Pengembangan Pekarangan pada Lanskap Permukiman Organik dan Permukiman Terencana di Riparian Sungai Ciliwung, Kota Bogor
View/ Open
Date
2019Author
Jesica, Jennie
Kaswanto
Arifin, Hadi Susilo
Metadata
Show full item recordAbstract
Riparian adalah bagian dari sungai yang berkontribusi terhadap pelestarian
ekosistem. Area riparian berkontribusi pada lingkungan lokal dan regional antara
ekosistem darat dan perairan. Area riparian sangat sensitif dan seringkali
terdegradasi oleh pemukiman manusia. Keberadaan ruang hijau di riparian sungai
memiliki banyak fungsi untuk menjaga kualitas udara, mencegah erosi tepian
sungai, menyaring polusi udara, menyediakan habitat bagi berbagai spesies, dan
meningkatkan kualitas visual. Pekarangan sebagai bagian dari pemukiman mampu
berkontribusi pada pelestarian sungai sebagai bagian dari ruang hijau. Penelitian ini
dilaksanakan di tiga zona riparian pada dua jenis pemukiman, pemukiman organik
dan pemukiman terencana. Zona tersebut diwakili oleh: bagian atas (Kelurahan
Katulampa); bagian tengah (Kelurahan Babakan Pasar dan Kelurahan Sempur); dan
bagian bawah (Kelurahan Kedunghalang). Tujuan penelitian ini adalah untuk
memetakan karakteristik pekarangan kedua jenis permukiman, menghasilkan
konsep pengelolaan pekarangan yang ada saat ini, memetakan preferensi
masyarakat mengenai pekarangan, dan menghasilkan konsep pengelolaan
pekarangan yang berkelanjutan di riparian Sungai Ciliwung Bogor.
Data dikumpulkan pada bulan Desember 2018 hingga Mei 2019. Melalui
pengukuran dengan citra satelit, secara umum ditemukan hasil struktur ekologi pada
Kelurahan Katulampa didominasi oleh struktur alam seluas 366.17 ha (78.58%),
Kelurahan Babakan Pasar didominasi oleh struktur buatan sebesar 26.36 ha
(77.52%), Kelurahan Sempur didominasi oleh struktur buatan sebesar 17.10 ha
(56.65%), dan Kelurahan Kedunghalang didominasi oleh struktur buatan sebesar
139.44 ha (74.57%). Terdapat 60 sampel rumah, melalui survei lapang diketahui
bahwa pola orientasi permukiman organik cenderung membelakangi sungai,
sedangkan permukiman terencana cenderung menghadap sungai. Permukiman
organik dan permukiman terencana, keduanya memiliki lahan yang terbatas untuk
dimanfaatkan sebagai pekarangan. Produksi tanaman pekarangan di sepanjang
Sungai Ciliwung, Kota Bogor memiliki produktivitas lahan yang tinggi.
Permukiman organik memiliki rata-rata indeks Shannon-Wiener sebesar 3.76,
sedangkan permukiman terencana sebesar 4.11. Namun, kedua permukiman ini
memiliki pola penggunaan tanaman yang berbeda.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa pihak pengelola pekarangan pada
kedua jenis permukiman yang berada di riparian sungai dominan laki-laki. Jenis
komoditas pekarangan mempengaruhi pola pemeliharaan pekarangan masyarakat.
Pekarangan yang tidak hanya berisi tanaman, tapi juga ada kolam ikan dan ternak
biasa dilakukan pemeliharaan yang terpola. Demikian pada pengelolaan sampan
pekarangan. Terjadi perputaran unsur hara dengan penempatan kolam ikan dan
kandang ternak pada pekarangan. Uji korelasi Pearson menunjukkan terdapat
hubungan antara karakteristik responden dengan preferensi masyarakat terhadap
kesesuaian fungsi Sungai Ciliwung, pemahaman akan pentingnya peran masyarakat
penting dalam upaya pelestarian Sungai Ciliwung, partisipasi dalam pengembangan
pekarangan untuk kontribusi bagi Sungai Ciliwung, dan partisipasi berkelanjutan
dalam kelestarian lingkungan di riparian Sungai Ciliwung. Selain itu, uji korelasi
menunjukkan terdapat juga hubungan antara karakteristik responden dengan
persepsi masyarakat mengenai perlunya wadah beraktivitas di sekitar bangunan
rumah, tanaman menghadirkan keindahan rumah, pemanfaatan pekarangan untuk
beragam komoditas, produk pekarangan untuk mendukung kebutuhan subsisten,
dan pemanfaatan pekarangan bagi pemilik dan sekitarnya. Hasil studi disusun
menjadi tipologi pekarangan masing-masing lokasi sebagai bahan pertimbangan
untuk memperbaiki ekosistem pemukiman di riparian Sungai Ciliwung, Kota
Bogor.
Collections
- MT - Agriculture [3772]