Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Pertumbuhan Bibit Klonal Kopi Robusta (Coffea canephora Pierre Ex. A. Froehner).
View/ Open
Date
2019Author
Erdiansyah, Novie Pranata
Wahjar, Ade
Sulistyono, Eko
Supijatno
Metadata
Show full item recordAbstract
Kekeringan yang ditimbulkan oleh kemarau panjang cukup banyak
menimbulkan kerugian bagi perkebunan kopi. Sebelum tahun 1982 terjadinya
kemarau panjang berulang setiap 10 tahun, tetapi sejak tahun 1982 – 1992 daur
tersebut menjadi 5 tahunan. Kondisi iklim beberapa waktu terakhir makin tidak
beraturan dan sulit diprediksi. Cara yang mudah dan efisien diterapkan untuk
mengurangi dampak kekeringan pada perkebunan kopi di Indonesia adalah
dengan menggunakan klon yang toleran terhadap cekaman kekeringan.
Tujuan penelitian adalah mengetahui respon bibit kopi Robusta terhadap
cekaman kekeringan pada fase bibit, mendapatkan klon kopi Robusta yang
memiliki ketahanan terhadap cekaman kekeringan pada fase bibit dan
mendapatkan kombinasi batang bawah dan batang atas yang toleran terhadap
cekaman kekeringan pada fase bibit.
Penelitian terdiri atas dua percobaan, yaitu yang pertama Respon
Pertumbuhan Bibit Empat Klon Kopi Robusta Akibat Cekaman Kekeringan dan
yang kedua Pertumbuhan Bibit Sambung Menggunakan Kombinasi Batang
Bawah dan Batang Atas dari Beberapa Jenis Kopi Toleran terhadap Cekaman
Kekeringan. Percobaan 1 menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua
faktor. Faktor pertama terdiri atas enam taraf kekeringan dengan cara pemberian
irigasi berdasarkan koefisien perlakuan dan nilai evaporasi permukaan air bebas,
yaitu: 0.5 Eo; 1.0 Eo; 1.5 Eo; 2.0 Eo; 2.5 Eo dan kontrol. Faktor kedua terdiri atas
4 jenis klon kopi Robusta yaitu: BP 308; BP 358; BP 409; BP 939. Percobaan ke
2 menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor. Faktor pertama
terdiri atas enam taraf kekeringan, yaitu: 0.5 Eo; 1.0 Eo; 1.5 Eo; 2.0 Eo; 2.5 Eo
dan kontrol. Faktor kedua terdiri atas 12 kombinasi batang bawah dan batang atas
yaitu: Arabika + BP 358; Arabika + BP 409; Arabika + BP 939;
Robusta + BP 358; Robusta + BP 409; Robusta + BP 939; Excelsa + BP 358;
Excelsa + BP 409; Excelsa + BP 939; BP 308 + BP 358; BP 308 + BP 409;
BP 308 + BP 939. Pengamatan dilakukan terhadap peubah pertumbuhan,
biomassa total, perakaran, dan anatomi daun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bibit kopi Robusta memerlukan air
yang cukup untuk dapat tumbuh baik. Irigasi sebesar 2.5 Eo cukup baik untuk
mendapatkan tinggi bibit, diameter batang dan jumlah pasang daun yang lebih
tinggi dibandingkan irigasi 0.5 – 2.0 Eo. Irigasi sebesar 0.5 Eo menyebabkan
pertumbuhan bibit terhambat. Pola respon pertumbuhan bibit kopi Robusta
terhadap pemberian irigasi mengikuti pola regresi linear, yaitu semakin tinggi
jumlah air yang diberikan pertumbuhan bibit semakin baik. Klon BP 409
merupakan klon yang paling toleran terhadap cekaman kekeringan. Mekanisme
toleransi BP 409 terhadap cekaman kekeringan adalah menebalnya lapisan lilin
dan jaringan palisade. Klon BP 939 memiliki toleransi yang lebih baik terhadap
cekaman kekeringan dibandingkan dengan klon BP 308 dan BP 358. Mekanisme
toleransi klon BP 939 terhadap cekaman kekeringan adalah menebalnya daun
ketika terjadi cekaman kekeringan. Kombinasi sambungan yang terbaik untuk
menghasilkan bibit kopi Robusta toleran terhadap cekaman kekeringan pada fase
bibit adalah kombinasi sambungan BP 939 dengan batang bawah Arabika,
Excelsa, dan setek BP 308, kombinasi sambungan BP 409 dan setek BP 308, serta
kombinasi sambungan BP 358 dengan batang bawah Arabika.
Collections
- MT - Agriculture [3682]