Keragaman dan Respon Ketahanan Phalaenopsis amabilis (L.) Blume Hasil Iradiasi Protocorm terhadap Dickeya dadantii
View/ Open
Date
2019Author
Putri, Halida Adistya
Sukma, Dewi
Sudarsono, Sudarsono
Purwito, Agus
Metadata
Show full item recordAbstract
Phalaenopsis amabilis (L.) Blume merupakan salah satu anggrek asli
Indonesia. Anggrek spesies ini merupakan tetua penting dalam kegiatan pemuliaan,
karena memiliki sepal dan petal yang berwarna putih. Warna tersebut dimanfaatkan
pemulia sebagai sumber warna putih untuk warna bunga anggrek hibrida yang
diinginkan oleh pemulia. Karakter yang tidak diinginkan pada anggrek spesies ini
adalah rentan terhadap penyakit busuk lunak. Penyakit ini dapat mematikan
tanaman secara cepat, sehingga menjadi kendala dalam budidaya tanaman.
Kerugian ekonomi juga merupakan dampak dari penyakit tersebut, karena anggrek
Phalaenopsis memiliki nilai ekonomi yang tinggi dalam komoditas anggrek.
Peningkatan keragaman genetik untuk memperbaiki karakter tersebut sangat
penting dilakukan. Penelitian ini melakukan induksi mutasi menggunakan iradiasi
sinar gamma untuk memperoleh karakter tanaman yang tahan terhadap penyakit
busuk lunak. Penelitian ini terbagi menjadi dua percobaan, yaitu: (1) keragaman
morfologi, stomata dan molekuler antar individu planlet Phalaenopsis amabilis (L.)
Blume hasil iradiasi protocorm dan (2) evaluasi metode inokulasi dan respon
ketahanan antar individu planlet Phalaenopsis amabilis (L.) Blume hasil iradiasi
protocorm terhadap Dickeya dadantii.
Keragaman yang dihasilkan dari perlakuan iradiasi perlu dilakukan analisis
keragaman yang terdapat pada anggrek Phal. amabilis. Iradiasi mutasi dilakukan
pada fase protocorm dan ditumbuhkan menjadi planlet. Terdapat lima populasi
planlet yang dievaluasi, yakni planlet tanpa iradiasi protocorm dan planlet hasil
iradisi protocorm sebesar 5, 10, 15 dan 20 Gy. Identifikasi keragaman dilakukan
berdasarkan karakter morfologi daun, stomata dan molekuler. Keragaman terdapat
pada semua karakter yang dievaluasi. Semua karakter morfologi daun yang
dievaluasi menunjukkan keragaman, kecuali tebal daun dan tekstur permukaan
daun. Keragaman juga terjadi pada karakter stomata, dimana beberapa individu
planlet memiliki kerapatan stomata yang rendah, ukuran stomata besar dan jumlah
kloroplas tinggi yang diindikasi merupakan tanaman poliploid. Keragaman yang
tinggi dihasilkan dari planlet hasil iradiasi protocorm baik pada keragaman
morfologi daun maupun stomata. Hasil tersebut menunjukkan iradiasi sinar gamma
melalui protocorm berhasil meningkatkan keragaman genetik anggrek Phal.
amabilis. Keragaman dikonfirmasi secara genetik melalui analisis molekur
menggunakan marka SNAP berbasis gen ketahanan yaitu Pto.
Analisis molekuler berdasarkan 11 lokus Pto menunjukkan terjadi
keragaman pada planlet kontrol maupun iradiasi. Keragaman terindikasi dengan
adanya perubahan alel pada bebrapa planlet di lokus-lokus tertentu. Keragaman
diindikasi berasal dari variasi somaklonal dan iradiasi sinar gamma. Keragaman
akibat variasi somaklonal terlihat dengan adanya kontrol yang memiliki perubahan
alel pada lokus tertentu. Keragaman akibat iradiasi juga ditemukan pada tanaman
hasil iradiasi yang juga mengalami perubahan alel pada lokus yang tertentu.
Berdasarkan pohon filogenetik dari 11 lokus Pto yang dievaluasi, planlet terbagi
menjadi tiga kelompok besar, dimana tanaman wild type sebagai outgroup.
Sebagian besar individu planlet berada pada kelompok IIIb. Hasil ini dapat
dimanfaatkan sebagai dasar pengelompokan individu berdasarkan kriteria
ketahanan planlet yang dievaluasi terhadap penyakit busuk lunak akibat infeksi
bakteri Dickeya dadantii.
Metode inokulasi dan uji ketahanan tanaman terhadap Dickeya dadantii
berhasil dilakukan dengan metode leaf disk assay. Berdasarkan evaluasi metode
inokulasi menunjukkan pelukaan jaringan merupakan cara bakteri dalam
menginfeksikan penyakit busuk lunak. Densitas bakteri yang dapat menginfeksikan
gejala busuk lunak adala OD600=0.2. Hasil densitasis tersebut dijadikan acuan untuk
menginfeksikan daun planlet hasil iradiasi yang dievaluasi. Terdapat empat kriteria
ketahanan tanaman yaitu tahan, agak rentan, rentan dan sangat rentan. Terdapat
empat tanaman yang tahan, dimana ketiga tanaman berasal dari iradiasi 5 Gy dan
satu tanaman kontrol. Hal tersebut menunjukkan iradiasi berhasil memperbaiki
karakter ketahanan anggrek spesies Phal. amabilis.
Evaluasi hasil sekuen Pto menggunakan marka SNAP dengan respon
ketahanan planlet yang dievaluasi menunjukkan belum terdapat lokus Pto yang
spesifik dari tanaman yang tahan terhadap busuk lunak. Pengelompokkan
berdasarkan pohon filogenetik menunjukkan tanaman yang tahan dan rentan masih
berada dalam satu kelompok. Hal ini mengindikasikan terdapat gen ketahanan lain
selain gen Pto yang berperan dalam ketahanan Phal. amabilis terhadap busuk lunak
akibat bakteri Dickeya dadantii. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk gen
ketahanan lain yang berpotensi menginduksi ketahanan Phal. amabilis terhadap
penyakit busuk lunak.
Collections
- MT - Agriculture [3781]