Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100143
Title: Sensitivitas dan Spesifisitas Food Recall serta Food Frequency Questionnaire dalam Memprediksi Hipertensi pada Wanita Vegetarian di Bali
Authors: Riyadi, Hadi
Anwar, Faisal
Astuti, Widya
Issue Date: 2019
Publisher: IPB University
Abstract: Hipertensi dikenal dengan sebutan silence killer, hal ini disebabkan karena tidak menunjukan tanda dan gejala. Berdasarkan data WHO (2013), hipertensi merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung (45%)dan stroke (51%). Data Riskesdas 2018 menunjukan prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2013 sebesar 25.8% dan meningkat menjadi 34.1% di tahun 2018 (Kemenkes 2018). Sementara itu prevalensi di Provinsi Bali pada tahun 2018 19%, sedangkan rata-rata prevalensi hipertensi berdasarkan rentang usia 40-65 tahun pada wanita sebesar 30%. Salah satu cara untuk menurunkan angka prevalensi hipertensi adalah dengan merubah pola konsumsi. Salah satu perubahan yang dapat dilakukan adalah dengan menerapakan diet vegetarian. Perubahan pola konsumsi dapat membantu menurunkan resiko dari hipertensi. Adventisth Health Study-2 menunjukan vegetarian diet berkaitan dengan penurunan kematian akibat dari penyakit jantung dimana salah satu penyebab terjadinya penyakit jantung adalah hipertensi (Orlich et al. 2013). Perbedaan kedua pola konsumsi dari kedua group ini dapat dilihat dari kebiasaan makan setiap individu. Kebiasaan makan setiap ini individu dapat diketahui dengan menggunakan metod recall 2x24 jam dan food frequency questionnaire (FFQ). Penilaian kedua metode tersebut menggunakan penilaian food consumption score (FCS). Setiap jenis pangan dari setiap metode tersebut akan dimasukan kedalam 9 kategori pangan yang ada pada food consumption score (FCS), total skor yang diperoleh akan dibandingkan dan dihitung sensitivitas dan spesifisitas dari kedua metode tersebut. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik subjek terkait usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pola konsumsi, pengetahuan gizi dan kesehatan, status gizi, gaya hidup, sensitivitas dan spesifisitas dari metode recall dan food frequency questionnaire dan hubungan antara gaya hidup dengan status gizi dan status kesehatan pada kelompok subjek lakto vegetarian dan non vegetarian. Desain penelitian yang digunakan adalah metode cross-sectional study. Penelitian ini menggunakan sebagian data penelitian Sutiari et al. (2018) dengan judul Dietary Pattern, Protein Quality, Nutritional Status And Health Status In Vegetrian dan Non vegetarian Community Group In Bali yang didanai oleh Neys-van Hoogstraten Foundation. Penelitian ini bertempat di Provinsi Bali. Penelitian pada subjek lakto vegetarian bertempat di Kabupaten Badung (Asharm Krisna dan Saipoja) dan untuk subjek non vegetarian di Kota Denpasar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2018. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 80 wanita dengan rentang usia 40-65 tahun. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer meliputi karakteristik sosial ekonomi, kebiasaan makan, status gizi, status kesehatan, gaya hidup (kebiasaan merokok dan konsumsi kopi dan minuman beralkohol), pengetahuan gizi dan kesehatan terkait hipertensi. Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara menggunakan kuesioner. Data kebiasaan makan diperoleh menggunkan kuesioner food recall 24 jam selama 2 kali dan food frequency questionaire. Data antropometri, level Hb, dan tekanan darah diperoleh melalui pengukuran langsung. Hasil penelitian menunjukan rata-rata usia subjek lakto vegetarian berkisar 49 tahun dan subjek kelompok non vegetarian 53 tahun. Besar keluarga kelompok subjek lakto vegetarian termasuk kedalam kategori kecil, kelompok non vegetarian termasuk kedalam kategori sedang. Tiga puluh lima persen kelompok lakto vegetarian memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar dan 40% kelompok non vegetarian memiliki tingkat pendidikan sarjana. Mayoritas kedua kelompok subjek memiliki perkerjaan sebagai wisraswata, dan mempunyai pendapatan berkisar 1.2 -1.8 juta rupiah. Kelompok subjek lakto vegetarian mempunyai status gizi yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok subjek non vegetarian ditandai dengan rata-rata IMT sebesar 24.5 kg/m2, dan lingkar pinggang 80.9 cm. Sebanyak 70% dari kelompok subjek lakto vegetarian termasuk kedalam kategori anemia disebabkan karena rendahnya konsumsi pangan sumber protein hewani. Kelompok lakto vegetarian mempunyai risiko hipertensi lebih rendah disebabkan karena tingginya konsumsi pangan sumber serat. Gaya hidup dari kelompok subjek lakto vegetarian lebih baik dibandingkan dengan kelompok subjek non vegetarian. Sementara pengetahuan gizi dan kesehatan kedua kelompok subjek termasuk kedalam kategori baik. Kelompok subjek lakto vegetarian mempunyai frekuensi konsumsi sayuran dan buah lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok subjek non vegetarian. Metode recall mempunyai nilai sensitifitas 86.6% dan nilai spesifisitas 4%, cukup tinggi dalam memprediksi hipertensi pada kelompok non vegetarian. Metode food frequency questionnaire mempunyai nilai sensitifitas 83.3% dan nilai spesifisitas 21.4%, cukup tinggi dalam memprediksi hipertensi. Kedua metode tersebut dapat digunakan dalam memprediksi hipertensi. Hasil uji beda menunjukan terdapat perbedaan pada status gizi, status kesehatan, dan asupan zat gizi (energi, protein, lemak, serat, natrium, vitamin B12, dan vitamin C) pada kedua kelompok subjek (p<0.05). Uji beda menunjukan tidak ada perbedaan nyata antara gaya hidup, dan asupan karbohidrat pada kedua kelompok subjek (p>0.05). Tidak terdapat hubungan antara gaya hidup dengan status gizi dan status kesehatan pada kedua kelompok subjek (p>0.05).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100143
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019was.pdf
  Restricted Access
22.98 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.