Optimalisasi Ruang dan Sumber Daya bagi Gajah Sumatera dan Manusia di Lanskap Sumatera bagian Tengah
View/ Open
Date
2019Author
Sukmantoro, Yohanes Wisnu
Alikodra, Hadi Sukadi
Kartono, Agus Priyo
Efransjah
Metadata
Show full item recordAbstract
Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847) adalah
salah satu satwa penting Pulau Sumatera dan merupakan sub spesies gajah asia.
Statusnya saat ini masuk katagori critically endangered (CE) atau kritis menurut
IUCN tahun 2012. Sebagai salah satu satwa dilindungi di Indonesia, populasi dan
habitat gajah sumatera dalam tahap kritis di wilayah Sumatera akibat alih fungsi
lahan, konflik gajah-manusia dan perburuan. Tumpang tindih penggunaan lahan
oleh gajah dan manusia memunculkan konflik, sehingga kehidupan gajah dan
manusia tidak optimal. Penelitian ini memfokuskan pada konteks optimalisasi
gajah dan manusia untuk tujuan penurunan konflik diantara keduanya. Konsep
optimalisasi ini berdasarkan Charnov Marginal Value Theorem dari optimal
foraging pada spesies.
Penelitian berlangsung di 2 lokasi yaitu kantong gajah di Balai Raja dan
kantong gajah di Tesso Nilo. Keseluruhan lokasi berada di lanskap Sumatera
bagian Tengah (bagian Propinsi Riau). Tiga individu gajah betina dewasa yang
liar (Desma, Angelina dan Butet) dilibatkan dengan pemasangan GPS Collar yang
kemudian dipantau pergerakannya. Penelitian ini juga melibatkan 102 responden
masyarakat di Balai Raja dan 99 responden masyarakat di Tesso Nilo melalui
wawancara dan pemetaan posisi responden. Kemudian, pendataan berbagai
sumber daya (sumber daya yang dibutuhkan gajah, infrastruktur dan tutupan lahan
lain) dilakukan untuk melengkapi analisa data antara gajah, manusia dan sebaran
sumber daya. Tehnik analisa spektral warna citra landsat 8 OLI+, euclidean
distance untuk mengidentifikasi jarak gajah dan manusia terhadap sumber daya
dan penggunaan PCA (Principle Component Analysis) dan indeks Pianka, Jaccard
dan Jacob digunakan untuk mendukung dalam pembahasan mengenai optimalisasi
gajah manusia berdasarkan sumber daya. Kajian relung gajah dan manusia dan
preferensi habitat gajah dan manusia juga dilakukan untuk mendukung analisa
optimalisasi tersebut.
Dari hasil penelitian bahwa ke seluruh subyek observasi yaitu gajah dan
manusia di Balai Raja dan Tesso Nilo masih termasuk katagori yang optimal
berdasarkan akses ruang dan sebaran sumber daya. Optimalnya ruang bagi gajah
dan manusia karena jumlah sumber daya bernilai manfaat lebih banyak
dibandingkan sumber daya bernilai kerugian dan diperkuat beberapa sumber daya
yang termasuk katagori manfaat bagi keduanya.
Gajah dan manusia (masyarakat Balai Raja dan Tesso Nilo) memiliki
kesamaan relung dalam pemanfaatan sumber daya tetapi terjadi partisi relung
signifikan para ruang sumber daya tersebut. Dalam konteks ruang yang paling
optimal dan dalam hal lokasi-lokasi yang secara intensif dipilih Desma, Angelina
dan Butet, hutan alam, rawa, lahan terbuka dan akasia adalah lokasi-lokasi yang
paling dipilih oleh kelompok gajah ini. Sedangkan bagi masyarakat Balai Raja
dan Tesso Nilo, pemukiman dan semak menjadi lokasi yang intensif digunakan
oleh masyarakat dibandingkan sumber daya yang lain.
Gajah tidak bisa mengatur pola hidupnya berdasarkan pilihan–pilihan
manusia, karena pola hidup gajah akan mengikuti makanan atau segala sesuatu
yang dibutuhkan bagi gajah dan kelompoknya. Begitu pula dengan Desma,
Angelina dan Butet yang mengikuti pola sebaran sumber daya yang
dibutuhkannya. Untuk itu, perubahan status sumber daya yang bernilai kerugian
dapat dikontrol oleh inisiatif dan perubahan perilaku masyarakat ke arah nilai
manfaat seperti yang dilakukan sebagian pekebun ketela Balai Raja dan pekerja
HTI (Hutan Tanaman Industri) akasia. Kondisi ini mendorong optimalisasi karena
peningkatan nilai pada akumulasi bobot sumber daya yang berkatagori manfaat.
Dalam kaitannya dengan optimalisasi dan status sumber daya ternyata,
secara faktual di lapangan, optimalisasi tidak hanya pada tataran status saja,
karena ada pengaruh kualitas dan kuantitas sumber daya yang bernilai manfaat
dan penghindaran gajah terhadap sumber daya tersebut karena juga diakses
manusia atau sebaliknya. Penelitian membuktikan bahwa, meskipun jumlah
kualitas sumber daya yang bernilai manfaat itu berlimpah, tetapi terjadi tumpang
tindih penggunaan sumber daya antara gajah dan masyarakat atau sumber daya
yang bernilai manfaat itu tidak dipilih bahkan dihindari oleh keduanya. Kondisi
gajah atau manusia menjadi tidak layak dalam mengakses sumber daya yang
bernilai manfaat tersebut.
Dalam konteks ini,gajah dan manusia menjadi kekurangan dalam
pemenuhan kehidupannya, karena kualitas dan kuantitas sumber daya tersebut
sangat terbatas atau karena konflik di lokasi-lokasi yang spesifik.Untuk itu,
Ruang-ruang sumber daya lain yang seharusnya menjadi pilihan gajah atau
manusia dikelola dengan berbagai intervensi habitat untuk memenuhi kebutuhan
gajah. Bagi gajah, intervensi habitat ini dilakukan agar gajah dan kelompoknya
dapat lebih menggunakan sumber daya yang bervariasi secara alami dalam luasan
dan waktu penggunaan.
Dalam penurunan konflik gajah-manusia, sumber daya–sumber daya
spesifik yang menjadi potensial tinggi bagi gajah diproteksi dan ditingkatkan
kualitas dan kuantitas untuk kebutuhan gajah secara optimal. Revitalisasi kawasan
dan pembinaan habitat pakan, mineral dan air bagi gajah menjadi target penting di
sumber daya ini. Kemudian di tipe sumber daya yang lain, aspek tata kelola kebun
atau pertanian dibangun oleh masyarakat terutama untuk membagi ruang dan
meminimalisir konflik misalnya menggunakan tanaman–tanaman ekonomi yang
tidak disukai gajah dan pengelompokkan pemukiman untuk memudahkan
melakukan mitigasi konflik. Intervensi habitat dan tanaman pertanian atau kebun
menjadikan gajah akan lebih intensif di lokasi-lokasi yang telah dipersiapkan
untuk pembinaan habitat untuk kebutuhan gajah.
Dalam konteks Charnov Marginal Value Teorem, kesatuan nilai manfaat
berdasarkan energi dan kerugian dalam konteks resiko dapat memperhitungkan
nilai optimal, sehingga diharapkan menjadi teori keempat Charnov Marginal
Value Teorem yang spesifik untuk optimalisasi berdasarkan konflik gajah–
manusia.
Collections
- DT - Forestry [343]