Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100206
Title: Studi Degreening Menggunakan Etefon dan Metode Penyimpanan pada Jeruk Keprok (Citrus reticulata Blanco) Garut.
Authors: Poerwanto, Roedhy
Efendi, Darda
Tiara, Dede
Issue Date: 2019
Publisher: IPB University
Abstract: Buah jeruk tidak berwarna jingga dan tidak seragam merupakan masalah yang terjadi pada buah jeruk lokal di Indonesia. Umur simpan yang rendah membuat kualitas buah cepat menurun ketika berada di penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan warna jingga dan mempertahankan kualitas pada buah jeruk keprok Garut melalui metode degreening dan penyimpanan yang efektif. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan. Percobaan pertama bertuajuan untuk mendapatkan metode terbaik dalam aplikasi degreening dengan menggunakan etefon untuk menghasilkan warna jingga pada jeruk keprok Garut. Hasil dari percobaan pertama digunakan sebagai metode aplikasi degreening pada percobaan kedua. Percobaan kedua bertujuan untuk mendapatkan waktu inkubasi setelah degreening sebelum penyimpanan dan metode penyimpanan yang tepat untuk meningkatkan warna jingga dan mempertahankan kualitas jeruk keprok Garut. Percobaan pertama dilakukan pada bulan Juli- Agustus 2016 dan percobaan kedua dilakukan pada bulan Maret – April 2018. Rancangan yang digunakan pada percobaan pertama adalah rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari lima taraf, yaitu buah yang tidak diberi aplikasi degreening atau kontrol, kombinasi waktu perendaman 30 detik dan suhu larutan etefon 13 ± 1 ºC , kombinasi waktu perendaman 30 detik dan suhu larutan etefon ambient (27 ± 1 ºC), kombinasi waktu perendaman 60 detik dan suhu larutan etefon 13 ± 1 ºC, dan kombinasi waktu perendaman 60 detik dan suhu larutan etefon ambient (27 ± 1 ºC ). Percobaan kedua menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu waktu inkubasi setelah degreening sebelum penyimpanan dan metode penyimpanan. Faktor waktu inkubasi setelah degreening sebelum penyimpanan terdiri dari tiga taraf, yaitu tanpa waktu inkubasi, waktu inkubasi selama dua hari, dan waktu inkubasi selama empat hari. Faktor metode penyimpanan terdiri dari empat taraf, yaitu tidak dililin dan disimpan pada suhu ruang (29 ± 1 ºC), tidak dililin dan disimpan pada suhu 18 ± 1 ºC, dililin dan disimpan pada suhu ruang (29 ± 1 ºC), serta dililin dan disimpan pada suhu 13 ± 1 ºC. Percobaan pertama menunjukan perlakuan kombinasi waktu perendaman dan suhu larutan etefon dapat meningkatkan warna jingga pada kulit jeruk keprok Garut dibandingkan dengan kontrol. Warna jingga pada kulit jeruk keprok Garut dapat dilihat dengan meningkatnya nilai citrus color index (CCI) dan menurunnya nilai ºhue. Nilai CCI tertinggi dan ºhue dihasilkan oleh perlakuan kombinasi waktu perendaman selama 30 detik dan suhu larutan 27 ± 1 ºC, dengan nilai CCI 9.01 dan ºhue 66.46. Rendahnya kandungan total klorofil dan terbentuknya karotenoid pada buah yang diberi aplikasi degreening merubah warna kulit buah jeruk keprok Garut dari hijau ke jingga. Aplikasi degreening tidak mempengaruhi susut bobot buah, padatan terlarut total (PTT), asam tertitrasi total (ATT) dan vitamin C. Percobaan kedua menunjukan waktu inkubasi setelah degreening sebelum penyimpanan dan metode penyimpanan mempengaruhi nilai CCI dan ºhue yang merupakan penilaian parameter warna jingga pada jeruk keprok Garut. Waktu inkubasi selama empat hari dapat meningkatkan warna jingga pada kulit jeruk 5 keprok Garut yang dapat dilihat dengan nilai CCI tertinggi dan nilai ºhue terendah, yaitu berturut-turut 9.2 dan 65.6 pada hari ke-27 setelah penyimpanan. Metode penyimpanan tidak dililin dan disimpan pada suhu 18 ± 1 ºC dapat meningkatkan warna jingga pada kulit jeruk Garut dengan nilai CCI 10.5 dan nilai ºhue 63.0 pada hari ke-27 setelah penyimpanan. Waktu inkubasi setelah degreening tidak berpengaruh pada persentase susut bobot buah namun berpengaruh pada kadar air kulit jeruk keprok Garut. Buah tanpa waktu inkubasi setelah degreening memiliki kadar air tertinggi dibandingkan dengan buah yang diberi waktu inkubasi setelah degreening. Buah yang diberi perlakuan pelilinan dan penyimpanan pada suhu 18 ± 1 ºC memiliki persentase susut bobot yang lebih rendah dan kadar air kulit yang lebih tinggi dibandingkan dengan buah yang tidak diberi pelilinan dan disimpan pada suhu ruang. Buah yang diberi waktu inkubasi setelah degreening selama empat hari memiliki kandungan PTT tertinggi dibandingkan dengan buah yang diberi waktu inkubasi setelah degreening lainnya pada hari ke-24. Buah yang tidak diberi pelilinan baik disimpan pada suhu ruang atau suhu 18 ± 1 ºC memiliki PTT yang lebih tinggi dibandingkan buah yang diberi pelilinan pada hari ke-24. Waktu inkubasi setelah degreening dan metode penyimpanan tidak berpengaruh pada ATT tapi buah yang diberi waktu inkubasi (dua hari dan empat hari) memiliki kandungan vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan buah yang tidak diberi waktu inkubasi setelah degreening pada hari ke-12. Waktu inkubasi selama empat hari setelah degreening sebelum penyimpanan memiliki persentase buah busuk yang paling kecil. Buah yang disimpan pada suhu 18 ± 1 ºC dapat menurunkan persentase busuk buah.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100206
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019dti1.pdf
  Restricted Access
18.7 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.