Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/101661
Title: Peran Penambahan Enzim dalam Pakan Buatan untuk Pertumbuhan Larva Ikan Lele Afrika Clarias gariepinus
Authors: Jusadi, Dedi
Ahmad, Fauzi Ichsan
Sunarma, Ade
Cahyadi, Ucu
Issue Date: 2019
Publisher: IPB University
Abstract: Salah satu faktor kunci keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan lele adalah kualitas benih yang baik. Dalam proses produksi benih ikan lele Afrika (Clarias gariepinus) ini, memerlukan cacing sutra (Tubifex sp.) sebagai pakan awal untuk larva sampai dengan ukuran benih. Cacing sutra dapat menjadi faktor pembatas bagi kegiatan produksi benih ikan lele. Cacing sutra tidak tersedia sepanjang tahun, terutama pada musim penghujan dimana ketersediaan di alam berkurang. Kurangnya cacing sutra akan meningkatkan harga dan akan menjadi sangat penting bagi daerah-daerah yang ketersediaan cacing sutranya terbatas. Upaya untuk mengatasi ketersediaan cacing sutra sebagai pakan alami adalah dengan memberikan pakan buatan yang ditambahkan dengan multienzim dengan nama komersial Superzyme dari PT. Bright International agar nutrien dalam pakan dapat dimanfaatkan oleh ikan secara maksimal. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis efektivitas penambahan enzim pada pakan buatan terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup larva ikan lele Afrika. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – April di BBPBAT Sukabumi, dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap, terdiri dari empat perlakuan dan empat kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian pakan pada larva ikan lele dengan cacing (K), pakan tanpa enzim (ME0), pakan dengan penambahan enzim dosis 1 g kg-1 (ME1) dan pakan dengan penambahan enzim dosis 2 g kg-1 (ME2) dengan metode coating. Larva ikan lele berumur 3 hari ditebar pada akuarium kaca ukuran 80x60x40 cm yang diisi air 150 L dan diberi aerasi. Kepadatan larva 9 ekor L-1. Cacing sutra dan pakan buatan diberikan sebanyak 4 kali sehari, pada pukul 07.00, 12.00, 17.00 dan 22.00 WIB selama 12 hari. Parameter uji yang dievaluasi dalam penelitian ini adalah bobot tubuh akhir, panjang tubuh akhir, tingkat kelangsungan hidup, distribusi ukuran panen, jumlah konsumsi pakan, efisiensi pakan, rasio efisiensi protein, faktor kondisi, aktivitas enzim (amilase, protease, tripsin, kimotripsin) dan panjang vili usus. Akhir penelitian ini menunjukkan data pertumbuhan panjang dan bobot akhir ikan yang diperoleh, secara signifikan nilai tertinggi yaitu pada pakan perlakuan cacing dibandingkan perlakuan lainnya, sedangkan pada perlakuan pakan ME0, ME1, dan ME2 tidak berbeda nyata. Pertumbuhan ikan lele pada perlakuan cacing berdampak pada distribusi ukuran panen yang hanya memiliki dua ukuran, yakni ukuran sedang (70.47%) dan besar (29.53%), sedangkan pada perlakuan pakan buatan, ikan terdistribusi di ukuran kecil, sedang dan besar, dengan mayoritas di ukuran sedang (98.25-99.52%). Ikan pada perlakuan cacing, mengkonsumsi pakan 13 kali lebih banyak dari perlakuan pakan buatan. Di sisi lain, pemberian pakan buatan memberikan nilai efisiensi pakan yang lebih baik dari perlakuan cacing. Efisiensi pakan pada setiap perlakuan pakan buatan nilainya tidak berbeda nyata. Parameter rasio efisensi protein tidak berbeda nyata antara perlakuan cacing dan ME0, namun kedua perlakuan tersebut berbeda nyata dengan perlakuan ME1 dan ME2. Untuk parameter tingkat kelangsungan hidup dan faktor kondisi dari masing-masing perlakuan tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Pada pengukuran aktivitas enzim pada hari ke-18 setelah menetas, aktivitas enzim amilase dan kimotripsin rata-rata meningkat, sedangkan aktivitas enzim protease dan tripsin rata-rata menurun jika dibandingkan dengan aktivitas enzim pada larva hari ke-4 setelah menetas (sebelum diberi perlakuan). Perbedaan penambahan dosis pada pakan memberikan pengaruh yang berbeda pada panjang villi usus ikan lele. Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan benih ikan lele yang diberi pakan cacing, sedangkan nilai yang terendah ada pada perlakuan ME0. Peningkatan enzim pada pakan, dapat meningkatkan panjang vili usus (ME1 dan ME2). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penambahan enzim dengan dosis sampai 2 g kg-1 pakan dapat meningkatkan panjang villi usus, namun belum mampu meningkatkan pertumbuhan ikan sebagaimana penggunaan cacing. Saran yang dapat disampaikan adalah perlu dilakukan evaluasi lanjutan terkait peningkatan jumlah pemberian pakan harian melalui peningkatan frekuensi pemberian pakan agar jumlah konsumsi pakan buatan setara dengan cacing.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/101661
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019uca.pdf
  Restricted Access
29.84 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.