Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103022
Title: Karakteristik dan Pola Commuting di Bandung Raya
Authors: Pravitasari, Andrea Emma
Pribadi, Didit Okta
Supriyatin, Riya
Keywords: correspondence analysis
Issue Date: 2020
Publisher: IPB University
Abstract: Bandung Raya merupakan salah satu wilayah metropolitan di Indonesia yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan konsep BPS, Bandung Raya terdiri atas lima wilayah kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan Kota Cimahi. Meskipun berada dalam satu wilayah metropolitan yang sama, perkembangan masing-masing wilayah berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya sehingga menyebabkan terjadinya interaksi spasial berupa komuter. Oleh karena itu diperlukan analisis dalam mengurangi komuter dan dampak negatif yang dapat ditimbulkan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis tipologi perkembangan wilayah, (2) menganalisis pola interaksi spasial antar kabupaten/kota, (3) menganalisis karakteristik dan distribusi spasial komuter di Bandung Raya serta (4) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penduduk Bandung Raya melakukan commuting baik dari segi rumah tangga maupun individu. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber dan instansi. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode skalogram dimodifikasi, principal component analysis (PCA), spatial clustering, indeks diversitas entropi, augmented dobly constrained entropy model, two step cluster dan analisis korespondensi. Hasil analisis tipologi perkembangan wilayah di Bandung Raya menggunakan metode skalogram dimodifikasi, PCA dan analisis spatial clustering menunjukkan bahwa wilayah tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 cluster yaitu wilayah perkotaan (Kota Bandung dan Kota Cimahi) wilayah suburban (Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat) serta wilayah perdesaan (Kabupaten Sumedang). Berdasarkan augmented dobly constrained entropy model diperoleh bahwa diantara kelima wilayah tersebut terjadi interaksi spasial berupa commuting yang dipengaruhi oleh jarak, indeks perkembangan wilayah, rasio lahan terbangun dan kepadatan penduduk dengan koefisien determinasi sebesar 99%. Dari hasil analisis diperoleh semakin dekat jarak, semakin tidak seimbang kepadatan penduduk, semakin seimbang perkembangan wilayah dan semakin seimbang rasio lahan terbangun maka interaksi spasial di Bandung Raya semakin meningkat. Dalam interaksi commuting ini, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang memiliki daya dorong positif, Kabupaten Bandung Barat memiliki daya tarik negatif, Kota Bandung memiliki daya tarik positif sedangkan Kota Cimahi memiliki daya dorong negatif. Karakteristik komuter di masing-masing wilayah Bandung Raya bervariasi dan terbagi atas 3 bagian yaitu komuter dengan tujuan utama bekerja, komuter dengan tujuan utama sekolah dan karakteristik rumah tangga komuter. Dari analisis two step cluster diperoleh hasil bahwa karakteristik komuter dengan tujuan utama bekerja di Bandung Raya memiliki ciri yang sama yaitu buruh pria dan menggunakan sepeda motor. Karakteristik rumah tangga komuter di Bandung Raya juga memiliki ciri yang sama yaitu rumah tangga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Karakteristik komuter dengan tujuan utama sekolah bervariasi di masing-masing wilayah. Antara lain komuter dengan tujuan utama sekolah yang berasal dari wilayah Kabupaten Bandung memiliki ciri mahasiswa diploma IV atau sarjana dan menggunakan sepeda motor sebagai moda transportasi. Komuter dengan tujuan utama sekolah yang berasal dari Kabupaten Sumedang memiliki karakteristik murid SD dengan menggunakan sepeda motor atau berjalan kaki serta karakteristik murid SMA/MA/sederajat atau SMP/MTs/sederajat dan menggunakan sepeda motor atau angkutan umum untuk bersekolah. Komuter dengan tujuan utama sekolah yang menuju ke Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bandung memiliki karakteristik mahasiswa diploma IV atau sarjana dan menggunakan sepeda motor sebagai moda transportasi. Komuter dengan tujuan utama sekolah yang berasal dari Kota Cimahi memiliki karakteristik murid SMA/MA/sederajat atau SMP/MTs/sederajat dan menggunakan sepeda motor atau angkutan umum untuk bersekolah. Hasil analisis korespondensi menunjukkan faktor keputusan penduduk melakukan commuting dipengaruhi oleh umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, pengeluaran rumah tangga per bulan dan alasan memilih tempat tinggal saat ini dimana faktor-faktor tersebut berbeda untuk masing-masing wilayah di Bandung Raya. Arahan pengembangan wilayah untuk mengurangi komuter disesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah berdasarkan tipologi wilayah, pola interaksi spasial, karakteristik dan pola commuting serta faktor yang mempengaruhi keputusan melakukan commuting diantaranya arahan dalam bidang lapangan pekerjaan, transportasi, fasilitas pendidikan dan pemukiman. Kata kunci: analisis korespondensi, entropy, interaksi spasial, komuter, spatial clustering, two step cluster
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103022
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2020rsu.pdf
  Restricted Access
Fulltext43.68 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.