Analisis Perkembangan Wilayah, Keselarasan Penggunaan Lahan dengan Pola Ruang, dan Arahan Rencana Pengembangan wilayah Kabupaten Tangerang.
View/ Open
Date
2019Author
Rismawati, Iis
Sitorus, Santun R.P.
Darmawan
Metadata
Show full item recordAbstract
Kabupaten Tangerang sebagai salah satu Kawasan Metropolitan
Jabodetabekpunjur memiliki laju pertambahan penduduk rata-rata 1,03% per
tahun, perekonomian didominasi oleh sektor industri pengolahan yaitu pada tahun
2017 PDRB atas dasar harga konstan menempati porsi 39,02%. Kondisi tersebut
mempengaruhi penggunaan lahan di Kabupaten Tangerang terutama
bertambahnya luas permukiman dan industri yang juga mempengaruhi
perkembangan wilayah.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui tingkat perkembangan
wilayah, ketimpangan perkembangan wilayah dan faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat perkembangan wilayah di Kabupaten Tangerang; (2)
mengetahui tipologi wilayah dan keterkaitannya dengan tingkat perkembangan
wilayah di Kabupaten Tangerang; (3) mengevaluasi keselarasan penggunaan
lahan dengan pola Ruang RTRW dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
berdasarkan persepsi masyarakat di Kabupaten Tangerang; dan (4) menyusun
arahan rencana pengembangan wilayah di Kabupaten Tangerang. Analisis
dilakukan dengan metode skalogram, theil entrophy index, cluster,
tabulasi/frekuensi dan analisis deskriptif.
Tingkat perkembangan wilayah Kabupaten Tangerang berdasarkan hasil
analisis skalogram sebagian besar termasuk hierarki III (tingkat perkembangan
wilayah rendah) dan hierarki II (tingkat perkembangan wilayah sedang). Nilai
indeks ketimpangan perkembangan wilayah Kabupaten Tangerang berdasarkan
analisis theil entrophy index sebesar 0,0627, jumlah nilai ketimpangan di wilayah
utara lebih tinggi dari wilayah selatan dan berdasarkan wilayah perencanaan,
proporsi ketimpangan yang tertinggi terdapat di kecamatan yang menjadi Pusat
Pelayanan Kawasan (PPK) dan yang terendah di kecamatan yang dipromosikan
menjadi Pusat Kegiatan Lokal (PKL), kecamatan dengan nilai ketimpangan
tertinggi adalah kecamatan Jambe dan yang terendah adalah Kecamatan Pasar
Kemis. Faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi tingkat perkembangan
wilayah adalah persentase luas kawasan permukiman dan industri, jumlah indeks
fasilitas ekonomi, jumlah indeks fasilitas kesehatan, dan jumlah indeks fasilitas
pendidikan.
Tipologi wilayah Kabupaten Tangerang di wilayah utara hampir seluruhnya
berupa wilayah dengan ciri perdesaan yaitu wilayah didominasi oleh lahan tidak
terbangun, sedangkan di wilayah bagian selatan dengan ciri perkotaan yaitu
wilayah didominasi penggunaan lahan terbangun sebanyak 6 kecamatan dan
wilayah dengan ciri perdesaan sebanyak 7 kecamatan. Keterkaitan antara tipologi
wilayah dengan tingkat perkembangan wilayah berdasarkan hasil analisis korelasi
menunjukkan nilai korelasi sedang. Hal ini terlihat dari wilayah yang termasuk
tipologi wilayah dengan ciri perkotaan sebagian besar memiliki tingkat
perkembangan wilayah tinggi dan sedang.
Penggunaan lahan di Kabupaten Tangerang sebagian besar tergolong selaras
dan transisi hanya sebagian kecil yang tidak selaras dengan pola ruang RTRW.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya ketidakselarasan penggunaan lahan dengan
Pola Ruang RTRW berdasarkan persepsi masyarakat adalah kurangnya sosialisasi
kepada masyarakat, kedekatan dengan pusat ekonomi, jumlah fasilitas pendidikan,
penggunaan lahan sudah ada sebelum RTRW ditetapkan, tidak adanya perijinan,
mengikuti tempat tinggal keluarga, kedekatan dengan jalan, jumlah fasilitas
kesehatan, berpindahnya kepemilikan lahan, dan kebutuhan tempat tinggal.
Keterkaitan antara tingkat perkembangan wilayah dengan ketidakselarasan
penggunaan lahan menunjukkan nilai korelasi sedang namun bernilai negatif,
artinya semakin tinggi tingkat perkembangan wilayah maka ketidakselarasan
penggunaan lahan semakin kecil. Hal ini terlihat dari wilayah dengan persentase
nilai ketidakselarasan tinggi sebagian besar mempunyai tingkat perkembangan
wilayah rendah sampai dengan sedang.
Arahan rencana pengembangan wilayah terdiri atas prioritas I sampai
dengan V, wilayah yang diprioritaskan adalah wilayah kecamatan yang tingkat
perkembangannya rendah, mempunyai nilai ketimpangan tinggi, mempunyai ciri
perdesaan, dan persentase ketidakselarasan penggunaan lahan dengan pola ruang
yang tinggi. Kecamatan yang menjadi prioritas I sebanyak 7 kecamatan yaitu
Kecamatan Kronjo, Kemiri, Gunung Kaler, Jayanti, Rajeg, Pakuhaji, dan Solear.
dengan topografi
Collections
- MT - Agriculture [3772]