Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100200
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSobir-
dc.contributor.advisorWirnas, Desta-
dc.contributor.advisorSusilo, Agung Wahyu-
dc.contributor.authorWuriandani, Adinda-
dc.date.accessioned2019-12-10T00:46:16Z-
dc.date.available2019-12-10T00:46:16Z-
dc.date.issued2019-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100200-
dc.description.abstractCekaman kekeringan merupakan salah satu masalah dalam pertanaman maupun produksi kakao. Cekaman kekeringan dapat mengakibatkan perubahan tanaman baik dari morfologi, fisiologi, biokimia, dan molekuler. Kekeringan akan berdampak bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta ketidakseimbangan metabolisme oksidatif. Dampak cekaman kekeringan pada tanaman kakao dapat diatasi dengan menggunakan klon unggul atau hibrida unggul yang memiliki toreransi terhadap cekaman kekeringan. Studi pewarisan terhadap toleransi cekaman kekeringan pada tanaman kakao masih terbatas. Penelitian mengenai studi pewarisan toleransi terhadap cekaman kekeringan pada tanaman kakao perlu dilakukan untuk mendapatkan genotipe hibrida kakao toleran cekaman kekeringan. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui karakter morfologi yang dapat digunakan untuk seleksi. Pendekatan molekuler dengan gen APX digunakan untuk mengkonfirmasi karakter toleransi terhadap cekaman kekeringan pada tanaman kakao. Berdasarkan hasil penelitian, tanaman pada kondisi tercekam menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang lebih lambat dibandingkan dengan tanaman dalam kondisi normal. Karakter yang berkaitan dengan sistem perakaran berkaitan dengan respon tanaman terhadap cekaman kekeringan. Berdasarkan hasil analisis ragam menggunakan desai persilangan NC II (North Carolina II), karakter terkait cekaman kekeringan dikendalikan oleh aksi gen aditif. Pola dominan berpengaruh terhadap karakter bobot basah akar dan rasio akar/tajuk. Genotipe persilangan Sulawesi 3 x ICCRI 09 menunjukkan nilai DGK (daya gabung khusus) terbaik pada karakter diameter batang, bobot basah akar, dan bobot kering tajuk. Hasil analisis sekuen DNA gen APX, gen APX teramati merupakan gen APX sitosolik. Dengan basa nukleotida yang dapat membedakan tetua toleran T (timin) dan rentan A (adenin). Asam amino yang dihasilkan pada tetua toleran F (phenylalanine) dan pada tetua rentan I (isoleucine).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPlant biotechnologyid
dc.subject.ddcTolerance charactersid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcJember-Jawa Timurid
dc.titleIdentifikasi Karakter Morfologi dan Molekuler Toleransi Kekeringan pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordekaman kekeringanid
dc.subject.keywordDGKid
dc.subject.keywordNC IIid
dc.subject.keywordpola pewarisanid
dc.subject.keywordDGUid
dc.subject.keywordgen APXid
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019awu.pdf
  Restricted Access
54.91 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.