Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103376
Title: Strategi Pengelolaan Lingkungan Rumah Sakit Menuju Green Hospital di Jakarta.
Authors: Putri, Eka Intan Kumala
Nurrochmat, Bambang Pramudya
Utomo, Suyud Warno
Sutanto
Issue Date: 2020
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Rumah sakit disamping memberikan pelayanan kesehatan ternyata juga merupakan salah satu institusi sekaligus industri penyumbang terjadinya penurunan kualitas lingkungan dan berkonstribusi terhadap terjadinya pemanasan global. Rumah sakit ramah lingkungan berkelanjutan (green hospital) menjadi salah satu alternatif tujuan pembangunan perumahsakitan di Indonesia, terutama di Jakarta. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah merumuskan strategi pengelolaan lingkungan rumah sakit menuju green hospital di Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada rumah sakit yang telah mencanangkan pelaksanan konsep green hospital di DKI Jakarta dan sekitarnya. Rumah sakit tersebut adalah RSUP Persahabatan, RS Kanker Dharmais, Rumkital Dr. Mintohardjo dan RS Mekarsari Bekasi. Waktu penelitian dilaksanakan selama 24 bulan terhitung mulai Oktober 2017 sampai dengan Oktober 2019. Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode tersebut sangat menentukan jenis data yang dibutuhkan yakni jenis data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data meliputi; a) studi pustaka, b) wawancara mendalam, c) observasi lapangan berupa kunjungan dan penilaian langsung ke empat rumah sakit yang menjadi objek penelitian, d) expert judgement yang merupakan metode pendekatan pakar dalam penyelesaian permasalahan atau menjawab tujuan penelitian. Metode analisis data meliputi; a) analisis deskriptif, b) analisis Multidimensional Scalling (MDS) Rap Green Hospital, c) Interpretative Structural Modelling (ISM), d) analisis prospektif, e) analisis Environment Management System (EMS)-Plan Do Check Action (PDCA), f) analisis Strenght Weakness Opportunity Treat (SWOT) dan g) Analysis Hirarchhy Process (AHP). Hasil penelitian diperoleh kriteria green hospital untuk rumah sakit di Indonesia terdiri dari enam dimensi yakni; dimensi ekologi, ekonomi, sosial, teknologi, kesehatan lingkungan dan kelembagaan. Keenam dimensi tersebut terdiri dari 42 atribut kriteria dan 151 sub atribut yang secara lebih rinci menggambarkan detail performa pengelolaan lingkungan rumah sakit berbasis green hospital. Kriteria ini merupakan basis penentuan nilai good bad dalam proses analisis keberlanjutan dengan pendekatan MDS Rap Green Hospital. Hasil penilaian status keberlanjutan dengan menggunakan MDS Rap Green Hospital terhadap rumah sakit lokasi penelitian menunjukan bahwa status keberlanjutan rata-rata pengelolaan lingkungan dalam katagori cukup berkelanjutan atau yellow hospital dengan skor 71.233%. Faktor penentu atau pengungkit keberlanjutan pengelolaan lingkungan rumah sakit berbasis green hospital di Indonesia, meliputi: a) pengelolaan limbah non medis, b) pengelolaan limbah b3, c) lingkungan dalam bangunan (indoor), d) lingkungan luar bangunan (outdoor), e) mitigasi dan adaptasi bencana, f) sumber dana, g) kinerja anggaran h) budaya (green culture), i) tingkat kepuasan, j) pengembangan partisipasi masyarakat, k) teknologi konservasi energi, l) teknologi pengolahan limbah, m) infeksi nosokomial, n) fasilitas sanitasi, o) promosi kesehatan, p) kepemimpinan q) sumberdaya manusia dan r) dokumen lingkungan. Hasil penilaian status keberlanjutan pengelolaan lingkungan menjadi ukuran sejauh mana keberhasilan pelaksanaan program green hospital pada sebuah rumah sakit di Jakarta. Berdasarkan hasil penilaian kondisi eksisting pengelolaan lingkungan rumah sakit saat ini, perlu diketahui apa saja kendala dan peluang serta aktor/lembaga mana yang paling kunci bilamana konsep green hospital ini diimplementasikan di Indonesia khususnya Jakarta. Hasil penelitian elemen peluang utama (variabel kunci) yakni; tekanan global terhadap upaya pelestarian lingkungan yang meningkat (P3) dan peningkatan kesadaran pemangku kepentingan (P4). Variabel kunci elemen kendala meliputi; kebijakan berupa peraturan perundangan terkait green hospital (K1), komitmen pemimpin belum optimal (K2) dan persepsi para pemangku kepentingan tidak sama (K7). Lembaga yang memegang peranan paling penting, berpengaruh dan memiliki ketergantungan paling rendah dalam pengelolaan lingkungan rumah sakit berbasis green hospital di Indonesia adalah direktur rumah sakit, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ketiga institusi tersebut merupakan elemen kunci dan menjadi leading sector dalam pengelolaan lingkungan rumah sakit berbasis green hospital di Indonesia. Setelah diketahui potret kondisi eksisting, peluang dan kendala serta aktor, perlu dikembangkan model pengelolaan lingkungan berbasis green hospital yang dapat diterapkan di seluruh rumah sakit. Model yang dikembangkan bersifat konseptual dengan metode PDCA (Plan, Do, Check, Act). Pada tahap perencanaan (Plan) dipengaruhi oleh aspek input yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan. Pada tahap pelaksanaan disyaratkan kesiapan operasional. Hasil diperoleh model pengelolaan lingkungan rumah sakit berbasis green hospital yang bersifat tertutup (siklus) dan dinamis. Model sangat mudah diimplementasikan, namun tetap membutuhkan komitmen, keterbukaan dan semangat dari seluruh komponen pemangku kepentingan terhadap rumah sakit. Strategi agar dapat menerapkan model perlu dirumuskan dan dilakukan skala prioritas strategi. Prioritas utama alternatif strategi pengelolaan lingkungan rumah sakit menuju green hospital di Indonesia, khususnya Jakarta adalah penyusunan road map-grand design menuju green hospital. Secara berurutan alternatif strategi berikutnya; strategi kebijakan anggaran, pembentukan the green team, pengembangan budaya kerja ramah lingkungan, optimalisasi sumberdaya, pengembangan teknologi dan litbang, serta strategi peningkatan teknologi kedokteran. Penerapan konsep green hospital membutuhkan regulasi setingkat undangundang dan ditindaklanjuti dengan peraturan pelaksanaan setingkat menteri yang didukung oleh peraturan daerah untuk operasionalisasi rumah sakit, puskesmas, balai kesehatan dan klinik kesehatan. Langkah berikutnya pemerintah juga perlu mengembangkan pedoman penilaian dan standarisasi konsep green hospital yang lebih komprehensif dan obyektif untuk seluruh tingkatan fasilitas kesehatan yang diikuti dengan pemberian reward dan punishment berupa insentif dan disinsentif. Guna percepatan implementasi program, rumah sakit perlu segera berbenah menyambut konsep ini dengan mengalokasikan anggaran dan sumberdaya manusia, menjaga komitmen dan menerapkan konsep green leadership dalam aktifitas keseharian.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103376
Appears in Collections:DT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2020sut.pdf
  Restricted Access
Fulltext70.44 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.