Model Kebijakan Aksesibilitas Angkutan Umum yang Berkelanjutan di Kota Sukabumi.
View/ Open
Date
2019Author
Hermawan, I Made Arka
Sitorus, Santun R.P
Machfud
Mansyur, Umar
Poerwo, Poernomosidhi I.F.
Metadata
Show full item recordAbstract
Studi tentang teknik, strategi, kebijakan, serta rencana aksi guna
pengembangan angkutan umum khususnya aksesibilitas angkutan umum telah
banyak dilakukan, namun hingga saat ini kondisi angkutan umum khususnya
angkutan perkotaan masih banyak menghadapi permasalahan yang sampai saat ini
belum terselesaikan. Kondisi pelayanan yang dapat dilihat dari karakteristik
operasional masih menunjukkan kinerja yang kurang baik. Tingkat operasi,
frekuensi, usia kendaraan, kecepatan masih dibawah standar minimal.
Pengembangan aksesibilitas angkutan umum tentunya harus mempertimbangkan
tingkat keberlanjutannya, bukan saja aspek ekonomi yang menjadi bahan
pertimbangan, namun aspek sosial, aspek lingkungan, dan aspek kelembagaan dan
hukum juga perlu dipertimbangkan. Pengembangan aksesibilitas angkutan umum
merupakan kepentingan yang dirasakan oleh berbagai pihak, seperti: masyarakat
sebagai pengguna, operator angkutan, dan pemerintah sebagai regulator, sehingga
diperlukan suatu model kebijakan aksesibilitas angkutan umum secara menyeluruh
dan dinamis dengan mempertimbangkan berbagai dimensi pembangunan
berkelanjutan.
Tujuan utama penelitian ini adalah merumuskan kebijakan aksesibilitas
angkutan umum yang berkelanjutan, dengan 4 (empat) tujuan khusus. Tujuan
pertama menganalisis status keberlanjutan aksesibilitas angkutan umum dengan
menggunakan kriteria dan indikator aksesibilitas transportasi berkelanjutan, tujuan
kedua merumuskan aksi-aksi kegiatan prioritas aksesibilitas angkutan umum di
Kota Sukabumi, tujuan ketiga merancang model kebijakan aksesibilitas angkutan
umum dengan sistem dinamis dan tujuan keempat menyusun arahan kebijakan
peningkatan aksesibilitas angkutan umum yang berkelanjutan.
Penelitian ini mengambil studi kasus di Kota Sukabumi, yang merupakan
salah satu kota dengan pertumbuhan yang cukup pesat di Provinsi Jawa Barat.
Lingkup penelitian aksesibilitas angkutan umum yang diamati dibatasi pada
aksesibilitas angkutan umum. Penelitian dilaksanakan selama 30 bulan (September
2016 sampai dengan Maret 2019). Alat yang digunakan antara lain: komputer,
kuesioner, Microsoft Excel 2016, Expert Choice 2000, Super Decisions dan
Powersym Studio 2005.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
pendekatan kesisteman dengan menggunakan metode analisis Multi Dimensional
Scalling (MDS) yang terdiri dari aplikasi Rapfish (Rapid Apraisal for Fisheries)
dan Pairwise Comparison Analysis (PCA). Teknik pengambilan sampel
menggunakan metode expert survey dengan melakukan wawancara mendalam (indepth
interview) kepada 15 responden yang telah ditentukan secara sengaja
(purposive sampling). Focus Group Discussion (FGD) dilakukan di Kota Bekasi
dan Kota Sukabumi sebanyak 2 (dua) kali yaitu Bulan Januari 2017 dan Agustus
2017.
v
Hasil FGD menghasilkan 4 (empat) kriteria dan 19 indikator aksesibilitas
angkutan umum berkelanjutan. Indikator aksesibilitas tersebut digunakan untuk
mengukur status keberlanjutan aksesibilitas angkutan umum Kota Sukabumi. Hasil
analisis status keberlanjutan aksesibilitas angkutan umum di wilayah penelitian
dengan menggunakan MDS adalah termasuk kategori kurang berkelanjutan dengan
nilai indeks multikriteria sebesar 49,07. Nilai indeks multikriteria adalah rata-rata
dari 4 kriteria yaitu ekonomi (nilai indeks 46,14), sosial (nilai indeks 23,58),
lingkungan (nilai indeks 82,95), serta kelembagaan dan hukum (nilai indeks 43,61).
Kriteria sosial memiliki nilai indeks keberlanjutan yang paling rendah atau tidak
berkelanjutan, sedangkan kriteria lainnya yaitu kriteria ekonomi serta kelembagaan
dan hukum masuk kategori kurang berkelanjutan. Kriteria lingkungan termasuk
satu-satunya kriteria dengan status indeks keberlanjutan baik. Hasil analisis dengan
Rapfish mengidentifikasi 19 indikator kunci untuk pengembangan aksesibilitas
angkutan umum berkelanjutan berdasarkan penilaian stakeholders.
Identifikasi terhadap 19 indikator kunci keberlanjutan tersebut untuk masingmasing
kriteria kemudian dijabarkan dalam sub-sub kriteria dan masing-masing sub
kriteria diuraikan kedalam aksi kegiatan priorits guna meningkatkan indeks tingkat
keberlanjutan masing-masing kriteria. Analisis dengan menggunakan pairwise
comparison akan diketahui kegiatan-kegiatan yang wajib dilaksanakan
sebagaimana bobot masing-masing kegiatan.
Perancangan model dinamik pengembangan aksesibilitas angkutan umum
berkelanjutan kota menggunakan simulasi 20 tahun. Model dinamik pengembangan
aksesibilitas angkutan umum berkelanjutan terdiri dari 5 (lima) sub model yaitu:
sub model biaya operasi kendaraan, sub model tarif angkutan umum, sub model
jumlah penduduk orang dewasa, sub model tingkat penggunaan angkutan umum,
dan sub model konsumsi bahan bakar. Nilai indeks keberlanjutan tersebut dapat
ditingkatkan sejalan dengan program atau aksi yang akan pemerintah lakukan untuk
peningkatan keberlanjutan aksesibilitas angkutan umum. Peningkatan nilai indeks
keberlanjutan sejalan dengan simulasi model dilakukan untuk 4 (empat) skenario,
yaitu: skenario do nothing, pesimis, moderat, dan optimis. Beberapa parameter
model yang dintervensi adalah peningkatan persentase orang menggunakan
angkutan umum, faktor muat kendaraan, kapasitas angkut kendaraan, kecepatan
lalu lintas, dan frekuansi angkutan umum. Skenario terpilih adalah skenario optimis
dengan berbagai intervensi kebijakan yang sangat mungkin dilaksanakan.
Arah kebijakan prioritas pengembangan aksesibilitas angkutan umum
berkelanjutan adalah: kebijakan bidang ekonomi melalui optimalisasi biaya operasi
kendaraan melalui subsidi bahan bakar minyak untuk angkutan umum dan juga
subsidi suku cadang angkutan umum. Sedangkan kebijakan bidang sosial lebih
menitikberatkan peningkatan jumlah pengguna angkutan umum melalui
peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan angkutan umum dengan menerapkan
Standar Pelayanan Minimal pengelolaan angkutan umum.