Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja Usahatani Kopi Lintong Sumatera Utara
Abstract
Kesadaraan konsumen kopi akan mutu kopi semakin meningkat.
Konsumen domestik dan internasional mulai meyakini bahwa kopi yang
berkualitas adalah kopi yang memiliki sertifikat. Oleh karena itu sertifikasi kopi
merupakan strategi penting untuk dapat meningkatkan ekspor kopi Indonesia.
Sumatera utara merupakan penghasil kopi arabika terbesar di Indonesia. Salah
satu jenis kopi arabika dari Sumatera Utara yang telah dikenal secara mendunia
yaitu Kopi Lintong yang berasal dari Kabupaten Humbang Hasundutan. Pada
kabupaten Humbang Hasundutan terdapat penerapan sertifikasi kopi C.A.F.E.
(Coffee and Farmer Equity) Practices.
C.A.F.E. Practices merupakan kerjasama yang dijalin antara Starbuck dan
Conservation International (CI) untuk mengembangkan dan menerapkan tata
kelola lingkungan yang berkelanjutan, pedoman sosial dan ekonomi untuk
mendapatkan kopi yang berkualitas. Insentif petani yang mengikuti sertifikasi
akan mendapatkan harga yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
(1) manganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan petani dalam
sertifikasi, (2) Menganalisis pengaruh sertifikasi terhadap kinerja usahatani Kopi.
Penelitian ini dilakukan menggunakan data primer dengan jenis data cross section.
Total jumlah petani kopi yang menjadi sampel penelitian ini 162 petani dengan
kriteria 81 petani yang mengikuti sertifikasi dan 81 petani yang tidak mengikuti
sertifikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mencapai tujuan
pertama adalah regresi logit dan metode propensity score matching (PSM) untuk
mencapai tujuan kedua. PSM dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
psmatch2 dan metode the nearest neighbor.
Berdasarkan analisis Logit faktor umur petani, luas lahan, jumlah
tanggungan keluarga dan pendapatan selain kopi secara signifikan mempengaruhi
keikutsertaan petani kopi dalam sertifikasi. Petani dengan umur yang lebih muda
cenderung lebih memilih mengikuti sertifikasi. Petani yang memiliki lahan kopi
yang lebih luas lebih memilih mengikuti sertifikasi. Petani dengan jumlah
tanggungan yang lebih banyak memilih mengikuti sertifikasi. Petani dengan
pendapatan selain kopi yang lebih besar memilih mengikuti sertifikasi.
Pengaruh sertifikasi berdasarkan analisis psmatch2 dengan metode the
nearest neighbor setelah balancing test didapat bahwa sertifikasi meningkatkan
biaya variabel sebesar Rp 4.154 juta/ha/thn, meningkatkan produktivitas sebesar
0.103 ton/ha/thn serta meningkatkan pendapatan kopi sebesar Rp 2.37 juta/ha/thn.
Hasil uji statistik menunjukkan sertifikasi meningkatkan biaya variabel secara
signifikan, sedangkan peningkatan produktivitas kopi dan pendapatan kopi tidak
signifikan. Implikasi kebijakan yang dapat diambil adalah peningkatan harga kopi
sertifikasi untuk dapat meningkatkan motivasi petani dalam menerapkan budidaya
berkelanjutan dan menutupi biaya variabel yang meningkat dikarenakan
sertifikasi.
Collections
- MT - Economic and Management [2970]