Analisis Pengaruh Literasi Keuangan terhadap Aksesibilitas Kredit Formal pada Perdesaan Kalimantan Barat
Abstract
Pendalaman layanan keuangan bagi masyarakat perdesaan perlu menjadi perhatian karena Indonesia memiliki 83,931 desa. Pada konteks kepemilikan akun di lembaga keuangan oleh penduduk perdesaan usia di atas 15 tahun, Indonesia masih tertinggal dari beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, Thailand serta negara Asia Timur lainnya (World Bank 2017). Kalimantan Barat memiliki jumlah desa terbanyak di wilayah Kalimantan, tingkat literasi keuangan provinsi tersebut juga berada di atas rata-rata nasional, namun nilai Dana Pihak Ketiga (DPK) dan posisi simpanan serta pinjamannya mengalami perlambatan pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara literasi keuangan terhadap aksesibilitas kredit formal, dan mengetahui faktor sosial ekonomi yang dapat memengaruhi kedua hal tersebut dalam lingkup perdesaan. Analisis melalui model probit menunjukkan hasil bahwa literasi keuangan berpengaruh signifikan dan positif terhadap aksesibilitas kredit formal. Faktor sosial ekonomi yang memengaruhi aksesibilitas kredit formal diantaranya tingkat pendidikan, ukuran keluarga, dan penggunaan smartphone. Analisis menggunakan model tobit menunjukkan hasil bahwa tingkat literasi keuangan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu tingkat pendidikan, usia, dan pengeluaran.