Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100002
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorHardinsyah-
dc.contributor.advisorPalupi, Eny-
dc.contributor.authorAmrinanto, Ahmad Hisbullah-
dc.date.accessioned2019-11-20T02:22:24Z-
dc.date.available2019-11-20T02:22:24Z-
dc.date.issued2019-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100002-
dc.description.abstractSalah satu kearifan budaya makan di Indonesia yang masih ada hingga sekarang adalah budaya makan lalapan masyarakat Sunda. Masyarakat Sunda percaya konsumsi lalapan mampu meningkatkan kehalusan dan kelembutan kulit mereka. Lalapan merupakan sayur-sayuran yang mengandung β-karoten yang berperan dalam mengatur kualitas kulit. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui mengetahui tingkat kebiasaan makan lalapan pada masyarakat Sunda, hubungannya dengan asupan dan kadar β-karoten, serta persepsi kualitas kulit. Penelitian cross sectional ini dilakukan di desa Gunung Malang dan desa Leuweung Kolot, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sekitar 30 wanita Sunda sehat dengan usia antara 30-49 tahun dipilih secara purposive dan diukur berat dan tinggi badan mereka. Mereka diwawancarai mengenai budaya makan lalapan, kebiasaan makan lalapan, persepsi kualitas kulit setelah mengonsumsi lalapan, dan konsumsi lalapan menggunakan semi quantitative food frequency questionnaire (SQ-FFQ) selama satu bulan terakhir. Sekitar 30% dari total subjek dipilih untuk dianalisis kadar β-karoten darah mereka. Hubungan antar variabel dianalisis menggunakan uji rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis lalapan daun yang banyak dikonsumsi adalah kubis/kol untuk lalapan segar dan daun singkong untuk lalapan yang diolah. Sementara itu, untuk lalapan buah yang banyak dikonsumsi adalah ketimun dan buncis untuk lalapan segar dan yang diolah. Sebagian besar alasan masyarakat Sunda mengonsumsi lalapan adalah karena lalapan mampu membuat makanan menjadi lebih enak (98.33%) dan manfaat yang paling banyak dirasakan adalah lalapan mampu meningkatkan nafsu makan mereka (95.00%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 61.67% biasa makan lalapan ≥3 kali perminggu dan 51.67% subjek merasakan manfaat pada kulit mereka setalah mengonsumsi lalapan. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat hubungan positif antara tingkat kebiasaan makan lalapan dengan asupan β-karoten kadar β-karoten darah, dan persepsi kualitas kulit serta terhadapat hubungan yang positif antara asupan β-karoten dengan persepsi kualitas kulit. Kebiasaan dan budaya makan lalapan merupakan kearifan lokal budaya di Masyarakat Sunda yang dapat meningkatkan asupan zat gizi khususnya β-karoten yang bermanfaat bagi kesehatan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcNutritionid
dc.subject.ddcEating habitid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleTingkat Kebiasaan Makan Lalapan Masyarakat Sunda, Hubungannya dengan Asupan dan Kadar β-Karoten, serta Persepsi Kualitas Kulit.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordβ-karotenid
dc.subject.keywordkebiasaan makanid
dc.subject.keywordlalapanid
dc.subject.keywordpersepsi kualitas kulitid
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019aha.pdf
  Restricted Access
23.82 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.