk hasil tebu per hektar. Penggunaan kompos blotong dengan dosis 5 ton ha-1 mampu memberikan efisiensi sebesar 0.097 ton kg-1 pada dosis 76.76% pupuk anorganik tetapi belum mereduksi penggunaan pupuk anorganik dalam menghasilkan diameter batang dan hasil tebu dua varietas.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgronomyid
dc.subject.ddcSugar Plantsid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcLamongan, Jawa Timurid
dc.titleEfisiensi Pupuk Anorganik pada Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Lahan kering dengan Aplikasi Kompos Blotongid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordhablurid
dc.subject.keywordhasil tebuid
dc.subject.keywordkomposid
dc.subject.keywordPS 881id
dc.subject.keywordruasid
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2010dlw.pdf
  Restricted Access
Fulltext16.19 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.