Dampak Tutupan Lahan Terhadap Peningkatan Curah Hujan di Palangkaraya Menggunakan Back-Trajectory Massa Udara.
Abstract
Interaksi dan pengaruh tutupan lahan terhadap pola curah hujan di Indonesia masih belum diketahui dengan jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami hubungan antara tutupan lahan dan pola curah hujan di Kota Palangkaraya. Interaksi antara atmosfer dengan berbagai jenis tutupan lahan menggunakan trajektori mundur massa udara yang melewati permukaan yang direpresentasikan oleh Leaf area index (LAI) dan evapotranspirasi (ET) mampu menjelaskan keterkaitan antara parameter atmosfer dan permukaan. Trajektori massa udara dianalisis menggunakan data permukaan, ketinggian tekanan, dan geopotensial dari ECMWF. Data permukaan berupa LAI dan ET dihasilkan dari produk MODIS MOD15A2H dan model GLDAS. Keterpaparan massa udara oleh LAI dan ET dari hasil trajektori massa udara selanjutnya diregresikan dengan curah hujan di Kota Palangkaraya. Kondisi LAI dan evapotranspirasi memengaruhi curah hujan melalui proses biokimia dan biofisik meliputi jejak gas, fluks energi, momentum, dan kelembaban. Pada penelitian ini, ditunjukan hubungan eksponensial kedua parameter permukaan terhadap curah hujan di Kota Palangkaraya. Hubungan keterpaparan massa udara oleh LAI dapat meningkatkan curah hujan di Palangkaraya pada R-squared 52.66% (40.49%) di bulan-bulan basah (kering) dan ET pada R-squared 62.74% (49.64%) di bulan-bulan basah (kering). Hasil uji t dan uji P menunjukan hubungan signifikan dari LAI dan ET terhadap peningkatan curah hujan pada bulan-bulan basah dan kering. Nilai ET sebesar 622.85 mm dari total 1004.6 mm curah hujan berkontribusi terhadap peningkatan 62% curah hujan pada bulan basah dan nilai ET sebesar 115.28 mm dari total 235.3 mm curah hujan berkontribusi terhadap peningkatan 49% curah hujan pada bulan kering.