Model Spasial Potensi Deforestasi 2020 & 2024 dan Pendekatan Pencegahannya, Kabupaten Kutai Barat
Abstract
Kalimantan Timur periode 2006 – 2016 mengalami deforestasi rata-rata
pertahun sebesar 70.091,7 ha. Kabupaten Kutai Barat merupakan kabupaten
dengan kondisi wilayah tutupan hutan tinggi dengan laju deforestasi tinggi.
Penggerak roda perekonomian utama di Kabupaten Kutai Barat merupakan
tambang barubara dan perkebunan kelapa sawit, dimana kedua sektor ini
merupakan pendorong utama deforestasi yang terjadi di Kalimantan Timur.
Tujuan dari penelitian ini adalah Membuat model spasial distribusi potensi
deforestasi tahun 2020 dan 2024, Analisa faktor pendorong deforestasi, menyusun
dan memetakan pendekatan penurunan deforestasi.
Pemodelan deforestasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
MaxEnt dan Zonation. Pemodelan menggunakan data sampel deforestasi dari peta
tutupan lahan/hutan tahun 2009, 2013 dan 2016 dan data spatsial variabel
lingkungan diantaranya: jarak dari jalan, jarak dari permukiman, jarak dari
deforestasi sebelumnya, elevasi, RTRW, konsesi perkebunan sawit, konsesi HPH,
konsesi HTI, konsesi tambang dan kepadatan penduduk. Laju deforestasi
dihitung dengan menggunakan formula Puyravaud (2003) dan digunakan untuk
menduga potensi deforestasi pada tahun 2020 dan 2024. Faktor pendorong
deforestasi dianalisa dari hasil matrik perubahan hutan dan lahan. Pendekatan
strategi pencegahan atau pengurangan deforestasi dengan overlay hasil pemodelan
potensi deforestasi tahun 2020 & 2024 dengan peta pola ruang RTRW.
Model yang dihasilkan memilki kinerja yang bagus dengan nilai AUC 0,873
dengan standar deviasi 0,023. Hasil validasi menunjukan akurasi yang sangat
bagus untuk prediksi luasan yang akan terdeforestasi sebesar 94%, akurasi
distribusi spasial model sebesar 31%. Variabel lingkungan yang memiliki
kontribusi cukup tinggi terhadap hasil pemodelan adalah jarak dari deforestasi
sebelumnya 37,4%, konsesi perkebunan sawit sebesar 26,9% dan jarak dari
permukiman sebesar 14,1%.
Potensi deforestasi di kabupaten Kutai Barat dengan menggunakan laju
deforestasi sebesar 2,46%, kabupaten Kutai Barat berpotensi terdeforestasi
sebesar 85.908 ha dari tahun 2016 sampai 2020 dan 171.778 ha sampai tahun
2024. Kebutuhan lahan untuk perkebunan sawit, lahan pertanian, kebun karet,
HTI dan tambang menjadi pendorong terjadinya deforestasi. Perkebunan sawit,
kebun karet, lahan pertanian dan tambang juga menjadi pendorong tidak lansung
terjadinya deforestasi di kabupaten Kutai Barat. Pendekatan pencegahan
deforestasi berdasarkan kawasan pada pola ruang RTRW Kabupaten Kutai Barat.
Pemberian izin perhutanan social diharapkan dapat mencegah potensi deforestasi
sampai 120.861 ha yang berada pada KBK Hutan Produksi, KBK Hutan Produksi
Terbatas dan Hutan Lindung. Program intensifikasi penggunaan lahan masyarakat
diharapkan dapat memberkan kontribusi pengurangan deforestasi sebesar 30.316
ha pada KBNK Pertanian Lahan Kering. Penerapan KBKT pada KBNK
Perkebunan diharapkan dapat mencegah potensi deforestasi sebesar 20.120 ha.