Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103401
Title: Pengaruh Faktor Lingkungan Perairan terhadap Penyimpanan Karbon pada Lamun Enhalus acoroides dan Halophila ovalis di Pulau Bintan.
Authors: Bengen, Dietriech G
Prartono, Tri
Halim, Muhammad
Issue Date: 2020
Publisher: IPB University
Abstract: Ekosistem lamun memberikan layanan sebagai penyerap karbon. Karbon tersebut disimpan dalam biomassa dan sedimen. Peranan lamun sebagai penyimpanan karbon tergantung pada spesies lamun dan karakteristik lingkungan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor lingkungan perairan terhadap penyimpanan kandungan karbon organik pada lamun Enhalus acoroides dan Halophila ovalis. Penelitian ini dilakukan pada bulan November-Desember 2018 di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Kandungan karbon organik dianalisis menggunakan metode Loss on Ignition (LOI) dengan tiga komponen perhitungan (kadar abu, total bahan organik (TOM), dan kandungan karbon). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan karbon di Enhalus acoroides lebih tinggi daripada di Halophila ovalis. Kandungan karbon organik Enhalus acoroides tertinggi di Stasiun 1 (68,19±1 g C/m2), diikuti Stasiun 2 (57,48±1 g C/m2), dan terendah di Stasiun 3 (10,11±1 g C/m2). Karbon organik Halophila ovalis tertinggi di Stasiun 2 (4,48±0,5 g C/m2), diikuti Stasiun 1 (3,68±0,5 g C/m2), dan lamun Halophila ovalis tidak ditemukan di Stasiun 3. Kandungan karbon organik pada lamun Enhalus acoroides yang lebih tinggi karena lamun ini merupakan spesies yang memiliki rentang waktu hidup yang lebih lama, ukuran daun yang panjang dan lebar membuat tingkat fiksasi karbondioksida menjadi lebih tinggi. Ukuran akar dan rimpang yang lebih besar membuat kapasitas penyimpanan karbon organik lebih besar. Lamun Halophila ovalis yang memiliki kandungan karbon organik lebih rendah, karena lamun ini merupakan spesies dengan ukuran daun, akar dan rimpang yang kecil sehingga kapasitas penyimpanan karbon organik pada biomassa hidupnya menjadi rendah. Rentang waktu hidup yang pendek juga berpengaruh terhadap rendahnya akumulasi karbon organik di biomassanya, karena terus mengalami pergantian individu baru. Penyimpanan karbon organik terbesar di ekosistem lamun berada di sedimen, yang merupakan hasil akumulasi selama ratusan tahun. Penyimpanan karbon organik total di sedimen pada kedalaman sedimen 20 cm, tertinggi berada di Stasiun 3 (1,62±0,1 Mg C/ha), diikuti oleh Stasiun 2 (1,47±0,1 Mg C/ha), dan yang terendah berada pada Stasiun 1 (1,16±0,1 Mg C/ha). Penyimpanan karbon organik di sedimen dipengaruhi oleh spesies lamun yang tumbuh di setiap lokasi penelitian, jenis sedimen, densitas ruah, interaksi antar habitat di sekitar ekosistem lamun, dan kondisi gelombang. Penyimpanan karbon organik lebih rendah di Stasiun yang didominasi oleh spesies lamun kecil, jenis sedimen kasar dan kondisi perairan bergelombang. Penyimpanan karbon organik lebih tinggi di Stasiun yang didominasi oleh lamun besar, sedimen halus, nilai kepadatan sedimen yang rendah, dan menerima input karbon organik dari luar ekosistem lamun (karbon allochthonous).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103401
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2020mha.pdf
  Restricted Access
Fulltext16.49 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.