Peranan Modal Sosial Masyarakat Penambang Emas Dalam Mempertahankan Tambang Ilegal Di Taman Hutan Raya Sulawesi Tengah
View/ Open
Date
2019Author
Amelia, Nur Rizky
Kartodiharadjo, Hariadi
Sundawati, Leti
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengukuhan Tahura Sulteng, pemberian izin kontrak karya kepada PT. Citra
Palu Mineral (CPM) untuk menambang di kawasan Tahura Sulteng serta
munculnya tambang ilegal yang dikelola oleh masyarakat Poboya menyebabkan
perbedaan perspektif antara pemerintah dan masyakat. Perbedaan perspektif ini
memunculkan konflik. Perspektif tata kelola hutan oleh masyarakat sangat
berhubungan dengan modal sosial yang dimiliki masyarakat. Modal sosial
dipercaya mampu mencegah dan menyelesaikan konflik Tetapi modal sosial saja
tidak cukup untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dalam masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengidentifikasi dan menilai karakteristik
individu dan kondisi modal sosial masyarakat dalam mengelola kawasan terkait
pertambangan emas di Tahura Sulteng (2) Menganalisis bentuk perlawanan,
faktor pembentuk dan aksi perlawanan masyarakat dalam mempertahankan
tambang emas (3) Menganalisis hubungan antara modal sosial dengan konflik dan
perlawanan masyarakat dalam mempertahankan tambang (4) Merumuskan strategi
yang paling sesuai dalam rangka pengelolaan kawasan terkait pertambangan di
Tahura Sulteng.
Penelitian ini dilakukan di tambang Poboya yang berada dalam kawasan
Tahura Sulawesi Tengah melalui wawancara mendalam, pengamatan terlibat dan
studi literatur. Data dianalisis secara deksriptif kualitatif Kajian modal sosial
masyarakat di tambang Poboya menggunakan konsep modal sosial Uphoff (2000)
yaitu unsur─unsur berupa jaringan, norma, kepercayaan dan kepedulian.
Perlawanan penambang di analisis menggunakan teori perlawanan Scott (1993)
yang dibagi menjadi tiga oleh Cahyono (2012) yaitu aksi perlawanan diam─diam,
aksi perlawanan konfrontatif dan aksi perlawanan negosiatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun modal sosial yang dimiliki
masyarakat penambang pada kategori sedang namun dapat mendorong
perlawanan masyarakat terhadap upaya penutupan tambang oleh pemerintah. Hal
tersebut dipengaruhi oleh adanya common knowledge bahwa tambang merupakan
satu-satunya sumber penghasilan mereka dan dukungan tokoh adat dan tokoh desa
yang menjadi symbollic power, sehingga dapat menggerakkan aksi kolektif
masyarakat penambang.
Collections
- MT - Forestry [1373]