Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103121| Title: | Evaluasi Sistem Lingkungan pada Pendederan Intensif Ikan Gabus Channa striata menggunakan Teknologi Akuaponik |
| Authors: | Supriyono, Eddy Nirmala, Kukuh Rusmana, Iman Kusmana, Cecep Puspaningsih, Dewi |
| Issue Date: | 2020 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Ikan gabus merupakan salah satu komoditas ikan yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, baik dalam bentuk ikan segar maupun olahan. Pangsa pasar saat ini juga mulai berkembang ke arah pemanfaatan dalam bidang kesehatan. Pendederan ikan gabus dapat dilakukan secara intensif dengan padat tebar tinggi. Pendederan intensif berkontribusi terhadap peningkatan penggunaan pakan buatan, dalam hal ini kebutuhan protein pakan ikan gabus sebagai ikan karnivora mencapai 38-44%. Konsekuensi dari pendederan ikan gabus secara intensif adalah buangan limbah yang dihasilkan berupa bahan organik yang berasal dari sisa pakan yang tidak termakan dan sisa metabolisme ikan gabus. Arah kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saat ini lebih mengarah pada manajemen sumberdaya budidaya berkelanjutan, dan salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah implementasi teknologi ramah lingkungan. Teknologi akuaponik merupakan teknologi pengelolaan limbah akuakultur ramah lingkungan, gabungan antara sistem akuakultur dan hidroponik yang menghasilkan ikan dan sayuran dalam satu sistem produksi. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengatasi permasalahan berkaitan dengan penanganan limbah pendederan intensif ikan gabus dengan teknologi akuaponik. Tujuan umum penelitian ini adalah mengevaluasi sistem lingkungan pada pendederan intensif ikan gabus menggunakan teknologi akuaponik, yang terdiri dari 3 tahap yaitu: 1) Penentuan padat tebar pada pendederan intensif ikan gabus Channa striata dengan sistem resirkulasi, 2) Evaluasi penggunaan tanaman sayur pada pendederan intensif ikan gabus C. striata dengan teknologi akuaponik, 3) Evaluasi peningkatan kapasitas tanaman selada Lactuca sativa pada pendederan intensif ikan gabus C. striata dengan teknologi akuaponik. Penelitian tahap pertama bertujuan menentukan padat tebar ikan gabus dengan sistem resirkulasi (RAS). Disain penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan padat tebar yang digunakan adalah: A). 2 ekor L-1, B). 4 ekor L-1, C). 6 ekor L-1. Ikan yang digunakan adalah benih ikan gabus (Channa striata) dengan rerata bobot 1.82±0.07 g dan rerata panjang 6.07±0.10 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TKH, LPS, pertambahan panjang, pertambahan berat, dan biomassa tertinggi diperoleh pada kepadatan 4 ekor L-1. Limbah TAN dan nitrat menunjukkan nilai yang signifikan meningkat pada hari ke-45 dan ke-60. Dari semua perlakuan padat tebar ikan gabus yang diterapkan dalam RAS ini, terlihat bahwa kelimpahan bakteri amonifikasi, nitritasi, nitratasi dan denitrifikasi yang berperan dalam siklus N cukup tinggi. Keberadaan bakteri dalam RAS sangat penting dalam merubah nutrien menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman, yakni NH4 + dan NO3 -. Penelitian tahap kedua bertujuan mengevaluasi penggunaan berbagai jenis tanaman sayur dalam pendederan intensif ikan gabus dengan teknologi akuaponik. Desain penelitian menggunakan rancangan acak lengkap yaitu penggunaan teknologi akuaponik, terdiri atas 3 perlakuan jenis tanaman sayur yaitu: selada L. sativa, caisim Brassica juncea L., dan pakcoy Brassica rapa. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Ikan yang digunakan berukuran rerata bobot 1.76±0.34 g dan rerata panjang 5.79±0.47 cm, dengan padat tebar ikan sebanyak 4 ekor L-1. Penggunaan tanaman selada pada teknologi akuaponik menunjukkan tingkat kelangsungan hidup tertinggi (90.67%) dan berbeda signifikan (P<0.05) dibandingan tanaman pakcoy (85.33%) dan caisim (86.33%). Demikian halnya dengan laju pertumbuhan spesifik, pertambahan panjang dan bobot mutlak antara penggunaan tanaman selada berbeda signifikan (P<0.05) dan lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman pakcoy dan caisim. Penggunaan tanaman selada juga menghasilkan biomassa akhir ikan gabus, retensi nitrogen dan retensi fosfor yang lebih tinggi serta konversi pakan yang lebih rendah, dan berbeda signifikan (P<0.05), daripada tanaman pakcoy dan caisim. Efisiensi penyisihan limbah TAN, nitrit dan nitrat tertinggi pada tanaman selada masing-masing sebesar 38.69%, 6.99% dan 52.07%. Biomassa akhir, retensi N dan retensi P pada tanaman tertinggi ditunjukkan pada perlakuan selada. Limbah yang dihasilkan dari pendederan intensif ikan gabus diserap oleh tanaman, dan bakteri berperan dalam siklus N yang terjadi di dalam teknologi akuaponik, sehingga terjadi keseimbangan N yang menjaga kualitas air tetap stabil selama masa pemeliharaan. Penelitian tahap ketiga bertujuan mengevaluasi kapasitas tanaman selada dalam pendederan intensif ikan gabus dengan teknologi akuaponik. Desain penelitian menggunakan rancangan acak lengkap yaitu 3 perlakuan biomassa tanaman selada L. sativa, yaitu: 50 selada m-2, 100 selada m-2, dan 150 selada m-2. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Ikan yang digunakan berukuran rerata bobot 7.36±0.48 g dan rerata panjang 10.02±0.36 cm. Pada tahap ini, perlakuan 50 selada m-2 menunjukkan hasil performa ikan gabus tertinggi. Hal ini ditunjukkan oleh hasil tingkat kelangsungan hidup sebesar 94.67%, laju pertumbuhan spesifik sebesar 1.87%, konversi pakan sebesar 1.92, pertambahan bobot tubuh sebesar 11.49 g, pertambahan panjang sebesar 3.34 cm, biomassa akhir sebesar 451 g. Hasil terbaik ini berkaitan dengan efisiensi penyisihan limbah (total ammonia nitrogen (TAN), nitrit, nitrat dan ortofosfat) di dalam sistem. Efisiensi penyisihan terbaik diperoleh pada kepadatan 50 selada m-2 untuk konsentrasi TAN, nitrit, nitrat dan ortofosfat masing-masing sebesar 37.80%, 12.04%, 53.66%, 52.26%. Perhitungan biomassa akhir tanaman selada, retensi N dan retensi P menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan (P>0.05), namun perlakuan 50 selada m-2 menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan 100 selada m-2 dan 150 selada m-2. Pengamatan terhadap kelimpahan bakteri siklus N menunjukkan bahwa bakteri amonifikasi diantara semua perlakuan terlihat sangat tinggi selama penelitian. Berdasarkan hasil dari ketiga tahap penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan padat tebar pada pendederan intensif ikan gabus sebanyak 4 ekor L-1 dan penggunaan tanaman selada sebanyak 50 tanaman m-2 merupakan keseimbangan optimal yang dapat meningkatkan produktivitas pendederan ikan gabus. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103121 |
| Appears in Collections: | DT - Fisheries |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| 2020dpu.pdf Restricted Access | 27.08 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.