Peningkatan Mutu Kayu Jati Cepat Tumbuh dengan Perlakuan Mild Pyrolysis.
View/ Open
Date
2019Author
Kartikawati, Aprilia
Wahyudi, Imam
Pari, Gustan
Karlinasari, Lina
Metadata
Show full item recordAbstract
Kayu jati cepat tumbuh dari pohon umur 5‒15 tahun akan mendominasi
pasokan bahan baku kayu di masa depan karena kayu jati konvensional berkurang
dari tahun ke tahun. Sayangnya kualitas kayu jati yang demikian lebih inferior
dibandingkan kayu jati konvensional, sehingga teknik modifikasi kayu perlu
ditemukan untuk memodifikasi kualitasnya dan meningkatkan nilai tambah produk
mebel yang dihasilkan. Tujuan utama penelitian ini adalah menginvestigasi
pengaruh mild pyrolysis (MP) yang diterapkan pada sifat fisis-mekanis dan
keawetan kayu jati cepat tumbuh umur 5 dan 8 tahun dari hutan tanaman di sekitar
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Sampel kayu diambil dari bagian pangkal,
sementara pohon yang dipilih di tiap umur adalah 3 pohon yang berbeda. Perlakuan
panas, khususnya mild pyrolysis digunakan dalam penelitian ini karena ramah
lingkungan dan relatif murah.
Sampel kayu yang digunakan berupa kayu segar dengan ukuran yang sesuai
ukuran standar sebelum di MP. Perlakuan MP dilakukan dalam sebuah reaktor yang
dilengkapi dengan pemanas listrik dengan kombinasi suhu dan waktu 170, 200, dan
230 °C selama 4 dan 6 jam. Parameter yang diteliti terdiri dari kadar air, kerapatan,
berat jenis (BJ), stabilitas dimensi, perubahan tampilan kayu (warna, corak,
kekasaran permukaan, retak, cacat, struktur makro- dan mikroskopis, kristalinitas
selulosa, komponen kimia, modulus of elasticity (MOE), modulus of rupture
(MOR), tekan sejajar serat (TSS), kekerasan, dan keawetan kayu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu hasil mild pyrolysis tetap cocok
digunakan sebagai bahan baku pembuatan mebel. Rekomendasi perlakuan terbaik
adalah dipirolisis pada suhu 200 °C selama 4 jam karena menghasilkan peningkatan
stabilitas dimensi, MOE, MOR, TSS, dan ketahanan terhadap serangan rayap tanah;
kadar airnya sangat berkurang, kerapatan dan kekerasan menurun sedang hingga
besar. BJ kayu relatif konstan. Perubahan komposisi komponen kimia dinding sel
terutama hemiselulosa dan lignin serta kandungan ekstraktif memegang peran
penting terhadap perubahan pada semua parameter yang diteliti. Kayu terpirolisis
suhu rendah ini ternyata masih mengandung cacat terutama retak ujung, mudah
berubah bentuk, coraknya tidak jelas, kayu menjadi lebih gelap namun seragam,
dan permukaan kayu cenderung lebih kasar. Di tingkat mikroskopis, mild pyrolysis
mengakibatkan sel-sel penyusun kayu menyusut -kecuali pada perlakuan pada suhu
230 °C dimana mulai terjadi kerusakan dinding sel dan pori, sedangkan di tingkat
ultramikroskopik terjadi pengurangan derajat kristalinitas seiring dengan
peningkatan suhu dan waktu perlakuan. Pada suhu 230 °C sudah terjadi proses
pengarangan pada permukaan kayu.
Collections
- MT - Forestry [1415]