Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100191
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorWachjar, Ade-
dc.contributor.advisorSupijatno-
dc.contributor.advisorSulistyono, Eko-
dc.contributor.authorBrata, Agung Ari-
dc.date.accessioned2019-12-06T07:36:32Z-
dc.date.available2019-12-06T07:36:32Z-
dc.date.issued2019-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100191-
dc.description.abstractPenanaman tebu (Saccharum officinarum L.) di lahan kering mengalami hambatan dalam pembudidayaannya yaitu ketersediaan air yang terbatas. Ketersediaan air di lahan kering mengandalkan hujan untuk irigasi tanaman tebu. Oleh karena itu, cekaman kekeringan pada tanaman tebu selalu terjadi pada fase awal pertumbuhan sehingga dapat menurunkan baik produksi maupun produktivitas. Pupuk organik dapat menjadi solusi dalam membantu tanaman untuk bertahan pada kondisi cekaman kekeringan yang diharapkan dapat mempertahankan baik produksi maupun produktivitas tanaman selama cekaman kekeringan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik terhadap respon morfologi dan fisiologis tebu di bawah cekaman kekeringan pada fase awal pertumbuhan. Percobaan dilakukan di rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor-Dramaga pada April - Juli 2019. Penelitian menggunakan stek batang satu tunas (bud chip) yang disusun dengan Rancangan Acak Lengkap dua faktor. Faktor pertama adalah kombinasi pupuk organik dan anorganik terdiri atas 100% organik, 75% organik + 25% anorganik, 50% organik+ 50% anorganik, 25% organik + 75% anorganik dan 100% anorganik. Faktor kedua adalah taraf irigasi yaitu 100% kapasitas lapangan dan 60% kapasitas lapangan (cekaman kekeringan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pupuk organik-anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap peubah-peubah yang diamati kecuali luas daun dan kadar gula daun. Terdapat pola yang serupa diantara peubah-peubah morfologi dan fisiologi dalam merespon pupuk 50% organik + 50% anorganik, yaitu menunjukkan nilai tertinggi dibandingkan dengan pupuk lainnya. Cekaman kekeringan pada 60% kapasitas lapang secara signifikan menurunkan pertumbuhan tanaman tebu berdasarkan respon morfologi dan fisiologi tanaman tebu. Terdapat interaksi antara perlakuan kombinasi pupuk organik-anorganik dan taraf irigasi terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan kadar gula daun. Kombinasi pupuk 50% organik + 50% anorganik dapat mempertahankan tinggi tanaman, jumlah daun dan kadar gula daun pada kondisi tercekam kekeringan di fase awal pertumbuhan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAgronomyid
dc.subject.ddcSugar caneid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleRespon Morfologi dan Fisiologi Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) pada Kondisi Cekaman Kekeringan dengan Pemberian Pupuk Organikid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordCekaman abiotikid
dc.subject.keywordfisiologiid
dc.subject.keywordkualitas tanahid
dc.subject.keywordlahan keringid
dc.subject.keywordmorfologiid
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019aab.pdf
  Restricted Access
16.46 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.