Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/101648| Title: | Pengaruh Praktik Pengasuhan Ibu, Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan, dan Temperamen Anak terhadap Tingkat Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun |
| Authors: | Hastuti, Dwi Herawati, Tin Kusramadhanty, Meilita |
| Issue Date: | 2019 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Perkembangan sosial emosi anak adalah kemampuan anak dalam mengendalikan perasaan dan perilaku dalam berinteraksi sosial dengan orang lain. Perkembangan sosial dan emosi penting dicapai anak untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, meningkatkan perkembangan kognitif, mendukung kesiapan sekolah dan keberhasilan akademik. Perkembangan sosial emosi yang tercapai dengan optimal sejak dini akan terbentuk perilaku indvidu dewasa yang positif. Hambatan dalam perkembangan sosial emosi sejak dini dapat menimbulkan berbagai masalah perilaku, seperti egosentrisme, agresif, dan perilaku antisosial. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi karakteristik orang tua, karakteristik anak, praktik pengasuhan ibu, keterlibatan ayah dalam pengasuhan, temperamen anak dan tingkat perkembangan sosial emosi anak usia 5-6 tahun, 2) menganalisis hubungan praktik pengasuhan ibu, keterlibatan ayah dalam pengasuhan, temperamen anak dan tingkat perkembangan sosial emosi anak usia 5-6 tahun, dan 3) menganalisis pengaruh praktik pengasuhan ibu, keterlibatan ayah dalam pengasuhan, temperamen anak terhadap tingkat perkembangan sosial emosi anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study. Lokasi penelitian dipilih secara purposive, yaitu Kecamatan Beji, Kota Depok. Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan April hingga Mei 2018. Populasi dalam penelitian ini merupakan keluarga utuh yang memiliki anak usia prasekolah. Unit analisis dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak berusia 5-6 tahun yang berada dalam kelompok B di enam TK terpilih di Kecamatan Beji, Kota Depok. Contoh pada penelitian ini adalah 100 ibu dan anaknya yang dipilih menggunakan metode convinient sampling dengan kriteria ibu bersedia menjadi contoh penelitian. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui dua metode, yaitu metode observasi dilakukan pada anak untuk mengukur perkembangan sosial emosi anak dan metode self report dilakukan pada ibu dengan alat bantu kuesioner untuk mengukur praktik pengasuhan ibu, keterlibatan ayah dalam pengasuhan, dan temperamen anak. Kuesioner perkembangan sosial emosi yang merupakan salah satu dimensi yang terdapat dalam kuesioner Early Development Instrument (EDI) dari Janus dan Offord (2007) yang telah dimodifikasi oleh Hastuti dan Alfiasari (2018). Kuesioner praktik pengasuhan ibu mengadopsi dari Hastuti dan Alfiasari (2018) yang terdiri dari dimensi asah, asih, dan asuh. Kuesioner keterlibatan ayah dalam pengasuhan mengadopsi dari Hastuti dan Alfiasari (2018), untuk mengukur keterlibatan ayah dalam memberikan stimulasi kepada anak berdasarkan persepsi ibu. Temperamen Anak menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Bould et al (2013) terdiri dari empat dimensi, yaitu emotionality, activity, sociability, dan shyness. Data sekunder merupakan data yang bersumber dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Depok berupa daftar TK yang terkareditasi di Kecamatan Beji, Kota Depok. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS) dan Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Lebih dari separuh anak (60%) dalam penelitian ini memiliki perkembangan sosial emosi yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa anak sudah menunjukkan perkembangan sosial emosi yang sesuai harapan. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh ibu memiliki praktik pengasuhan yang baik (84%). Selain itu, keterlibatan ayah dalam pengasuhan masih terkategori rendah (49%) dan sedang (51%). Hal ini menunjukkan bahwa kualitas stimulasi yang dilakukan ayah perlu ditingkatkan. Berdasarkan hasil penelitian, temperamen anak berada pada dimensi activity dan sociability. Hal ini sejalan dengan karakteristik usia anak, pada periode usia dini cenderung memiliki tingkat aktivitas yang tinggi dan sedang mengembangkan kemampuan untuk bersosialisasi. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa praktik pengasuhan ibu (r=0.432, p<0.01) berhubungan positif signifikan dengan perkembangan sosial emosi anak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kualitas praktik pengasuhan yang dilakukan oleh ibu, maka perkembangan sosial emosi anak tercapai secara optimal. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan (r=0.490, p<0.01) berhubungan positif signifikan dengan perkembangan sosial emosi. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin baik ayah terlibat dalam pengasuhan, maka semakin baik pula perkembangan sosial emosi anak. Perkembangan sosial emosi anak dipengaruhi secara positif signifikan oleh praktik pengasuhan ibu, keterlibatan ayah dalam pengasuhan, dan temperamen anak. Praktik pengasuhan ibu maupun keterlibatan ayah dalam pengasuhan yang baik akan mendorong anak untuk memiliki kemampuan meregulasi emosi secara tepat sehingga dapat membangun interaksi yang baik dengan orang lain. Anak yang mendapatkan praktik pengasuhan yang baik akan memiliki perkembangan sosial emosi yang baik. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dalam pengasuhan memberikan pengaruh positif signifikan terhadap praktik pengasuhan ibu dan temperamen anak. Temperamen yang dimiliki anak memberikan pengaruh cukup besar bagi perkembangan sosial emosi anak. Artinya, anak yang memiliki temperamen yang positif akan memiliki kemampuan sosial emosi yang baik. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/101648 |
| Appears in Collections: | MT - Human Ecology |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| 2019mku.pdf Restricted Access | 17.48 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.