Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103346
Title: Migrasi desa-kota di Indonesia: Keputusan, Pola dan Perilaku serta Konsekuensi.
Authors: Fauzi, Akhmad
Juanda, Bambang
Rustiadi, Ernan
Marta, Joan
Issue Date: 2019
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Pergerakan penduduk memiliki implikasi penting bagi proses pembangunan. Meskipun migrasi dapat bermanfaat bagi migran, namun hal ini tidak selalu bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. Terutama di negara-negara berkembang, migrasi dapat menyebabkan kepadatan penduduk kota, pengangguran dan ketidakseimbangan antara daerah perdesaan dan perkotaan. Migrasi telah diidentifikasi sebagai salah satu strategi yang dilakukan oleh rumah tangga miskin untuk mendiversifikasi sumber pendapatan mereka dan untuk mengatasi dampak yang merugikan dari kendala sosial, ekonomi, dan kelembagaan di tempat asal, khususnya di wilayah perdesaan. Di sisi lain, migrasi juga dapat digunakan sebagai strategi investasi dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan yang diharapkan di masa depan dan memperoleh keuntungan dari upah yang lebih tinggi di tempat lain, misalnya di daerah perkotaan. Dalam memahami faktor-faktor yang menjelaskan heterogenitas dampak dari migrasi, terdapat tantangan dalam menguraikan kerangka teoretis yang sesuai tentang migrasi. Untuk itu dibutuhkan sebuah penelitian yang komprehensif tentang migrasi dalam hal ini migrasi yang dilakukan dari wilayah perdesaan menuju wilayah perkotaan dimulai dari faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan bermigrasi, pola dan prilaku dalam bermigrasi serta manfaat yang ditimbulkan migrasi bagi rumah tangga migran berdasarkan motif migrasi. Dari hasil penelitian yang komprehensif tersebut diperoleh informasi yang sangat bermanfaat bagi kebijakan pengelolaan migrasi, khususnya di Indonesia, sehingga dapat mengoptimalkan manfaat dari migrasi serta meminimalisis eksternalitas negatif yang ditimbulkannya. Setiap tujuan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis yang berbeda. Untuk tujuan pertama yakni mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh karakteristik rumah tangga, karakteristik wilayah dan karakteristik komunitas di wilayah asal terhadap keputusan rumah tangga untuk melakukan migrasi dilakukan menggunakan metode deskriptif statistik dan regresi multinomial logit. Untuk tujuan kedua mendeskripsikan dan menganalisis serta memetakan pola dan perilaku migrasi di Indonesia dilakukan dengan menggunakan analisis spasial. Untuk tujuan ketiga yakni menganalisis konsekuensi dari migrasi terhadap rumah tangga migran digunakan treatment evaluation dengan metode difference-in-differences. Penelitian ini menggunakan raw data yang berasal dari hasil Indonesia Family Life Survey (IFLS) untuk tahun 2007 (gelombang 4) dan tahun 2014 (gelombang 5). Indonesia Family Life Survey (IFLS) adalah survei longitudinal rumah tangga yang paling komprehensif yang pernah dilakukan di Indonesia. Survei ini adalah sebuah studi panel rumah tangga, individu, dan survei masyarakat terintegrasi yang sudah berlangsung sebanyak lima gelombang sejak 1993. Penelitian ini menjelaskan bahwa karakteristik rumah tangga, wilayah dan komunitas memiliki pengaruh yang berbeda terhadap keputusan rumah tangga dalam melakukan migrasi desa-kota untuk setiapmotif migrasi baik migrasi sebagai penanggulangan risiko maupun migrasi sebagai investasi. Rumah tangga pada kelompok pendapatan terendah (rumah tangga miskin) di wilayah perdesaan memiliki peluang yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok pendapatan lainnya untuk melakukan migrasi dengan motif risiko, temuan ini menyiratkan kecenderung penggunaan migrasi sebagai sebuah strategi untuk penanggulangan risiko (risk coping strategy) pada masyarakat miskin di wilayah perdesaan. Untuk migrasi dengan motif investasi, kemungkinan bermigrasi meningkat untuk rumah tangga yang berada pada kelompok pendapatan yang lebih tinggi. Hal ini menjelaskan kendala likuiditas yang ada dalam keputusan migrasi untuk motif investasi. Hasil analisis peluang migrasi desa-kota berdasarkan wilayah/region menunjukkan bahwa rumah tangga yang berada di region 1 (sumatera) memiliki peluang 2 kali lebih besar dibandingkan dengan region 2 (jawa dan bali) dan region 3 (Kalimantan, Sulawesi dan nusa tenggara) untuk melakukan migrasi desa-kota dengan motif risiko, sedangkan untuk migrasi dengan motif investasi, rumah tangga yang berada di region 2 (jawa dan bali) memiliki probabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan region lainnya. Selanjutnya, hasil dari karakteristik migran menjelaskan bahwa migrasi baik dengan motif risiko maupun investasi berpotensi menyebabkan tenaga kerja produktif di wilayah perdesaan melakukan migrasi menuju wilayah perkotaan, sehingga berpeluang memberikan dampak negatif (brain drain) terhadap aktivitas ekonomi di wilayah perdesaan/lokal. Terjadinya pengutuban (polarisasi) pada pola arus migrasi antar wilayah. Pulau Jawa dan Bali sebagai wilayah yang menjadi pusat arus migrasi desa-kota di Indonesia. Kondisi ini berpeluang mengakibatkan kota-kota di wilayah Pulau Jawa dan Bali mengalami peningkatan tingkat kepadatan penduduk yang lebih cepat dibandingkan dengan kota-kota di wilayah lainnya di Indonesia. Hasil analisis dampak migrasi desa-kota juga menjelaskan adanya perbedaan dampak migrasi untuk setiap motif. Migrasi dengan motif risiko secara statistik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan konsumsi perkapita rumah tangga di wilayah perdesaan, sebaliknya migrasi dengan motif investasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan konsumsi perkapita rumah tangga di wilayah perdesaan. Region 1 (sumatera) merupakan wilayah yang memperoleh dampak terbesar dari aktifitas migrasi terhadap peningkatan kesejahteraan rumah tangga di wilayah asal migran jika dibandingkan dengan rumah tangga migran pada region lainnya, khususnya migrasi dengan motif investasi. Penelitian ini memiliki beberapa hasil yang dapat berguna untuk desain dan implementasi kebijakan pengelolaan migrasi desa-kota di Indonesia. Dalam melihat peristiwa migrasi, sangat penting untuk memperhatikan motif yang mendorong terjadinya migrasi tersebut. Perbedaan motif dalam migrasi menyebabkan adanya perbedaan dalam pola dan perilaku migrasi serta dampak yang ditimbulkannya. Hasil penelitian juga telah memberikan penjelasan bahwa pola, perilaku serta dampak migrasi bagi rumah tangga migran dapat berbeda tergantung kepada wilayah asal rumah tangga yang melakukan migrasi. Berdasarkan kondisi tersebut, kebijakan pengelolaan migrasi yang nantinya akan dirumuskan oleh pemerintah, khususnya pemerintah daerah harus mempertimbangkan aspek penyebab migrasi desa-kota, motif melakukan migrasi, serta karakteristik wilayah asal migran.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103346
Appears in Collections:DT - Economic and Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
20019jma.pdf
  Restricted Access
Fulltext107.23 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.