Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102781
Title: Evaluasi Rencana Pola Ruang Berbasis Analisis Risiko Bencana Angin Puting Beliung di Wilayah Bogor
Authors: Tjahjono, Budi
Sulistya, Widada
Widianto, Muhammad Nuzullam
Issue Date: 2020
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Indonesia adalah negara yang rawan bencana dilihat dari aspek geografis, klimatologis dan demografis. Indonesia memiliki kondisi iklim tropika basah sehingga bencana hidrometerologis menjadi dominan, salah satunya disebabkan oleh angin puting beliung. Di Indonesia, bencana angin puting beliung merupakan bencana yang relatif tinggi angka kejadiannya. Berdasarkan data BNPB, pada tahun 2018 terjadi 449 kejadian angin puting beliung atau sebesar 36 % dari semua kejadian bencana yang ada di Indonesia. Wilayah Bogor (yang meliputi wilayah Kabupaten Bogor dan Kota Bogor) merupakan wilayah administrasi dengan jumlah penduduk tebanyak di Jawa Barat yang dikenal cukup sering mengalami bencana angin puting beliung. Menurut data BNPB, pada tahun 2018 di wilayah Bogor telah mengalami 25 kejadian angin puting beliung dengan korban jiwa 1 orang meninggal, 1 502 orang yang mengungsi dan 413 rumah mengalami kerusakan berat. Bencana angin puting beliung di wilayah Bogor seharusnya dapat diminimalisir melalui perencanaan tata ruang yang baik berbasis pada mitigasi bencana. Dengan diketahuinya wilayah risiko bencana angin puting beliung, maka selanjutnya dapat dirumuskan perencanaan tata ruang yang lebih baik guna menghindari dampak negatif dari bencana angin puting beliung. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis dan memetakan daerah bahaya (hazard) angin puting beliung di wilayah Bogor, (2) menganalisis dan memetakan daerah kerentanan (vulnerability) angin puting beliung di wilayah Bogor (3) menganalisis dan memetakan daerah risiko (risk) angin puting beliung di wilayah Bogor, (4) mengevaluasi pemanfaatan pola ruang di wilayah Bogor berdasarkan pada aspek risiko bencana angin puting beliung. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan September 2019. Metode analisis yang digunakan meliputi analisis spasial, analisis multikriteria dan analisis deskriptif. Analisis multikriteria digunakan untuk menentukan faktor dan sub faktor penentu bahaya dan kerentanan bencana angin puting beliung. Setelah faktor dan sub faktor pembentuk bahaya dan kerentanan bencana angin puting beliung dikelompokkan secara terstruktur maka kemudian dilakukan pembobotan nilai untuk masing-masing faktor dan sub faktor. Pembobotan untuk nilai faktor dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Pembobotan nilai sub faktor dilakukan dengan ketentuan standarisasi skor skala berkebalikan. Analisis spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk pembuatan peta bahaya, peta kerentanan, peta risiko, dan evaluasi rencana pola ruang. Analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis keterkaitan rencana pola ruang dengan sebaran daerah risiko bencana angin puting beliung serta merumuskan arahan mitigasinya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa bahaya angin puting beliung di wilayah Bogor didominasi oleh kelas sedang dan tinggi. Jika menggunakan metode Perka BNPB Nomor 02 Tahun 2012, di wilayah Bogor didominasi oleh kelas sedang dengan persentase total 56.39% diikuti oleh kelas tinggi dengan persentase 25.50%, sedangkan kelas rendah memiliki persentase 18.11% dari total luas daerah penelitian. Pada analisis bahaya menggunakan metode modifikasi, kelas bahaya sedang memiliki luasan yang paling besar dengan persentase sebesar 52.54%, selanjutnya kelas bahaya tinggi seluas 35.06%, dan diikuti kelas rendah seluas 12.40%. Untuk analisis risiko bencana angin puting beliung pada tahap berikutnya digunakan peta bahaya metode modifikasi. Hasil analisis kelas risiko bencana angin puting beliung menunjukan bahwa wilayah Bogor sebagian besar didominasi oleh kelas risiko rendah dengan luasan sebesar 62.02%, diikuti oleh kelas risiko sedang dengan luas sebesar 21.28%, sedangkan kelas tinggi memiliki luas sebesar 16.70% dari keseluruhan luas. Wilayah Bogor mayoritas memiliki kelas rendah dikarenakan sebagian besar wilayah, terutama wilayah Kabupaten Bogor di sebelah barat dan timur memiliki kerentanan yang rendah serta tingkat bahaya rendah dan sedang. Kelas risiko tinggi terdapat di wilayah Bogor bagian tengah, terutama wilayah Kota Bogor, sampai pada bagian utara dimana wilayah tersebut memiliki bahaya yang tinggi dan kerentanan pada kelas sedang dan tinggi. Dari hasil evaluasi rencana pola ruang berbasis risiko bencana angin puting beliung, mayoritas wilayah pada kawasan budidaya di Kota Bogor berada pada kelas tinggi dengan persentase sebesar 77.19%, sedangkan di Kabupaten Bogor, kawasan budidaya yang masuk pada kelas risiko tinggi dan sedang sebesar 30.91%. Secara keseluruhan di wilayah Bogor pada rencana pola ruang untuk lahan terbangun masih banyak yang masuk ke wilayah risiko tinggi dan sedang.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102781
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2020mnw.pdf
  Restricted Access
38.15 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.