Analisis pendapatan dan efisiensi ekonomi usahatani jamur tiram putih di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor: pendekatan stochastic production frontier
Abstract
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk melihat tingkat efisiensi serta
pendapatan usahatani jamur tiram putih berdasarkan permasalahan produksi jamur
yang tidak seimbang dengan tingkat permintaannya di kawasan Puncak. Secara
rinci tujuan penelitian adalah menganalisis pendapatan usahatani jamur tiram
putih dan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi
jamur tiram di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor serta menganalisis efisiensi
teknis, alokatif, dan ekonomisnya. Metode yang digunakan adalah analisis
pendapatan usahatani, analisis fungsi produksi stochastic frontier, dan fungsi dual
cost. Fungsi produksi stochastic frontier digunakan untuk mengidentifikasi faktorfaktor
produksi dan tingkat efisiensi teknis, sedangkan fungsi dual cost digunakan
untuk menentukan efisiensi alokatif dan ekonomis.
Hasil penelitian diperoleh bahwa biaya total yang dikeluarkan oleh petani
dalam satu periode produksi sebesar Rp 68,705,848 dengan rincian biaya tunai
dan tidak tunai masing-masing sebesar Rp 59,965,379 dan Rp 8,740,468. Nilai
penerimaan tunai adalah sama dengan penerimaan total sebesar Rp 94,503,305
(tidak terdapat penerimaan diperhitungkan) sehingga dapat diperoleh R/C rasio
atas biaya tunai sebesar 1.58 dan R/C rasio atas biaya total sebesar 1.38. Variabelvariabel
yang berpengaruh nyata pada fungsi produksi jamur tiram model A serta
model B (pemangkasan variabel dari model A) adalah serbuk gergaji, tenaga
kerja, dan dummy tepung jagung, sedangkan variabel baglog hanya pada model A.
Faktor manajemen berpengaruh nyata terhadap efek inefisiensi teknis.
Nilai rata-rata efisiensi teknis (Kopp), alokatif, dan ekonomis petani
responden masing-masing bernilai 0.821, 0.802, 0.648. Hal ini menunjukkan
bahwa usahatani jamur tiram di kawasan Puncak cukup efisien secara teknis atau
alokatif namun belum efisien secara ekonomis. Berdasarkan nilai rata-rata dari
ketiga efisiensi tersebut, diketahui bahwa rata-rata petani di daerah penelitian
memiliki peluang untuk meningkatkan efisiensi teknis Kopp sebesar 17.59 persen
dengan menerapkan keterampilan dan teknik budaya oleh petani yang paling
iii
efisien, serta petani dapat menghemat 33.14 dan 28.98 persen jika mencapai
tingkat petani yang paling efisien secara alokatif dan ekonomis. Selain itu, petani
yang paling tidak efisien, memiliki peluang sebesar 42.77 persen untuk efisiensi
teknis serta dapat menghemat 76.77 dan 79.12 persen jika mencapai tingkat petani
paling efisien alokatif dan ekonomis.
Berdasarkan hasil penelitian, petani disarankan untuk memperbaiki faktor
manajemen pengelolaan yang sesuai dengan teknik budidaya secara efektif
terutama pada tahap sterilisasi dan tahap inokulasi serta menghemat biaya melalui
penggunaan input secara efisien. Petani juga disarankan cermat dalam
menggunakan input produksinya terutama untuk serbuk gergaji dan tenaga kerja.
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor diharapkan dapat memberikan
informasi secara jelas kepada petani jamur mengenai teknik budidaya jamur yang
efektif dan efisien serta memberikan rujukan tempat-tempat penjualan input
produksi yang berkualitas agar produksi jamur tiram putih dapat ditingkatkan.
Selain itu, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor juga diharapkan
menjadi fasilitator dalam pelatihan budidaya tiram putih yang diperuntukkan bagi
tenaga kerja yang kurang terampil.