Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100887
Title: Rekayasa Model Pengambilan Keputusan Cerdas Penyeimbangan Risiko dan Nilai Tambah untuk Rantai Pasok Berkelanjutan Agroindustri Gula Tebu.
Authors: Marimin
Machfud
Yani, Moh
Asrol, Muhammad
Issue Date: 2019
Publisher: IPB University
Abstract: Agroindustri gula tebu memiliki peran yang signifikan tehadap perekonomian Indonesia serta melibatkan berbagai stakeholder yang menggantungkan hidup pada sektor tersebut. Faktanya, posisi agroindustri gula tebu Indonesia saat ini berada pada keadaan yang lemah, ditunjukkan dengan kinerjanya yang semakin menurun. Pendekatan manajemen rantai pasok adalah salah satu solusi untuk peningkatan kinerja agroindustri gula tebu melalui peningkatan koordinasi dan kolaborasi antar stakeholder rantai pasok. Terdapat beberapa tantangan pada agroindustri gula tebu di Indonesia, diantaranya pengambilan keputusan yang harus lebih tepat, distribusi keuntungan yang lebih adil untuk peningkatan motivasi stakeholder serta upaya peningkatan keberlanjutan rantai pasok. Pengambilan keputusan memegang peran penting, jika keputusan yang diambil tidak tepat dapat berdampak pada semakin rendahnya kinerja, keuntungan dan ancaman keberlanjutan rantai pasok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis situasi rantai pasok agroindustri gula tebu saat ini, merancang model penyeimbangan risiko dan nilai tambah untuk alokasi keuntungan yang adil pada rantai pasok, merancang model penilaian dan mendapatkan nilai keberlanjutan rantai pasok, mendapatkan prototipe Sistem Penunjang Keputusan Cerdas (SPKC) untuk penyeimbangan risiko dan nilai tambah rantai pasok berkelanjutan agroindustri gula tebu. Penelitian ini dilakukan di salah satu agroindustri gula tebu di Provinsi Jawa Timur, sebagai sentra produksi gula dan tebu di Indonesia yang memperoleh bahan baku dari petani tebu rakyat dan memproduksinya menjadi Gula Kristal Putih (GKP). Situasi dan kondisi objektif rantai pasok agroindustri gula tebu dianalisis melalui pendekatan Soft System Methodology (SSM), sehingga berbagai permasalahan dapat diidentifikasi dan ditentukan solusi konseptualnya. Pendekatan cooperative game theory dimodelkan untuk alokasi keuntungan rantai pasok karena sesuai dengan ciri sistem rantai pasok yang saling bekerjasama dalam pencapaian tujuan. Penelitian ini mengembangkan model Fuzzy Shapley value dengan mempertimbangkan penyeimbangan risiko dan nilai tambah untuk alokasi keuntungan yang adil pada stakeholder primer rantai pasok. Penilaian keberlanjutan rantai pasok dimodelkan melalui Fuzzy Inference System (FIS) dan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS). Prototipe SPKC dikembangkan melalui System Development Life Cycle (SDLC) dengan pendekatan Waterfall model. Penelitian ini diawali dengan analisis situasional utuk mengetahui kondisi objektif rantai pasok agroindustri gula tebu. Analisis situasional juga telah berhasil mengidentifikasi konfigurasi rantai pasok agroindustri gula tebu yang melibatkan stakeholder primer petani tebu rakyat, pabrik gula dan distributor yang akan dilibatkan langsung dalam alokasi keuntungan yang adil dan peningkatan keberlanjutan rantai pasok. Berdasarkan hasil identifikasi permasalah tidak terstruktur dan penggambaran rich picture, agroindustri gula tebu menghadapi kendala pada bagian hulu, bagian hilir atau produksi dan distribusi. Secara komprehensif, telah ditemukan bahwa stakeholder rantai pasok hulu menghadapi risiko yang lebih besar dengan tingkat keuntungan yang rendah sedangkan stakeholder rantai pasok hilir menikmati keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko yang lebih rendah. Model solusi konseptual yang ditawarkan untuk transformasi sistem adalah penyeimbangan risiko dan nilai tambah untuk alokasi keuntungan yang lebih adil, peningkatan keberlanjutan dan koordinasi antar stakeholder rantai pasok agroindustri gula tebu. Penelitian ini telah berhasil merancang model alokasi keuntungan yang adil dengan pendekatan cooperative game theory. Model yang dikembangkan adalah Fuzzy – Shapley value dengan mempertimbangkan nilai tambah dan nilai risiko setiap stakeholder rantai pasok. Model Fuzzy – Shapley value telah diverifikasi sesuai dengan axioma Shapley untuk alokasi keuntungan berdasarkan kontribusi setiap stakeholder pada rantai pasok. Hasil analisis proporsi keuntungan saat ini, diketahui bahwa keuntungan petani, pabrik gula dan distributor adalah 23.95%, 24.34% dan 51.71% secara berurutan. Hasil validasi model pada penelitian ini menunjukkan bahwa alokasi keuntungan untuk petani tebu rakyat, pabrik gula dan distributor adalah 36.95%, 36.23%, dan 26.82%, secara berurutan. Hasil tersebut lebih baik dibandingkan dengan kondisi saat ini yang petani tebu rakyat dirugikan karena mendapatkan keuntungan rendah dengan ancaman risiko yang paling tinggi. Perancangan model penilaian keberlanjutan rantai pasok diawali dengan penetapan indikator dan dimensi keberlanjutan. Terdapat dimensi ekonomi, sosial, lingkungan dan sumber daya dengan masing-masing enam indikator sebagai penentu tingkat keberlanjutan rantai pasok. Penelitian ini telah berhasil merancang kerangka Fuzzy Inference System (FIS) untuk menentukan nilai dimensi keberlanjutan rantai pasok. Agregasi nilai keberlanjutan rantai pasok dimodelkan melalui Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS). ANFIS dengan model inisiasi subtractive clustering merupakan model yang memiliki kinerja yang lebih baik dan tingkat kesalahan yang lebih rendah dibandingkan grid partition untuk mengaggregasi keberlanjutan rantai pasok. Hasil validasi model FIS menunjukkan nilai dimensi ekonomi, sosial, lingkungan dan sumber daya adalah 64.33%, 75.69%, 73.72% dan 69.05%, secara berurutan. Hasil validasi model ANFIS menunjukkan nilai keberlanjutan rantai pasok agroindustri gula tebu adalah 68.6% atau hampir berkelanjutan. Peningkatan keberlanjutan dapat dilakukan dengan memperhatikan hasil analisis indikator kunci pada setiap dimensi keberlanjutan. Model alokasi keuntungan yang adil dan model penilaian keberlanjutan rantai pasok diintegrasikan pada prototipe SPKC sebagai salah satu penunjang transformasi rantai pasok agroindustri gula tebu yang adil dan berkelanjutan. SPKC tersebut diberi nama dengan ASAP (Analysis for Sugarcane Agroindustry Performance) v.1.0. yang memiliki kemampuan analisis nilai tambah rantai pasok, penilaian risiko rantai pasok, memberikan rekomendasi keputusan alokasi keuntungan yang lebih adil antar stakeholder rantai pasok, penilaian keberlanjutan rantai pasok dari variabel kualitatif dan kuantitatif serta memberikan rekomendasi keputusan untuk peningkatan keberlanjutan rantai pasok. ASAP v. 1. 0 diharapkan dapat membantu pengambil keputusan dalam peningkatan nilai tambah, mitigasi risiko yang lebih efektif, menentukan alokasi keuntungan yang lebih adil serta upaya peningkatan keberlanjutan rantai pasok yang lebih tepat sasaran.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100887
Appears in Collections:DT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019mas.pdf
  Restricted Access
96.23 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.