Pemetaan Habitat Dasar Perairan Dangkal Pulau Lancang menggunakan Citra Satelit WorldView-2 dengan Pengamatan Lapang Unmanned Aerial Vehicle (UAV).
View/ Open
Date
2019Author
Nurhidayat, Widi
Siregar, Vincentius Paulus
Agus, Syamsul Bahri
Metadata
Show full item recordAbstract
Banyaknya pembangunan di pulau pulau kecil berdampak pada berbagai
aspek, salah satunya adalah sumberdaya perairan yang ada di pulau itu. Perlunya
data lapang untuk validasi data citra, mengharuskan peneliti melakukan
pengamatan langsung ke lapang. Medan survei yang sulit dilalui akan menghambat
pengamatan. Pemotretan udara menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV)
menjadi salah satu teknologi alternatif untuk mendapatkan citra dengan resolusi
spasial tinggi dengan resiko terhadap surveyor yang rendah. Akusisi data UAV
dengan ketinggian 50 m di atas permukaan air, menghasilkan citra beresolusi
spasial tinggi yaitu 2 cm. Foto udara di-mozaik dan menghasilkan 3 citra di 3 bagian
Pulau Lancang Besar (bagian barat laut, timur dan selatan pulau) dengan overlap
tiap foto sebesar 75%. Metode identifikasi penutupan dasar perairan menggunakan
software CPCe (Coral Point Count with Excel Extentions. Sementara citra drone
diidentifikasi visual. Untuk pengkelasan digunakan skema klasifikasi klaster
dissimilarity analysis oleh Bray and Curtis dengan nilai ketidakmiripan 40%.
Dilakukan koreksi geometrik image to image dengan acuan citra UAV dan koreksi
atmosferik dark pixel substraction. Klasifikasi dengan citra Worldview-2
membandingkan ketepatan identifikasi foto udara sebanyak 115 titik dengan foto
transek 1x1 meter sebanyak 101 titik. Metode klasifikasi berbasis piksel maximum
likelihood dengan 6 kelas; karang mati rubble (KMR), lamun (LM), makro alga
(MA), pasir (PS), rubble (RB), dan rubble pasir (RP) dan menghasilkan nilai
akurasi sebesar 79.2%. Hasil dari klasifikasi menggunakan foto udara tidak
seakurat foto bawah laut, tetapi dapat menggambarkan kondisi perairan dangkal
secara umum.