Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Rakyat di Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi NTT
View/ Open
Date
2019Author
Taus, Igniosa
Hardjomidjojo, Hartrisari
Raharja, Sapta
Metadata
Show full item recordAbstract
Bisnis peternakan perlu dikembangkan untuk mendukung program
ketahanan pangan yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia. Kebutuhan
daging sapi di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan
peningkatan impor dari negara tetangga Indonesia dengan jumlah penduduk lebih
dari 250 juta yang memerlukan ketahanan pangan dan terpenuhinya kebutuhan
daging sapi. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk peringkat lima besar
sentra populasi sapi potong terbesar di Indonesia. Kabupaten Timor Tengah Utara
(TTU) adalah salah satu daerah di provinsi NTT yang dikenal sebagai "Gudang
Ternak". Populasi sapi di Kabupaten TTU sebanyak 98.631 ekor dan mengalami
peningkatan cukup tinggi pada tahun 2015 sebanyak 117.784 ekor atau 19.42 %.
Pada periode tahun 2011-2015, rata-rata pertambahan populasi sapi di Kabupaten
TTU dapat mencapai 4.6 % setiap tahunnya.
Studi ini bertujuan untuk merancang beberapa strategi untuk
mengembangkan peternakan sapi di kabupaten TTU. Data dikumpulkan dengan
observasi dan mewawancarai tujuh responden ahli yang terdiri dari lima peternak,
Kepala Dinas Peternakan dan Penyuluh Peternakan. Data sekunder diperoleh dari
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Departemen Peternakan, dokumentasi sebagai
data pendukung. Metode faktor identifikasi digunakan untuk mengetahui faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan peternakan sapi di
Kabupaten TTU. Evaluasi faktor internal dan eksternal digunakan untuk menilai
besarnya pengaruh faktor. Internal-External matrix analysis (IE) digunakan untuk
merumuskan beberapa strategi berdasarkan posisi bisnis. SWOT digunakan untuk
membuat beberapa strategi dan strategi dipilih menggunakan AHP.
Hasil dari penelitian ini adalah peternakan sapi di kabupaten TTU berada
pada kuadran empat yang artinya posisi tumbuh dan bina. Kepala Dinas
Peternakan merupakan aktor yang sangat berperan penting dalam keberlanjutan
strategi yang ada. Strategi yang tertinggi adalah strategi Integrasi dengan prioritas
strategi yang dilakukan adalah penambahan UPTD dan koperasi di setiap titik
daerah potensial, kedua memberikan pelatihan teknologi budidaya sapi secara
periodik dan upaya penyediaan petugas pendamping tingkat desa.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2209]