Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100029
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorKolopaking, Lala M-
dc.contributor.advisorSjaf, Sofyan-
dc.contributor.authorDamayanti, Elia Damayanti-
dc.date.accessioned2019-11-20T07:48:57Z-
dc.date.available2019-11-20T07:48:57Z-
dc.date.issued2019-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100029-
dc.description.abstractDigitalisasi terutama di bidang ekonomi merubah perusahaan keuangan konvensional menjadi berbasis teknologi finansial atau tekfin. Salah satu teknologi finansial yang sedang banyak digunakan di pedesaan adalah layanan P2P Lending yaitu layanan simpan pinjam dengan platform digital layaknya lembaga keuangan konvensional, dengan kelebihan tanpa agunan dan memiliki akses antar ruang. Adanya fasilitas tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat UMKM pedesaan khususnya perempuan yang sebagian besar mengalami kesulitan dalam mengajukan pinjaman. Hingga saat ini layanan platform P2P Lending memiliki bentuk group lending dan personal lending. Pada dasarnya keduanya memberikan kemudahan bagi perempuan baik dalam menyediakan bantuan modal usaha. Di lain pihak, meskipun kelompok perempuan yang sudah mampu menggunakan teknologi dengan baik, pada kenyataannya teknologi keuangan tersebut tidak selalu memberikan dampak positif pada usaha anggota kelompok. Oleh karena itu perlu diketahui apa saja faktor-faktor yang menentukan penguatan usaha milik perempuan dengan startup group lending maupun personal lending. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sebab tidak selalu pemanfaatan teknologi finansial dapat meningkatkan penguatan usaha milik perempuan serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penguatan usaha milik perempuan dengan startup group lending maupun personal lending. Komunitas antara kedua pengguna aplikasi pinjaman group lending dan personal lending memiliki adalah perempuan pedesaan yang rata-rata hanya tamat Sekolah Dasar, pasif terhadap informasi, dan merupakan komunitas berdasarkan kekerabatan dan domisili. Sedangkan komunitas pengguna aplikasi pinjaman dengan sistem personal adalah perempuan urban pendidikan tinggi, usia muda, dan memiliki komunitas maya atau yang disebut sebagai komunitas cyber yang dibentuk berdasarkan kebutuhan atau kepentingan usaha. Sedangkan aplikasi yang digunakan dengan sistem group pada umumnya adalah jenis pinjaman dengan model Ekonomi Bersama yang dipantau setiap minggunya oleh pendamping kelompok dan ketua kelompok. Berbeda dengan sistem personal lending yang menjalankan pinjaman secara mandiri, sistem group lending memiliki kelebihan dengan sistem tanggung renteng; yaitu sistem iuran untuk membayar kekurangan anggota kelompok untuk menjamin pengembalian dana dari peminjam kepada investor. Dibandingkan dengan aplikasi personal yang menggunakan kecerdasan buatan untuk menilai kelayakan peminjam, aplikasi dengan sistem group menggunakan sistem kekerabatan dan kebersamaan sebagai jaminan masingmasing anggotanya. Studi ini menemukan fakta bahwa penggunaan teknologi finansial belum efektif untuk penguatan usaha bagi mitra dengan sistem group lending. Hal ini disebabkan; usaha yang dilakukan bukanlah usaha utama; pinjaman uang lebih kepada pemenuhan hasrat hunger of money dengan budaya konsumtif serta pihak startup hanya sebagai penyedia modal yang tidak dibarengi dengan pemberdayaan kepada mitra perempuan dengan baik. Sedangkan pada sistem personal lending teknologi finansial memberi dampak positif terhadap penguatan usaha milik perempuan meskipun masih terdapat kesulitan mendapat pinjaman dengan berbagai syarat khususnya pada aplikasi personal lending untuk usaha, tidak adanya kontrol sosial juga membuat kurangnya loyalitas mitra terhadap aplikasi. Baik aplikasi group lending maupun personal lending juga hanya berperan sebagai penyedia modal dan tidak dibarengi dengan pelatihan, pendampingan serta penyediaan informasi untuk penguatan usaha milik perempuan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi penguatan usaha milik perempuan pada kelompok mitra aplikasi P2P lending dengan sistem group lending adalah karakteristik individu dan modal sosial dalam kelompok. Sedangkan pada mitra dengan sistem personal lending, faktor yang mempengaruhi penguatan usaha milik perempuan adalah teknologi finansial.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcRural Sociologyid
dc.subject.ddcFinancial Technologyid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Sosiologi Tentang Teknologi Finansial dan Penguatan Usaha Milik Perempuan di Era Digitalid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordTeknologi finansialid
dc.subject.keywordmodal sosialid
dc.subject.keywordusaha milik perempuanid
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019eda.pdf
  Restricted Access
25.87 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.