Strategi Pengelolaan Kawasan Mangrove Berkelanjutan di Pesisir Randutatah, Kecamatan Paiton, Jawa Timur
View/ Open
Date
2019Author
Syamsuddin, Nurmujahidah
Santoso, Nyoto
Diatin, Iis
Metadata
Show full item recordAbstract
Ekosistem mangrove merupakan wilayah yang berperan sebagai peralihan
antara daratan dan lautan. Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologi, sosial
ekonomi dan fisik. Menurunnya kualitas dan kuantitas hutan mangrove telah
mengakibatkan dampak yang sangat mengkhawatirkan, seperti abrasi yang
meningkat, penurunan tangkapan perikanan, intrusi air laut, dan lainnya. Kawasan
mangrove di Desa Randutatah terletak Kecamatan Paiton, Kabupaten
Probolinggo, Provinsi Jawa Timur memiliki luas ± 11 ha. Masyarakat Desa
Randutatah berfokus pada pengelolaan tambak, dan mengabaikan mangrove di
Desa tersebut bahkan cenderung merusak mangrove dengan mengambil ranting
untuk kayu bakar, pakan ternak, dll.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran, kerapatan dan kondisi
vegetasi mangrove serta mengetahui jenis-jenis fauna dan kelimpahan biota air,
menganalisis kondisi sosial, tata nilai, ekonomi dan peran stakeholder serta
merumuskan strategi pengelolaan kawasan mangrove. Analisis yang digunakan
meliputi analisis flora, fauna, biota air, analisis nilai manfaat langsung, persepsi
masyarakat, analisis stakeholder, serta analisis SWOT untuk mengetahui strategi
pengelolaan yang sesuai dengan ekosistem mangrove Randutatah.
Hasil penelitian menunjukkan ekosistem mangrove didominasi jenis
Rhizophora stylosa dengan nilai INP tertinggi pada kategori anakan dan pohon.
Mangrove di stasiun 1,2,3,4 dan 6 dikategorikan baik dengan kerapatan sangat
padat, sedangkan stasiun 5 termasuk kategori baik dengan kerapatan sedang. Hasil
pengamatan fauna di kawasan ditemukan 2 jenis mamalia, 34 jenis burung, 7
jenis herpetofauna, dan 9 jenis serangga. Di perairan Randutatah didominasi oleh
fitoplankton kelas bacillariophyceae.
Kuantifikasi pemanfaatan langsung ekosistem mangrove yang dilakukan
masyarakat dari jenis manfaat perikanan (ikan dan kepiting), manfaat kayu bakar
dan ranting mangrove mencapai Rp 20 573 394 per tahun. Kondisi sosial
ekonomi masyarakat menunjukkan rendahnya tingkat pendidikan dan pendapatan
masyarakat sehingga menyebabkan pemanfaatan mangrove yang tidak sesuai
dengan konsep keberlanjutan pengelolaan lingkungan. Rekomendasi strategi
pengelolaan mangrove yaitu meminimalkan faktor ancaman dengan
memanfaatkan kekuatan yang dapat dilakukan melalui; a) Pengelolaan mangrove
kearah sektor ekowisata dan pembuatan usaha pembibitan, b) Konservasi
kawasan melalui penetapan zonasi pengelolaan mangrove dan perlindungan jenis
satwa yang tergolong rentan
Collections
- MT - Professional Master [887]