Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100706
Title: Etnobotani Permainan Tradisional Anak-Anak Masyarakat Jawa di Eks Karesidenan Surakarta
Authors: Sulistijorini
Rifai, Mien Ahmad
Al Anshory, Dafi
Issue Date: 2019
Publisher: IPB University
Abstract: Bermain atau melakukan permainan merupakan kegiatan yang mendominasi kehidupan anak-anak. Interaksi anak-anak dengan permainan menarik untuk dikaji karena di dalamnya mengandung berbagai aspek budaya, sosial, hingga botani. Permainan tradisional diartikan sebagai permainan yang menggunakan alat atau bahan sederhana dalam memainkannya, salah satunya adalah tumbuhan. Penggunaan tumbuhan dalam permainan dapat dikaji menggunakan ilmu etnobotani. Masyarakat Eks Karesidenan Surakarta dikenal sebagai masyarakat yang masih kental dengan kebudayaan Jawa, sehingga dengan sendirinya permainan tradisional di wilayah tersebut mengandung nilai budaya setempat. Perubahan teknologi dapat mendorong perubahan permainan tradisional yang dimainkan anak-anak. Berkurangnya interaksi anak-anak dengan permainan tradisional menyebabkan mulai menghilangnya permainan tradisional di masyarakat. Dampak terburuknya yakni masyarakat akan kehilangan salah satu warisan budaya lokalnya. Masalah lainnya yakni seiring dengan berkurangnya pengetahuan permainan tradisional di masyarakat, belum banyak dilakukan penelitian yang berhubungan dengan permainan tradisional di Jawa Tengah khususnya Eks Karesidenan Surakarta. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui macam dan jumlah permainan tradisional yang pernah ada dan menghitung persentase permainan tradisional dari tumbuhan yang masih bertahan, mengungkapkan pemanfaatan tumbuhan dalam permainan tradisional, menjelaskan sebab menghilangnya permainan tradisional, serta mampu memberikan saran yang perlu diterapkan guna mencegah hilangnya permainan tradisional. Penelitian dilakukan di 4 lokasi yakni di desa Kalisoro (lereng gunung), desa Karangpandan (pedalaman), desa Karangmojo (pedesaan), dan kelurahan Jagalan (perkotaan). Pengumpulan informasi permainan tradisional menggunakan metode wawancara semi terstruktur kepada informan yang dipilih. Informan pertama yang diwawancarai merupakan orang tua (>50 tahun) yang dipilih menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah informan orang tua di lereng gunung (32 orang), pedalaman (24 orang), pedesaan (20 orang), perkotaan (20 orang). Setelah mendapat informasi awal, dilakukan wawancara dengan anakanak (5-14 tahun) untuk melihat perbedaan informasi jenis permainan tradisional di masyarakat. Jumlah informan anak-anak di lereng gunung (51 anak), pedalaman (40 anak), pedesaan (40 anak), perkotaan (32 anak). Penggalian pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan tumbuhan dalam permainan tradisional menggunakan metode wawancara open ended yang dilanjutkan dengan metode jelajah untuk mengetahui kondisi tumbuhan di setiap lokasi. Hubungan sosial budaya masyarakat dalam mempertahankan permainan tradisional yang meliputi pola pewarisan permainan tradisional hingga akibatan menghilangnya permainan tradisional dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dengan data kuantitatif. Jumlah permainan tradisional menggunakan tumbuhan yang pernah ada yakni 49 jenis permainan yang menyebar di masing-masing lokasi: lereng gunung (25 jenis), pedalaman (23 jenis), pedesaan (34 jenis), dan perkotaan (10 jenis). Permainan tradisional kini mengalami penurunan di masyarakat dengan jumlah permainan tradisional yang diketahui anak-anak lereng gunung 14 jenis (39%), pedalaman 10 jenis (28%), pedesaan 7 jenis (19%), perkotaan 5 jenis (14%). Beberapa macam permainan tradisional berbahan tumbuhan antara lain: permainan bunyi-bunyian, permainan bertema senjata, permainan bertema transportasi, permainan bertema perhiasan, permainan bertema kecantikan, permainan bertema peran, permainan siklus kehidupan, dan permainan yang mengandalkan ketangkasan. Terdapat kecenderungan dalam pemanfaatan tumbuhan permainan tradisional untuk menggunakan tanaman budidaya, tumbuhan yang tumbuhan di pekarangan, hingga bagian yang sering digunakan dalam permainan adalah daun. Ciri khas pemanfaatan tumbuhan dalam permainan tradisional antara lain: perbedaan lokasi menyebabkan perbedaan dalam menggunakan jenis tumbuhan, jumlah terbesar tumbuhan dalam permainan tradisional terletak di pedesaan, tanaman yang sering digunakan dalam permainan tradisional adalah pisang. Ketersediaan tumbuhan mampu mempengaruhi eksistensi permainan tradisional di masyarakat. Tumbuhan yang jumlahnya melimpah mendorong anak-anak untuk sering menggunakannya dalam permainan. Kondisi lainnya, tumbuhan yang sudah jarang ditemukan menyebabkan anak-anak meninggalkan permainan tersebut atau menggantinya dengan tumbuhan jenis lain. Terdapat tiga macam pola dalam pewarisan permainan tradisional yakni teman sepermainan, orang tua, dan lingkungan/alam yang saling mempengaruhi. Teman sepermainan dan orang tua merupakan jalan untuk berbagi informasi permainan tradisional, sedangkan lingkungan/alam merupakan penyedia tumbuhan sebagai bahan permainan. Penyebab menghilangnya permainan tradisional dari tumbuhan di masyarakat dikarenakan sulitnya ditemukan tumbuhan sebagai bahan permainan, ketidaktahuan anak-anak tentang permainan tradisional, jarangnya anak-anak bermain bersama di luar rumah, permainan tidak dimainkan oleh teman sebaya, dan terutama maraknya gawai. Menghilangnya permainan tradisional dapat berdampak pada kehidupan anak-anak terutama pada kemampuan motorik, kreatifitas, hingga kemampuan bertahan hidup di alam.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100706
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019daa.pdf
  Restricted Access
20.85 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.